Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat, mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.[1] Tujuan lompat jauh adalah mencapai jarak lompatan sejauh-jauhnya. Perhatian yang khusus pada hal-hal teknis ternyata memberikan keuntungan bagi atlet saat perlombaan. Faktor yang mempengaruhi lompat jauh maksimal antara lain panjang tungkai, daya ledak otot tungkai, kecepatan lari saat mengambil awalan, tolakan atau take off, sikap badan di udara dan mendarat. Selain itu, atlet juga harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan, kelincahan dan koordinasi gerakan juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh, serta dapat melakukannya dengan cepat, tepat, luwes dan lancar.[2]

Lompat jauh
Atletik
pelompat jauh di Military World Games 2007
Rekor putra
DuniaMike Powell 8.95 m (29 ft 4¼ in) (1991)
OlimpiadeBob Beamon 8.90 m (29 ft 2¼ in) (1968)
Rekor putri
DuniaGalina Chistyakova 7.52 m (24 ft 8 in) (1988)
OlimpiadeJackie Joyner 7.40 m (24 ft 3¼ in) (1988)
Final lompat jauh putri universiade 2015
Atlet lompat jauh wanita sedang berkompetisi.

Sejarah

sunting

Sejarah lompat jauh berawal sejak sekitar 13 abad yang lalu. Olahraga ini sudah ada sejak tahun 708 Masehi ketika ada Olimpiade Kuno di Yunani. Lompat jauh merupakan satu-satunya kejuaraan lompat yang dilombakan dalam Olimpiade Kuno.[3] Semua lomba yang diadakan pada Olimpiade Kuno dimaksudkan sebagai latihan militer perang. Munculnya olahraga lompat jauh dipercaya untuk melatih ketangkasan para prajurit perang dalam menerobos rintangan yang ada, seperti jurang atau parit. Pada waktu itu, para pelompat diwajibkan berlari dengan membawa sebuah beban dikedua tangan yang dikenal dengan sebutan halteres dengan berat 1 sampai 4,5 kg.[4]

Olahraga lompat jauh pernah dilakukan oleh pelompat dari Sparta dengan rekor lompatan sejauh 7,05 meter. Di dunia modern sendiri lompat jauh sudah menjadi bagian kompetisi Olimpiade sejak pertama kali munculnya perlombaan ini tahun 1896. Akhirnya di 1914, Dr. Harry Eaton Stewart merekomendasikan dibuatnya running broad jump yang distandarkan bagi atlet perempuan sehingga mereka juga bisa mengadakan kompetisi lompat jauh. Rekomendasi ini dipertimbangkan dan diterapkan sehingga atlet perempuan mampu mengikuti kompetisi lompat jauh pada level Olimpiade. Meskipun olahraga ini adalah bagian dari permainan Olimpiade Kuno, baru pada tahun 1896 yaitu pada Olimpiade modern pertama lompat jauh dilombakan secara resmi dan untuk wanita baru dimulai pada tahun 1948.[3]

Aturan

sunting
  • Lintasan awalan lebar minimum 1.22 m dan panjang 40 m.
  • Papan tolakan panjangnya harus 1.22 m, lebar 20 cm dan tebal 10 cm. Pada sisi dengan tempat mendarat harus diletakkan papan vlastisin untuk mencatat bekas kaki atlet apabila salah tolak. Papan tolakan harus dicat putih dan harus datar dengan tanah awalan dan harus ditanam sekurang-kurangnya 1 meter dari tepi bak pasir pendaratan.
  • Tempat mendarat Lebar minimum 2.75 m jarak antara garis tolakan sampai akhir tempat lompatan minimal 10 meter. Permukaan pasir di dalam tempat pendaratan harus sama tinggi atau datar dengan sisi alas papan tolakan.[5]
  • Ukuran bak lompat jauh yaitu, panjang bak minimal 7-9 meter, lebar 2,75 meter sampai 3.00 meter dan balok tumpuan dengan panjang 1.21-1,22 meter, lebar 1.98-2.02 meter dan tebal 1.00 dm.[6]

Teknik

sunting

Teknik awalan

sunting
 
Pendaratan saat lompat jauh.

Awalan pada lompat jauh adalah dengan berlari secepat mungkin untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi sebelum melakukan gerakan tolakan. Awalan biasanya dilakukan sejak 30-45 meter dan lebar lintasan awalan 1,21-1,22 meter. Sebelum awalan biasanya pelompat harus berada pada sikap start.[6] Posisi kaki pada awalan juga tergantung dari kebiasaan masing-masing atlet lompat jauh. Ada yang awalan dengan kaki sejajar, kaki kanan yang ada di depan atau sebaliknya. Awalan dilakukan dengan berlari pelan saja. Setelah itu kecepatan lari dapat ditambah. Harus diingat kecepatan tersebut harus dipertahankan sampai menjelang tolakan. Saat mendekati 4 langkah akhir sebelum tolakan maka kecepatan lari dijaga tetap konstan tidak dikurangi.

Teknik tolakan

sunting

Tolakan berarti berpindahnya kecepatan vertikal yang didapat dari berlari ke kecepatan horizontal. Paling baik menggunakan kaki yang paling kuat untuk tolakan. Dimulai dari kaki bagian tumit lalu berakhir di ujung jari. Badan sebaiknya dicondongkan sedikit ke depan ketika akan menumpu. Sementara kaki yang berayun diangkat hingga setinggi pinggul dengan posisi lutut menekuk.

Teknik badan di udara

sunting

Saat badan melayang di udara ada beberapa cara. Contohnya berjalan di atas udara. Caranya ketika badan sedang melayang, ayunkan kaki belakang dengan kuat ke arah atas. Lalu lakukan gerakan seperti melangkah atau berjalan di udara.

Teknik pendaratan

sunting

Pendaratan merupakan gerakan yang terakhir dari rangkaian gerakan lompat jauh dan merupakan teknik terakhir dari 4 teknik lompat jauh. Sebaiknya pendaratan dilakukan dengan kedua kaki dengan posisi sejajar dan tumit yang lebih dulu mendarat di tempat dengan posisi tumit berhimpitan. Ini untuk mencegah cedera.[7]

Gaya gantung

sunting

Gaya gantung sikap di udara seolah-olah sedang menggantung di udara. Dari sikap di udara, kedua lengan luruskan ke depan kedua lutut dan badan dibawa ke depan. Saat kedua kaki akan menyentuh tempat pendaratan, luruskan ke depan dan mendarat dengan kedua tumit terlebih dahulu. Saat kedua kaki mendarat kedua lutut mengepet dan berat badan dibawa ke depan.[8]

Gaya jongkok

sunting

Gaya jongkok (tuck jump) dikenal juga dengan sebutan gaya duduk di udara. Di dalam gaya ini pada saat melayang di udara seorang pelompat melakukan seolah-olah membentuk sikap berjongkok di udara.[8] Badan di udara setelah kaki kiri bertumpu, maka kaki kanan diayun dengan cepat ke arah depan. Pada saat mencapai titik tertinggi sikap badan, kaki seperti duduk atau jongkok.[9]

Gaya berjalan di udara

sunting

Lompat jauh gaya berjalan di udara adalah dimana gerakan lompat jauh dengan gaya seolah-olah sedang berjalan di udara, ketika tubuh sedang melayang di udara gerakan kaki seakan berlari atau berjalan di udara. Gerakan itu dilakukan setelah atlet melakukan tolakan dan tubuh sedang melayang di udara kedua kaki digerakkan seperti orang berlari sampai akhirnya landing kaki menyentuh tanah dan tubuh tetap dijatuhkan ke depan agar tidak mengurangi jauhnya lompatan.[8] Saat melakukan tumpuan dapat digunakan kaki kiri atau kaki kanan sesuai dengan kebiasaan pelompat. Sebaiknya gunakan kaki yang memliki kekuatan dominan. Ketika kaki menumpu ke balok, badan harus dicondongkan ke depan agar keseimbangan tetap terjaga. Padangan kedepan dengan kedua lengan berada disamping atas badan dan pada saat bertumpu kecepatan yang dikembangkan melalui awalan tidak terputus. Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan dapat terangkat ke udara. Dengan melakukan sikap berjalan di udara kedua kaki saling bergantian mengayuh di udara. Sebelum kaki mendarat, upayakan berada dalam posisi di udara selama mungkin, agar menghasilkan lompatan yang maksimal. Pada waktu mendarat pelompat harus berusaha menjulurkan kedua tangannya ke depan dan kemudian ditarik ke belakang. Sementara kaki diluncurkan ke depan sejauh mungkin. Daratkan kedua kaki secara bersamaan agar terhindar dari cedera, jatuhkan berat badan ke depan.[10]

Rujukan

sunting
  1. ^ Astuti, Novi Fuji (30 Oktober 2020). "Mengenal Tujuan Lompat Jauh, Berikut Teknik dan Peraturannya". merdeka.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-02. Diakses tanggal 2021-01-01. 
  2. ^ Basri, Hasan (Juli 2018). "Upaya Peningkatan Hasil Belajar Materi Gerak Dasar Lompat Jauh Melalui Modifikasi Alat Ban Sepeda dan Kardus pada Siswa Kelas V di SDN XVI Margahayu Bekasi". Genta Mulia. 9 (2): 108. ISSN 2301-6671. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b Indarto, Pungki; Sistiasih, Vera Septi (2018). Pandai Mengajar dan Melatih Atletik. Surakarta: Muhammadiyah University Press. hlm. 76–77. ISBN 978-602-361-142-3. 
  4. ^ Nopiyanto, Yahya Eko; Raibowo, Septian (2020-08-31). Dasar-dasar Atletik. Bengkulu: El Markazi. hlm. 109. ISBN 978-623-6584-44-6. 
  5. ^ Muhtar, Tatang; Irawati, Riana (2020). Atletik. Sumedang Utara: UPI Sumedang Press. hlm. 70. ISBN 978-602-6438-91-1. 
  6. ^ a b Arif, Yudabbirul (Oktober 2020). "Tinjauan Kemampuan Lompat Jauh Siswa SekolahDasarDalam Pembelajaran Penjasorkes". JOSEPHA (Journal of Sport Science and Physical Education). 1: 16–17. doi:10.38114/josepha.v1i2.102. 
  7. ^ Yasmin, Puti (03 Juli 2020). "4 Teknik Lompat Jauh Lengkap dengan Peraturannya". detiksport. Diakses tanggal 2021-01-01. 
  8. ^ a b c Pratama, Riyan (2018). "Perbedaan Lompat Jauh Gaya Jongkok, Berjalan di Udara dan Menggantunf ditinjau dari Hasil Lompatan Atlet Junior Sumatera Selatan". Jurnal Sporta Saintika. 3 (1): 377–378. doi:10.24036/sporta.v3i1.58. ISSN 2579-5910. 
  9. ^ Syarif, Ahmad (September 2017). "Peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan menggunakan rekaman visual". Jurnal Keolahragaan. 5 (2): 113. doi:10.21831/jk.v5i2.5733. ISSN 2461-0259. 
  10. ^ Rahmat, Zikrur (2014-10-31). "Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Kemampuan Lompat Jauh Gaya Berjalan di Udara pada Siswa Kelas X SMA Negeri Banda Aceh". Jurnal Penjaskesrek (dalam bahasa Inggris). 1 (2): 23–31. ISSN 2502-6879. 

Bacaan lanjutan

sunting