Lokomotif B25

salah satu lokomotif uap di Indonesia

Lokomotif B 25 adalah lokomotif uap bergigi yang pernah dimiliki oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij. Lokomotif ini diproduksi oleh pabrik Maschinenfabrik Esslingen, Jerman. Kini, lokomotif B 25 yang masih dapat dioperasikan adalah lokomotif B 25 02 dan B 25 03. Lokomotif ini memiliki susunan gandar B'1.[1]

Lokomotif B25
Lokomotif B2502/NIS 232, 24 Desember 2007
Jenis dan asal
Sumber tenagaUap
ProdusenMaschinenfabrik Esslingen, Jerman
Nomor seriNIS 231-235
ModelB25
Tanggal produksi1902
Jumlah diproduksi5 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • Whyte0-4-2RT
 • AARB-1
 • UICB'1
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Diameter roda853 mm
Jari-jari lengkung terkecil170 m
Panjang8.180 mm
Lebar2.670 mm
Jenis bahan bakarKayu jati
Jumlah silinder340/390 × 450 mm
Performansi
Daya mesin450 hp
Karier
Pemilik sekarangPT. Kereta Api Indonesia

Sejarah

sunting
 
Lokomotif B2503 di Depo lokomotif Ambarawa, tampak lokomotif B2502 di belakang serta sebuah lokomotif uap yang berkarat di sampingnya,
7 Agustus 2008

Lokomotif ini dioperasikan oleh NIS mulai tahun 1902 dalam rangka mengoperasikan jalur kereta api Secang-Kedungjati (hanya sampai Stasiun Ambarawa yang didukung jalur bergigi). Jalur gigi sejauh 6,5 km ini beroperasi mulai tahun 1905. Untuk operasional khusus tersebut itulah, NIS mengimpor lima unit B 25 dari Esslingen.

Agar dapat beroperasi di atas jalur bergigi ini, B 25 menggunakan roda gigi agar kereta dapat menanjak dengan baik. Gigi-gigi itu difungsikan agar kereta dapat menanjak pada kemiringan hingga 6,5% walaupun melaju dengan kecepatan 10 km/jam. Selain itu, gigi-gigi tersebut berfungsi menahan kecepatan apabila relnya menurun.

Lokomotif ini berbahan bakar kayu jati untuk mendidihkan air dan menggerakkan piston-piston. B 25 memiliki empat silinder, dua di antaranya hanya untuk menggerakkan roda gigi. Bahan bakar kayu jati yang dipergunakan dalam lokomotif ini dapat merebus hingga 2.850 liter air. Sebelum pengoperasian, ketel uap harus dipanaskan sekitar tiga jam agar ketel mencapai titik puncak pemanasan untuk menggerakkan roda-rodanya pada suhu ±235 °C. B 25 dapat melaju hingga 30 km/jam untuk jalur datar.

Saat ini masih tersisa 3 (tiga) unit lokomotif uap seri B25 yang masih bisa dijumpai yaitu lokomotif uap B25 02 dan B25 03 yang masih operasional untuk melayani kereta wisata rute Ambarawa – Bedono sedangkan lokomotif uap B25 01 menjadi monumen statis di Monumen Palagan Ambarawa (penanda kepahlawanan dan perjuangan).Perlu diketahui bahwa dalam pemindahannya, lokomotif B25 01 ini berjalan secara normal menggunakan rel portabel dari Stasiun Ambarawa menuju Monumen Palagan, sehingga secara teknis lokomotif ini dalam kondisi baik. Lokomotif di Indonesia yang juga memiliki gigi adalah E 10 yang masih beroperasi namun juga untuk layanan kereta wisata yang diberi nama Mak Itam, serta Lokomotif BB204.[2] sementara 2 unit lokomotif B25 habis dirucat B25 04 tersimpan di dipo Kedungjati, para penjarah mengambil semua yang ada di dipo termasuk B25 04. B25 05 walaupun masih tetap beroperasi sekitar akhir tahun 1970an lokomotif ini harus menjadi pendonor suku cadang kepada B 2502 dan B2503

Pada Budaya Populer

sunting

Lokomotif B 25 pernah digunakan untuk pengambilan video musik "Negeri di Awan" yang dinyanyikan oleh Katon Bagaskara.[3] Selain itu, lokomotif ini juga sempat digunakan untuk keperluan syuting iklan mi instan Indomie dalam rangka merayakan 50 tahun eksistensi mereka dalam pasar mi instan di Indonesia.[4]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 47. ISBN 978-602-0818-55-9. 
  2. ^ Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur: Lokomotif B25
  3. ^ Katon Bagaskara - Negeri Di Awan | Official Video, diakses tanggal 2023-01-02 
  4. ^ 50 tahun Indomie #TerusHidupkanSeleraIndonesia, diakses tanggal 2023-01-02