Mahkota Mayangkara
Mahkota Mayangkara adalah judul sebuah sandiwara radio yang sangat legendaris yang merupakan sekuel kedua lanjutan Tutur Tinular karya S. Tidjab. Suatu kisah dengan latar belakang sejarah Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Prabu Jayanagara, di mana pada akhirnya terjadi pemberontakan Ra Kuti yang berhasil ditumpas oleh Gajah Mada.
Mahkota Mayangkara | |
---|---|
Sutradara | C. Ispriyono. K |
Produser | Sanggar Cerita Sanggar Prathivi |
Ditulis oleh | S. Tidjab |
Pemeran | Petrus Urspon Ferry Fadli Elly Ermawati M. Aboed Yulie Muliana Hari Akik Bambang Jeger Idris Apandi A.P Burhan Margareth Anna Sambayon Sono Sudiakso Rio Sempana Mario Kulon Herry Setiyono Suryadin Tanjung Wenda Lubis Iwan Dahlan Eddy Dhosa Herman Wijaya Tehnik dan Montage : Announcer |
Distributor | Sanggar Cerita Sanggar Prathivi |
Tanggal rilis | 1 Januari 1990 (Tahun Baru 1990) sampai dengan 31 Desember 1991 (Tahun Baru 1992) |
Durasi | 30 menit per seri per hari |
Negara | Indonesia |
Sandiwara radio ini pertama kali mulai disiarkan pada 1 Januari 1990 bertepatan dengan Tahun Baru 1990 dari tanggal 31 Desember 1989 dan dipancarluaskan lebih dari 512 pemancar stasiun radio (AM dan FM) di seluruh Indonesia, yang tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia PRSSNI. Pada tahun 2002, Sandiwara radio Tutur Tinular disiarkan ulang di salah satu radio yang ada di Kota Yogyakarta, yaitu Radio MBS FM dan 95.4 Mhz Radio Yasika FM. Tidak hanya itu, bahkan hingga pada bulan Januari 2012, tercatat masih ada beberapa stasiun radio yang menyiarkannya kembali seperti; 103,3 Mhz Radio Karimata FM, Pamekasan, Madura,[1] 95.6 FM Radio Bintang Tenggara, Banyuwangi,[2] dan 95,2 FM Radio Oisvira, Sumbawa, Radio Istana FM Bojonegoro, Jawa Timur,[3] Radio Patria FM Blitar, Jawa Timur.[4] Disamping itu beberapa situs online juga masih ada yang memperdengarkan sandiwara radio ini secara live streaming, di antaranya adalah Radio Streaming Asdisuara Jakarta, milik Asdi Suhastra,[5].
Mahkota Mayangkara sendiri berasal dari kata "Mahkota", "Mayang" dan "Angkara". Secara harfiah "Mahkota" berarti hiasan kepala atau songkok kebesaran Raja, sedangkan "Mayang" diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti semu, kemudian "Angkara" yang berarti Kebengisan atau kekejaman.
Jadi secara umum Mahkota Mayangkara bisa di artikan sebagai sebuah kekuasaan yang bersifat semu atau sementara yang dicapai dengan penuh angkara dan pertumpahan darah.
Ringkasan cerita
suntingMahkota Mayangkara berkisah tentang seorang pemuda dari kalangan rakyat jelata yang bernama Ra Kuti yang berasal dari Desa Ganding. Oleh karena mimpinya, kemudian ia berambisi menjadi Raja Kerajaan Majapahit, sebagaimana dahulu Ken Arok yang merupakan kalangan rakyat jelata namun berhasil menjadi penguasa Tumapel yang kemudian mendirikan Kerajaan Singhasari dan menurunkan Trah Rajasa.
Mula-mula, Ra Kuti bermimpi kemudian menceritakan kepada istrinya yang bernama Sitangsu,dimana ia melihat bulan purnama diatas kepalanya dan berhasil meraih dengan tangannya, tetapi ketika bulan itu dipeluknya, mendadak warnanya menjadi merah darah. Sitangsu memperingatkan bahwa mimpi tersebut merupakan pertanda bahwa dirinya akan menjadi orang besar namun akan mengalami hal buruk yang penuh dengan pertumpahan darah. Karena ambisi Ra Kuti sangat besar, ia tidak menggubris nasihat istrinya yang berusaha untuk mencegah keinginannya.
Ra Kuti mempunyai teman baik bernama Ra Semi, bersama temannya inilah kemudian ia berangkat ke Majapahit dan memulai kariernya dengan mendaftar sebagai prajurit. Melihat persaingan yang sangat keras di istana kerajaan, Ra Kuti memutuskan untuk mengembara mencari seorang guru kanuragan. Dalam pengembaraannya, ia menantang setiap orang yang ditemuinya yang dianggapnya mempunyai kanuragan tinggi.
Suatu ketika bertemu dan dikalahkan oleh Nini Ragarunting dalam pertarungan, tetapi Nini Ragarunting yang sedang merawat Ayu Wandira tak mau mengangkatnya sebagai murid. Ra Kuti juga bertemu dan bertarung dengan Arya Kamandanu di Gunung Arjuno, ketika kalah dalam pertarungan, ia juga memohon agar Arya Kamandanu sudi mengangkatnya menjadi murid. Tapi Arya Kamandanu yang sudah menyepi untuk merawat anaknya dan meninggalkan dunia persilatan menolaknya. Ra Kuti tidak putus asa, ia melanjutkan pengembaraannya dan sampailah di Gunung Tengger dan bertemu dengan Wong Agung, guru mendiang Mpu Tong Bajil. Kembali ia menantang Wong Agung untuk bertarung,namun dengan mudah Ra Kuti berhasil dibuat tidak berdaya. Beruntung kali ini kali ini Wong Agung bersedia menerimanya menjadi murid karena melihat begitu besarnya tekad dan kegigihan dari Ra Kuti yang pantang menyerah. Karena bakat yang dimilikinya, akhirnya Ra Kuti berhasil menguasai Aji Segara Geni tingkat tinggi hanya dalam beberapa bulan. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke Majapahit.
Profil karakter
suntingSandiwara radio
suntingDaftar aktor dan aktris
suntingPara aktor dan aktris pengisi suara dalam sandiwara radio Mahkota Mayangkara tersebut adalah para artis dari Sanggar Cerita dan Sanggar Prathivi, antara lain:
- Petrus Urspon sebagai Ra Kuti
- Yulie Muliana sebagai Ayu Wandira
- Ferry Fadli sebagai Arya Kamandanu
- Andi sebagai Jambunada
- Nanang Niskala sebagai Jambunada, Rakai Kembar
- Ari Purnomosidi sebagai Layang Samba
- M. Aboed sebagai Arya Dwipangga (Resi Mahasadu)
- Lily Nur Indah Sari sebagai Luh Jinggan
- Lukman Tambose sebagai Ki Suroworo
- Wahyu Chandra sebagai Ki Suroworo
- Elly Ermawatie sebagai Mei Shin
- Susi sebagai Mei Shin
- Pegis Paliama sebagai Wali Kadep
- Ajeng Atmakusuma sebagai Sindu Warih
- Eddy Dhosa sebagai Prabu Jayanegara
- Chika Kusnadi sebagai Putri Tribhuwana
- Beatrix Renita sebagai Putri Rajadewi
- Hari Laksono sebagai Gajah Mada, Rakai Pamintihan
- Herman Wijaya sebagai Tabib Wong
- Endang Sagita sebagai Kalabi, Jangir
- Haryoko sebagai Panji Ketawang, Patih Nambi, Ra Kuti, Resi Mahalalita
- Naryo Ireng sebagai Patih Arya Tadah, Pradipa, Wali Kadep
- Iwan Dahlan sebagai Pranayam
- Jumali sebagai Ra Wedeng
- Mogan Pasaribu sebagai Ra Banyak, Tunggeng
- Benny Indrahadi sebagai Ra Pangsa
- Tato Sudiarto sebagai Ra Tanca
- Herry Setiono sebagai Ra Yuyu, Pangeran Kudamerta
- Rusli Pontian sebagai Ra Semi
- Bambang Jeger sebagai Pangeran Cakradara, Ra Kuti
- Idris Affandi sebagai Ramapati, Tumenggung Siwur
- Anna Sambayone sebagai Nini Raga Runting, Nyai Kepet
- Elly Burhan sebagai Nyai Ramapati
- Nenny Haryoko sebagai Nyai Patih Nambi
- Lies Mardiana sebagai Praharsini
- A.P. Burhan sebagai Wong Agung (Resi Jana Maha Dwija), Ki Buyut Pundisari
- Kasdu Dewa sebagai Brahmana Ratu Kuning
- Rini Marjan sebagai Tribhuwaneswari
- Novia Mandagi sebagai Mahadewi
- Jumirah sebagai Pradnya Paramita
- Wiwiek sebagai Rajapatni
- Elyas Gibel sebagai Ra Kuti
- Ari Sudiro Husodo sebagai Gajah Mada
- Wenda Lubis sebagai Rakai Warak, Layang Samba, Kakatang
- Rifky sebagai Senting
- Henny sebagai Sitangsu
- Suryadin Tanjung sebagai Balabur
- Yogi sebagai Pangpung
Daftar Judul Episode
suntingJumlah keseluruhan kisah Mahkota Mayangkara adalah 720 seri yang terbagi ke dalam 24 episode, atau setiap episode terdiri atas 30 seri dengan durasi kurang lebih 30 menit dan disiarkan setiap hari. Adapun judul-judul episodenya adalah sebagai berikut:
- Langit Yang Cerah, seri 1-30 (bulan ke-1)
- Wanita-wanita Persembahan, seri 31-60 (bulan ke-2)
- Harimau Jantan dari Desa Ganding, seri 61-90 (bulan ke-3)
- Ra Kuti Mencari Guru, seri 91-120 (bulan ke-4)
- Laki-laki Pengejar Mimpi, seri 121-150 (bulan ke-5)
- Bencana Diatas Lontar, seri 151-180 (bulan ke-6)
- Tegak Bagaikan Dinding Karang, seri 181-210 (bulan ke-7)
- Mendung Bergulung diatas Pasuruan I, seri 211-240 (bulan ke-8)
- Cinta Membawa Maut, seri 141-270 (bulan ke-9)
- Pendekar Bunga Putih, seri 271-300 (bulan ke-10)
- Bunga-bunga Mekar di Gunung Lejar, seri 301-330 (bulan ke-11)
- Tiga Kuntum Bunga ditengah Rakyat Jelata, seri 331-360 (bulan ke-12)
- Dinding-dinding Hati yang Membaja, seri 361-390 (bulan ke-13)
- Langit Merah diatas Lamajang, seri 391-420 (bulan ke-14)
- Banjir Darah Di Lamajang, seri 421-450 (bulan ke-15)
- Pendekar Lengan Tunggal, seri 451-480 (bulan ke-16)
- Tujuh Orang Pengalasan Winahsuka, seri 481-510 (bulan ke-17)
- Sayembara di Wilwatikta, seri 511-540 (bulan ke-18)
- Serigala-serigala Berbulu Domba, seri 541-570 (bulan ke-19)
- Akhir Perjalanan Seorang Durjana, seri 571-600 (bulan ke-20)
- Panji Ketawang Yang Malang, seri 601-630 (bulan ke-21)
- Serigala Pemangsa Serigal, seri 631-660 (bulan ke-22)
- Pemberontakan Ra Kuti, seri 661-690 (bulan ke-23)
- Akhir Perjalanan Impian, seri 661-720 (bulan ke-24)
Sebagai lanjutan dari Mahkota Mayangkara, S. Tijab telah mempersiapkan sekuel ketiga berjudul Satria Kekasih Dewa, yang menceritakan generasi anak-anak dari tokoh Tutur Tinular. Namun produksi sekuel yang ketiga ini terhambat karena belum adanya sponsor sebagai penyandang dana.
Film Layar Kaca
suntingSukses dalam sandiwara radio, Mahkota Mayangkara kemudian diangkat ke layar perak oleh PT. MENARA GADING CITRA PERKASA (sekarang Genta Buana Paramita) dan ditanyangkan di TPI (sekarang MNCTV), sebanyak 52 Episode, Adapun para aktor dan aktris yang membintangi serial ini antara lain:
- Chairil JM sebagaj Arya Kamandanu
- Eddy Chaniago sebagai Ra Kuti
- Rani Soraya sebagai Sitangsu
- Fitria Anwar sebagai Ayu Wandira kemudian diganti oleh Ayuni Sukarman
- Agus Kuncoro sebagai Prabu Jayanegara
- HIM Damsyik sebagai Ramapati
- Ami Priyono sebagai Brahmana Ratu Kuning
- August Melasz sebagai Arya Dwipangga
- Yurike Prastika sebagai Mei Xin
- Gito Gilas sebagai Cakradara
- Candy Satrio sebagai Kudamerta
- Devi Permatasari sebagai Tribhuwana Wijayatunggadewi
- Gusti Randa sebagai Ra Tanca
- Cut Keke sebagai Praharsini
Merupakan lanjutan Mahkota Mayangkara yang tayang di TPI, tetapi kemudian pindah tayang ke RCTI dengan menggunakan judul Mahkota Majapahit sebanyak 28 Episode,Adapun para aktor dan aktris yang membintangi serial ini antara lain:
- Chairil JM sebagaj Arya Kamandanu
- Eddy Chaniago sebagai Ra Kuti
- Rani Soraya sebagai Sitangsu dan Luh Jinggan
- Fitria Anwar sebagai Ayu Wandira
- Agus Kuncoro sebagai Prabu Jayanegara
- Remy Sylado sebagai Ramapati
- Alan Nuary sebagai Arya Dwipangga
- Yurike Prastika sebagai Mei Xin
- Adjie Pangestu sebagai Cakradara
- Candy Satrio sebagai Kudamerta
- Ayuni Sukarman sebagai Tribhuwana Wijayatunggadewi
- Gusti Randa sebagai Ra Tanca
- Cut Keke sebagai Praharsini
- Joseph Hungan sebagai Gajah Mada
Referensi
sunting- ^ Laman Radio Streaming Karimata[pranala nonaktif permanen], di siarkan setiap Senin s/d Sabtu Pukul 18.00 WIB
- ^ Laman Radio Streaming Bintang Tenggara Diarsipkan 2013-12-10 di Wayback Machine., disiarkan setiap Senin s/d Sabtu Jam 09:00 s/d 10:00 WIB
- ^ Laman Radio Streaming Istana FM Diarsipkan 2013-12-10 di Wayback Machine., disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 11:00 s/d 12:00 WIB
- ^ Laman Radio Streaming Patria FM[pranala nonaktif permanen], disiarkan setiap Senin s/d Minggu Jam 10:00 s/d 11:00 WIB
- ^ Laman Radio Streaming Asdisuara Jakarta[pranala nonaktif permanen], di siarkan ulang setiap Pukul 22.00 WIB
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Radio Streaming Karimata FM Pamekasan Madura[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Radio Streaming Bintang Tenggara FM Banyuwangi Diarsipkan 2013-12-10 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Radio Streaming Istana FM Bojonegoro Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Radio Streaming Patria FM Blitar[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Radio Streaming Asdisuara Jakarta[pranala nonaktif permanen]
- (Indonesia) Tutur Tinular - Mahkota Mayangkara - Satria Kekasih Dewa Karya S. Tidjab
- (Indonesia) Sandiwara Radio Community
- (Indonesia) Fp. Tutur Tinular versi 2011 Indosiar