Malalai Joya (lahir 25 April 1979) adalah seorang politikus Afganistan yang kontroversial. Joya, bekas anggota Parlemen Afganistan, dipuji oleh sebagian pihak sebagai pembela hak-hak kaum perempuan namun dikecam secara terbuka oleh rekan-rekan sesame politikusnya karena kritiknya terhadap mereka yang dianggapnya sebagai “jawara perang” dalam pemerintahan Afganistan sekarang ini.

Malalai Joya

Masa kecil dan kehidupan pribadi

sunting

Joya adalah anak dari seorang bekas mahasiswa kedokteran yang kehilangan sebelah kakinya ketika berperang melawan invasi Soviet atas Afganistan. Malalai Joya berusia 4 tahun ketika keluarganya lari dari Afganistan pada 1982 ke kamp-kamp pengungsi di Iran, lalu ke Pakistan.[butuh rujukan] Joya menyelesaikan pendidikannya di Pakistan dan mulai mengajar membaca kepada perempuan-perempuan lain pada usia 19 tahun. Setelah pasukan-pasukan Soviet pergi, Malalai Joya kembali ke Afganistan pada 1998 pada masa pemerintahan Taliban. Pada saat itu ia mendirikan sebuah rumah yatim dan klinik kesehatan, dan segera menjadi penentang Taliban yang vokal.

Malalai Joya adalah juga direktur sebuah organisasi non-pemerintah, "Organisation of Promoting Afghan Women's Capabilities" (OPAWC) di provinsi Afganistan barat di Herat dan Farah.[butuh rujukan] Joya telah menikah.

Sikap kontroversial di Loya Jirga

sunting

Malalai Joya memperoleh perhatian internasional pada 2003 ketika sebagai delegasi terpilih ke Loya Jirga bersidang untuk meratifikasi Konstitusi Afganistan, ia berbicara secara terbuka menentang apa yang dikatakannya dominasi dari para jawara perang. Dalam tanggapannya, Sibghatullah Mujadidi, ketua Loya Jirga menyebutnya "kafir" dan "komunis". Sejak itu ia telah lolos dalam empat usaha pembunuhan, dan setiap kali ia bepergian di Afganistan ia mengenakan burkak dan dengan pengawal bersenjata. [1]

World Pulse Magazine (Nomor 1, 2005) menulis:

... Ketika waktunya tiba baginya untuk membuat pernyataan sepanjang 3 menit, ia menyingkapkan penutup kepalanya yang berwarna hitam ke belakang rambutnya, melangkah ke mikrofon, dan dengan suara yang dahsyat dan emosional, ia menyampaikan pidatonya yang akan mengubah hidupnya.

Setelah ia berbicara, para hadirin terdiam beberapa saat. Lalu terdengarlah suara bergemuruh. Para mujahidin laki-laki, sebagian di antaranya memegang senjata sungguhan di kaki mereka, bergegas menuju padanya dan berteriak-teriak. Ia seegera dilindungi oleh pasukan-pasukan keamanan PBB.

Di sebuah negara di mana sedikit saja orang yang berani mengucapkan kata “jawara perang” keras-keras, Joya telah berbicara tegas untuk menentang proposal untuk mengangkat anggota-anggota ulama tinggi dan para pemimpin fundamentalis untuk memimpin kelompok-kelompok perencanaan. Ia keberatan terhadap beberapa pemimpin agama ini yang sesungguhnya adalah penjahat-penjahat perang yang seharusnya diadili atas tindakan-tindakannya – bukan pahlawan-pahlawan nasional yang akan memengaruhi pemerintahan yang baru.

Meskipun Ketua Dewan memberikan perintahnya, Joya menolak meminta maaf.

Sikap Joya yang kontroversial terhadap anggota-anggota Loya Jirga yang lainnya telah membuat ia populer namun juga banyak dikritik oleh lawan-lawan politiknya.


Malalai berada di Sydney, Australia, pada 8 Maret 2007, sebagai tamu UNIFEM, dan berbicar tentang hak asasi kaum perempuan di Afganistan dalam rangka Hari Wanita Internasional.[2]

Pernyataan parlemen, serangan, dan pemecatan

sunting

Pada 7 Mei 2006, Malalai Joya secara fisik dan verbal diserang oleh sesame anggota parlemen setelah menuduh beberapa rekannya sebagai “jawara perang” dan tidak layak menjabat dalam pemerintahan Afganistan yang baru. "Saya katakan ada dua jenis mujahidin di Afganistan," kata Joya kepada Associated Press. "Jenis yang pertama berjuang untuk kemerdekaan; mereka inilah yang saya hormati, tetapi yang lainnya menghancurkan negara dan membunuh 60.000 orang." Sebagai jawabannya, para anggota parlemen yang marah menyerukan ancaman-ancaman pembunuhan dan melempari Joya dengan botol-botol air yang kosong. Joya sendiri dilindungi oleh rekan-rekannya yang bersimpati kepadanya.[3][pranala nonaktif permanen], [4],[5], [6][pranala nonaktif permanen], [7],[8][pranala nonaktif permanen],

Dalam menanggapi ancaman-ancaman itu, Joya terus berbicara mengecam mereka yang ia yakini sebagai bekas mujahidin di Afganistan, sambil berkata:

"Saya tidak akan pernah lagi berbisik di bawah bayang-bayang intimidasi. Saya hanyalah lambang perjuangan rakyat saya, dan pelayan bagi perjuangan mereka. Dan bila saya dibunuh untuk apa yang saya percayai, maka biarlah darah saya menjadi cahaya bagi emansipasi dan kata-kata saya menjadi paradigma revolusioner untuk generasi-generasi yang akan datang."

[9] Diarsipkan 2006-07-08 di Wayback Machine.

Pada 21 Mei 2007, rekan-rekannya anggota Wolesi Jirga mengambil suara untuk mengeluarkan Malalai Joya dari keanggotaan di parlemen, dengan alasan bahwa ia telah melanggar Pasal 70 Undang-undang Parlemen, yang melarang anggota-anggota Wolesi Jirga mengkritik satu sama lain secara terbuka. Joya telah membandingkan Wolesi Jirga dengan sebuah "kandang yang penuh dengan hewan" dalam sebuah wawancara televisi baru-baru ini, dan belakangan menyebut anggota-anggota parlemen lainnya sebagai "kriminal" dan "penyelundup obat bius." Tak diketahui apakah pemecatannya bersifat permanen. [10][pranala nonaktif permanen]

Prestasi Joya

sunting
  • Pada Januari 2004, Persatuan Kebudayaan Bangsa Afganistan di Eropa, menganugerahinya Penghargaan "Malalai dari Maiwand" atas keberaniannya berbicara di Loya Jirga.[11] Diarsipkan 2008-09-28 di Wayback Machine.
  • Pada Desember 2004, provinsi Valle d'Aosta, Italia, menganugerahinya Penghargaan Perempuan Internasional Tahun 2004.[12] Diarsipkan 2009-06-30 di Wayback Machine.
  • dan pada 15 Maret 2006 Tom Bates, Wali kota Berkeley menyerahkan sertifikat penghormatan kepadanya atas "karyanya yang berlanjut atas nama hak asasi manusia".[13][pranala nonaktif permanen]
  • Pada Maret 2006 ia memperoleh "Penghargaan Gwangju untuk Hak Asasi Manusia 2006" dari Yayasan 18 Mei di Korea Selatan.[14] Diarsipkan 2007-03-12 di Wayback Machine.
  • Pada Agustus 2006, Yayasan Womens Peacepower menganugerahi Joya "Penghargaan Perempuan Perdamaian 2006".
  • Ia juga merupakan salah satu dari "1000 Perempuan untuk Penghargaan Perdamaian Nobel 2005".[15] Diarsipkan 2009-07-31 di Wayback Machine.
  • Forum ekonomi Dunia memilih Joya di antara 250 Pemimpin Global Muda untuk 2007.[16] Diarsipkan 2006-10-07 di Wayback Machine.


Malalai Joya dalam Media Dunia

sunting

Pranala luar

sunting