Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembap. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota kurang lebih 6000 sampai 8000 spesies.[2] Meskipun begitu, dalam asosiasi tumbuhan kriptogam, lumut ini tidak mengambil peranan yang penting.[3]

Lumut hati
Marchantiophyta

Taksonomi
SuperdomainBiota
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
SubkerajaanViridiplantae
InfrakerajaanStreptophyta
SuperdivisiEmbryophyta
DivisiMarchantiophyta
Stotler dan Crand.-Stotl., 2000
Kelas dan ordo [1]
Haplomitriopsida Stotler & Crandall-Stotler 1977

Marchantiopsida Stotler & Crandall-Stotler 1977

Jungermanniopsida Stotler & Crandall-Stotler 1977

Lumut ini memiliki protonema yang hanya berkembang menjadi suatu buluh yang pendek. Sebagian besar lumut ini memiliki sel-sel yang mengandung minyak yang kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes minyak asiri yang tidak pernah ditemukan di tumbuhan lain.[3]

Bagian-bagian tubuh lumut hati sunting

  1. Apofisis(batas antara seta dan sporogonium)
  2. Sporangium (alat penghasil spora)
  3. Kaliptra (tudung sporangium)
  4. Seta (tangkai sporogonium)
  5. Vaginula (selaput pangkal tangkai sporogonium)

Habitat sunting

Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah. Oleh karena itu, tubuhnya memiliki struktur yang higromorf (terdapat rongga udara). Meskipun jarang ditemukan, lumut hati dapat ditemukan di tempat-tempat yang kering seperti di atas tanah, bebatuan yang cadas, dan lain-lain sehingga memiliki struktur yang xeromorf (terdapat alat penyimpanan air). Lumut hati juga dapat hidup epifit (hidup di dedaunan pohon) sehingga membentuk epifil. Adapun lumut hati yang tidak memiliki klorofil seperti Cryptothallus, mereka dapat hidup secara saprofit. [3]

Contoh sunting

  1. Haplomitrium sp.
  2. Marchantia polymorpha[3][4]
  3. Monoclea forsterii
  4. Sphaerocarpos texanus
  5. Riccardia chamaedryfolia
  6. Pellia endivifolia
  7. Scapania nemorosa
  8. Jungermannia sp.
  9. Marchantia geminata[3]
  10. Reboulia hemisphaerica[3]
  11. Riccia flutans[3]
  12. Riccia nutans[3]
  13. Riccia tricocarpa[3]
  14. Riccia hasskarliana Steph.[4]
  15. Riccia sorocarpa Bisch.[4]
  16. Cheilolejeuena intertexta (Lindenb.) Steph.[4]
  17. Trochejeuena sandvicensis Schiffin.[4]

Manfaat sunting

  1. Menahan erosi
  2. Obat-obatan = Marchantia polymorpha (obat radang hati)[5]


Referensi sunting

  1. ^ Crandall-Stotler, Stotler & Long (2009). "Phylogeny and Classification of the Marchantiophyta" (PDF). Edinburgh Journal of Botany. 66 (1): 155–198. doi:10.1017/S0960428609005393. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 2015-08-15. 
  2. ^ "Biology 2e, Biological Diversity, Seedless Plants, Bryophytes". OpenEd CUNY (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-04. 
  3. ^ a b c d e f g h i Tjitrosoepomo, Gembong (Januari 2023). Taksonomi Tumbuhan: Schizophyta, Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta (edisi ke-12 (Revisi)). Sleman, D.I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 9786233591454. 
  4. ^ a b c d e Sujadmiko, Heri; Vitara, Pantalea Edelweiss (2021). Tumbuhan Lumut di Kampus UGM. Sleman, DI Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 9786023869442. 
  5. ^ Tjitrosoepomo, Gembong (2010). Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Sleman, DI Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. ISBN 9794203009. 

Pranala luar sunting