Liu Yilong
Kaisar Wen dari Liu Song ((劉)宋文帝, (Liu) Song Wen-di) (407–453), nama pribadi Liu Yilong (劉義隆), alias Che'er (車兒), merupakan seorang Kaisar Tiongkok Dinasti Liu Song. Ia merupakan putra ketiga pelopor dinasti Kaisar Wu. Setelah kematian ayahandanya pada tahun 422, kakanda sulung Liu Yilong, Liu Yifu naik takhta sebagai Kaisar Shao. Pada tahun 424 sekelompok pejabat berpendapat bahwa Kaisar Shao tidak pantas menjadi kaisar kemudian memecat Kaisar Shao dan menempatkan Liu Yilong ke atas takhta sebagai Kaisar Wen.
Liu Yilong | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kaisar Dinasti Liu Song | |||||||||||||
Berkuasa | 424-453 | ||||||||||||
Pendahulu | Kaisar Shao | ||||||||||||
Penerus | Kaisar Yuanxiong | ||||||||||||
Kelahiran | 407 | ||||||||||||
Kematian | 453 (usia 46) | ||||||||||||
Maharani | Yuan Qigui | ||||||||||||
Keturunan | 19 putra dan 11 putri | ||||||||||||
| |||||||||||||
Ayah | Kaisar Wu dari Liu Song | ||||||||||||
Ibu | Selir Hu |
Pada 29 tahun di masa pemerintahannya, Kaisar Wen melanjutkan rencana besar ayahandanya dan beberapa kebijakan wilayah Dinasti Jin. Periode itu disebut "administrasi Yuanjia" (元嘉之治), dianggap sebagai masa kemakmuran dan berkuasa, karena ketekunan dan kemampuan kaisar di dalam menemukan pejabat yang cakap dan jujur untuk bekerja di dalam pemerintahannya. Namun Kaisar Wen berulang-ulang gagal menyerang saingannya Wei Utara karena menggunakan strategi yang salah yang melemahkan negaranya sampai di akhir masa pemerintahannya. Pada tahun 453, kaisar yang marah atas putra mahkotanya Liu Shao yang memakai guna-guna untuk mengutuknya, ia berencana untuk memecat Liu Shao; ketika rencana tersebut terbongkar, Liu Shao merencakana sebuah kudeta dengan membunuh dan merampas kekuasaanya, tetapi kurang dari setahun berkuasa adik Liu Shao, Liu Jun mengalahkannya dan naik taktha sebagai Kaisar Xiaowu.
Kehidupan Awal
suntingLiu Yilong lahir di Jingkou (京口, modern Zhenjiang, Jiangsu) pada tahun 407. Orangtuanya adalah Liu Yu dan selirnya Hu Dao'an (胡道安), sebagai putra ketiga Liu Yu; Pada saat itu, Liu Yu telah menjadi seorang jenderal terkenal di Jin, dan Liu Yilong lahir di dalam sebuah keluarga yang kaya raya dan berkuasa. Dengan alasan yang tidak diketahui, pada tahun 409, Liu Yu menghukum mati Selir Hu. Nenek ibunda Liu Yilong Nyonya Su terlibat di dalam sebuah pemberontakan dan ia dekat dengannya ketika ia beranjak dewasa. Pada tahun 410, ketika ibu kota Jin Jiankang diserang oleh Laksamana Lu Xun (盧循), Liu Yu memerintahkan Liu Cui (劉粹) untuk menemani Liu Yilong yang berusia tiga tahun untuk mempertahankan Jingkou. Pada tahun 415, ia dijadikan Adipati Pengcheng. Pada tahun 417 ketika Liu Yu menyerang Yao Qin, ia lagi-lagi membuat Liu Yilong ditemani oleh pejabatnya tinggal di Pengcheng untuk bekerja sebagai gubernur Provinsi Xu (徐州, modern Jiangsu utara dan Anhui). Pada tahun 418, setelah Liu Yu menguasai Yao Qin, Liu Yilong diangkat sebagai gubernur Provinsi Jing (荊州, modern Hubei dan Hunan), dan komandan pasukan kekaisaran barat. Beberapa pejabatnya termasuk Dao Yanzhi (到彥之), Zhang Shao (張邵), Wang Tanshou (王曇首), Wang Hua (王華), dan Shen Linzi (沈林子), dengan Zhang yang sebenarnya bertugas di markas-markas karena usia Liu Yilong yang masih belia. Setelah Liu Yu merampas taktha Jin pada tahun 420, mendirikan Liu Song (sebagai Kaisar Wu), ia menjadikan sejumlah putra-putranya pangeran, dan Liu Yilong dijadikan Pangeran Yidu pada saat itu. Pada saat itu, ia rajin mempelajari Karya Klasik Tiongkok dan sejarah-sejarahnya, dan juga Kaligrafi.
Pada tahun 424 dipercaya kakanda Liu Yilong Kaisar Shao (menggantikan Kaisar Wu yang meninggal pada tahun 422) tidak pantas menjadi kaisar, para pejabat tinggi Xu Xianzhi, Fu Liang, dan Xie Hui memecat dan membunuhnya, dan juga beberapa saudara Liu Yilong lainnya seperti Liu Yizhen (劉義真) Pangeran Luling, yang beranggapan bahwa Liu Yizhen lebih tidak pantas bertakhta daripada Kaisar Shao. Menganggap Liu Yilong mampu dan cakap, mereka memberikan taktha kepada Liu Yilong dengan Fu secara pribadi tiba dengan pejabat-pejabat lainnya di markas-markas Liu Yilong di Jiangling. Rekan-rekan Liu Yilong yang mendengar kematian Kaisar Shao dan Liu Yizhen curiga dan menyarankannya untuk tidak menuju timur ke ibu kota Jiankang untuk menerima takhta. Namun Wang Hua menunjukkan bahwa pemimpin kudeta berada di dalam kepemimpinan kolektif dan keseimbangan kekuasaan memastikan bahwa mereka tidak dapat berkhianat. Wang Tanshou dan Dao juga setuju, dan Liu Yilong memutuskan untuk menerima takhta. Ia naik taktha kemudian pada tahun itu sebagai Kaisar Wen.
Awal Pemerintahan
suntingAwalnya Kaisar Wen ditenangkan para pejabat tinggi yang terlibat di dalam pemecatan Kaisar Shao (termasuk tidak hanya Xu Xianzhi, Fu Liang, Xie Hui, namun juga saudara Wang Tanshou Wang Hong dan Tan Daoji) dengan meninggalkan mereka di dalam kekuasaan dan kemudian memberikan mereka jabatan yang lebih tinggi lagi. Memang awalnya ia meninggalkan sebagai urusan negara di tangan Xu dan Fu, tetapi secara bertahap melibatkan dirinya kedalam hal-hal tersebut. Ia juga mengisyaratkan ketidaksetujuannya dari tindakan mereka yang memanggil istri-istri dan ibunda-ibunda Kaisar Shao dan Liu Yizhen ke ibu kota dan memperlakukan mereka dengan hormat. Ia menghormati anumerta ibunda selirnya Hu sebagai seorang Ibusuri, dan mengangkat istrinya Putri Yuan Qigui sebagai seorang permaisuri.
Pada tahun 425, Xu dan Fu meundurkan diri dan Kaisar Wen menyetujuinya dan mulai menangani hal-hal penting seorang diri. Namun keponakan Xu, Xu Peizhi (徐佩之) dan rekan-rekannya Cheng dan Wang Shaozhi (王韶之) meyakinkannya bahwa ia tidak perlu mengundurkan diri yang kemudian ia kembali ke jabatannya semula. (Meskipun tidak jelas dinyatakan di dalam sejarah yang ternyata Fu kemudian melakukannya juga.) Namun Kaisar Wen tidak suka bahwa Xu, Fu, dan Xie membunuh kedua kakandanya, dan pada akhir tahun 425 berencana untuk menghancurkan mereka dengan menghasut Wang Hua dan Jenderal Kong Ningzi (孔寧子). Ia kemudian mengerahkan pasukan dan secara terang-terangan menyatakan bahwa ia akan menyerang saingannya Wei Utara, akan tetapi mempersiapkan untuk menangkap Xu dan Fu yang pada saat itu terlibat di dalam kampanye militer melawan Xie, yang pada saat itu gubernur Provinsi Jing. Pada musim semi tahun 426, rumor membocorkan rencana tersebut, sehingga Xie mulai mempersiapkan pasukan untuk melawan. Segera setelah Kaisar Wen mengeluarkan perintah agar Xu, Fu, dan Xie ditahan dan dibunuh, dan juga memerintahkan sebuah dekret terpisah yang memanggil Xu dan Fu ke istana.
Percaya bahwa Wang Hong dan Tan awalnya tidak terlibat di dalam rencana melawan Kaisar Shao, ia memanggil mereka ke ibu kota dan menempatkan Tan bertanggung jawab atas pasukan melawan Xie dan Wang Hong bertanggung jawab di pemerintahan kekaisaran. Sementara itu, Xie Hui berkabung Xu dan Fu dan menyatakan bahwa semua yang mereka lakukan adalah untuk kekaisaran dan menyalahkan Wang Hong, Wang Tanshou, dan Wang Hua atas tuduhan palsu mereka, dan menuntut agar mereka dieksekusi. Xie Hui memiliki pasukan yang kuat dan beranggapan bahwa beberapa gubernur provinsi lainnya akan bergabung dengannya, tetapi mereka menolaknya. Ia awalnya mampu mengalahkan pasukan Dao, tetapi Tan tiba tak lama kemudian, dan Xie, yang takut dengan Tan, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tan dengan cepat menyerangnya dan mengalahkan pasukannya, dan Xie kabur ke Jiangling, dan kemudian kabur dengan saudaranya Xie Dun (謝遯), tetapi Xie Dun begitu berat sehingga ia tidak bisa berkuda dan memperlambat perjalanan mereka sehingga dapat tertangkap dengan mudah. Ia kemudian dikirim ke Jiankang dan dieksekusi dengan Xie Jiao dan Xie Dun, bersama dengan seluruh keponakannya dan rekan-rekannya, meskipun banyak dari rekannya yang diampuni.
Kaisar Wen segera menjadi terkenal karena kecakapannya di dalam mengatur negara serta peduli dengan kesejahteraan rakyat. Ia membuat sistem di mana para pejabat baik di ibu kota dan provinsi diberikan masa kerja yang relatif lama namun dipantau dengan cermat atas kemajuan mereka. Ia sangat memperhatikan kemampuan saudara-saudaranya di dalam memerintah dan memberikan banyak saran dan dukungan. Salah satu dari mereka, Liu Yikang Pangeran Pengcheng, yang segera menjadi terkenal atas kecakapannya bertugas di Provinsi Jing setelah menggantikan Xie, dan pada tahun 428, Wang Hong, yang takut karena telah menjabat sebagai perdana menteri terlalu lama, mengundurkan diri dan memberikan kekuasaanya kepada Liu Yikang. Kaisar Wen menolaknya namun memindahkan sebagian besar otoritas Wang Hong kepada Liu Yikang pada tahun 429. Juga pada tahun 429, Kaisar Wen mangangkat putra sulungnya dengan Permaisuri Yuan, Liu Shao, Putra Mahkota. Pada tahun itu nenek ibunda Kaisar Wen Nyonya Su meninggal dan ia sangat berkabung karenannya dan berkeinginan untuk memberikan nama kehormatan untuknya namun karena tentangan pejabat tinggi Yin Jingren (殷景仁), ia tidak jadi melakukannya.
Pada sekitar tahun itu, Kaisar Wen juga mulai mempersiapkan sebuah kampanye melawan saingannya Wei Utara yang berusaha untuk memulihkan beberapa provinsi yang dirampas oleh Wei Utara selama masa pemerintahan Kaisar Shao. Pada musim semi tahun 430, Dao Yanzhi diperintahkan untuk mengerahkan 50,000 pasukan untuk menyerang Wei Utara. Kaisar Taiwu ketika diinformasikan oleh utusan bahwa Kaisar Wen berniat untuk memulihkan provinsi selatan Sungai Kuning, yang marah bahwa ia akan mundur dan kembali pada musim dingin ketika Sungai Kuning membeku, dan yang pada awalnya menarik pasukannya ke selatan Sungai Kuning ke utara, yang memungkinkan pemulihan empat kota utama Luoyang, Hulao, Huatai (滑台, modern Anyang, Hunan), dan Qiao'ao (碻磝, modern Liaocheng, Shandong) tanpa peperangan. Daripada maju lebih jauh ke utara melawan Wei Utara, Kaisar Wen berhenti dan menyebarkan pasukannya untuk memperkuat pertahanannya, meskipun ia telah memasuki kesepakatan dengan kaisar Helian Ding dari Xia untuk menguasai dan membagi Wei Utara. Dengan ketidakaktifan pasukan Kaisar Wen, Kaisar Taiwu dapat menyerang Helian Ding dan memporak porandakan Xia (yang akhirnya menghancurkannya pada tahun 431), dan jenderal-jenderal lainnya, bahkan ketika Kaisar Taiwu absen, mempersiapkan serangan balasan. Pada musim dingin tahun 430, Jenderal Kaisar Wen Du Ji (杜驥), tidak dapat mempertahankan Luoyang yang lalu mengabaikannya. Hulao juga jatuh. Setelah mendengar kabar itu, Dao mundur dan meninggalkan Jenderal Zhu Xiuzhi (朱脩之) membela Huatai sendirian. Pada musim semi tahun 431, Kaisar Wen mengirim Tan ke utara untuk mencoba membebaskan Zhu di Huatai, tetapi dengan pasukan Wei Utara memutuskan rute pasokan Tan, Tan tidak dapat mencapai Huatai dan terpaksa mundur juga. Zhu yang tidak mendapat dukungan segera tertangkap ketika Huatai jatuh. Upaya pertama Kaisar Wen untuk mendapatkan kembali provinsi-provinsi selatan Sungai Kuning berakhir dengan kegagalan.
Pada tahun 432, Wang Hong meninggal dan Liu Yikang pada saat itu menjabat sebagai perdana menteri.
Juga pada tahun 432 tidak suka pada pemerintahan Liu Daoji (劉道濟) gubernur Provinsi Yi (益州, modern Sichuan dan Chongqing), rakyat Provinsi Yi memberontak di bawah pimpinan Xu Muzhi (許穆之), yang mengganti namanya menjadi Sima Feilong (司馬飛龍) dan mengaku sebagai keturunan keluarga kekaisaran Jin. Liu dengan cepat mengalahkan dan membunuh Sima Feilong, tetapi seorang biarawan Buddha yang bernama Cheng Daoyang (程道養) segera naik takhta dan mengaku sebagai Sima Feilong yang asli dan mengancam Chengdu ibu kota Provinsi Yi, dan jenderal Pei Fangming (裴方明) dapat memadamkan pemberontakan tersebut, Cheng tetap tinggal sebagai ancaman selama beberapa tahun, bergelar Pangeran Shu. Ketika kampanye berlangsung, Yang Nandang (楊難當) pemimpin Chouchi, yang telah menjadi vasal Liu Song dan Wei Utara juga menyerang dan menguasai Provinsi Liang (梁州, modern Shaanxi selatan) tahun 433.
Pertengahan Pemerintahan
suntingPada musim semi tahun 434, jenderal Kaisar Wen Xiao Sihua (蕭思話) dapat mengalahkan pasukan Yang Nandang dan merampas Provinsi Liang. Yang Nandang segera memohon ampun, dan karena ia tidak ingin kehilangan sekutunya yang berpengaruh melawan Wei Utara, Kaisar Wen mengampuninya.
Pada tahun 435, Feng Hong Kaisar Yan Utara, di bawah serangan bertubi-tubi Wei Utara menawarkan untuk menjadi vasal Liu Song mencoba untuk mendapatkan bantuan, dan Kaisar Wen menjadikan Feng Hong sebagai Pangeran Yan. Namun Kaisar Wen tidak dapat sungguh-sungguh memberikan bantuan, dan Feng Hong melarikan diri ke Goguryeo pada tahun 436.
Pada saat itu, sebuah pertarungan politik yang berat mulai berkembang di dalam pemerintahan Kaisar Wen. Kecemburuan akan jabatan yang dianugerahkan Kaisar Wen untuk Yin Jingren, Liu Zhan (劉湛) menjadi cobaan untuk mencemarkan nama baik Yin Jingren, dan ia mencoba mengambil hati Liu Yikang untuk menggunakan kekuasaan perdana menteri untuk mengusir Yin dari pemerintahan. Yin yang tidak ingin berselisih dengan Liu Zhan, mengundurkan diri dengan alasan sakit, dan ketika Kaisar Wen menolaknya, ia mengizinkan Yin untuk cuti sakit. Namun pemerintahan kekaisaran jadi terbagi fraksi Liu Zhan dan Liu Yikang dan anti fraksi Liu Yikang.
Pada tahun 436, Kaisar Wen sakit berat. Di dalam sakitnya, Liu Zhan membujuk Liu Yikang bahwa jika Kaisar Wen meninggal, tidak ada seorangpun yang dapat mengendalikanb Tan Daoji, dan kemudian memanggil Tan ke ibu kota dari markasnya ke Provinsi Jiang (江州, modern Jiangxi dan Fujian). Setelah Tan tiba di Jiankang, Kaisar Wen sembuh dari sakitnya dan siap mengembalikan Tan ke markasnya, ketika tiba-tiba ia jatuh sakit lagi. Pada saat itu, Tan telah berada di dermaga siap untuk berangkat ke Provinsi Jiang, dan Liu Yikang memanggilnya kembali ke Jiankang dan menangkapnya. Kaisar Wen kemudian mengeluarkan dekret palsu yang menuduh Tan merencanakan pemberontakan dan mengeksekusinya bersama dengan putra-putranya namun mengampuni cucu-cucunya. (Ketika Tan ditahan, ia dengan marah membuang syalnya ketanah dan berucap, "Anda telah menghancurkan Tembok Besar Tiongkok." Ketika pejabat-pejabat Wei Utara mendengar kematian Tan, mereka bergembira. Akun tradisional muncul yang meminimalkan keterlibatan Kaisar Wen atas kematian Tan, tetapi kejadian-kejadian terakhir yang muncul menunjukkan bahwa Liu Yikang bertindak dengan persetujuan penuh Kaisar Wen dalam hal ini.)
Pada musim semi tahun 437, Kaisar Wen dengan serius mempertimbangkan proposal yang telah dibuat Tuoba Tao, awalnya pada tahun 431 dan kemudian pada tahun 433, bahwa kedua klan kekaisaran memasuki hubungan kekeluargaan melalui pernikahan salah satu putrinya dengan pangeran mahkota Tuoba Tao Tuoba Huang, dan ia mengirimkan pejabatnya Liu Xibo (劉熙伯) ke Wei Utara untuk menegosiasikan syarat-syarat pernikahan tersebut. Namun tak lama kemudian putri yang akan dinikahkan dengan Tuoba Huang meninggal dan proposal itu turut berakhir dengan kematiannya.
Kemudian pada tahun 437, pemberontak lama Cheng Daoyang Pangeran Shu akhirnya tertangkap dan terbunuh yang mengakhiri tujuh tahun pemberontakan.
Pada tahun 438, Kaisar Wen membangun sebuah universitas untuk mendukung para pelajar mempelajari karya-karya terkenal. Ia membangun empat disiplin di dalam universitasnya:
- Mistisisme, yang diajarkan oleh pejabat He Shangzhi (何尚之)
- Sejarah, yang diajarkan oleh pejabat He Chengtian (何承天)
- Literatur, yang diajarkan oleh pejabat Xie Yuan (謝元)
- Khonghucu, yang diajarkan oleh pertapa Lei Cizong (雷次宗)
Perhatian Kaisar Wen pada kecakapan pejabat kekaisaran dapat terlihat sebagian pada tahun 439, ketika menurut sebuah dekret yang ditinggalkan Kaisar Wu bahwa putra-putranya bekerja sebagai gubernur Provinsi Jing dirotasikan menurut usia, ia seharusnya menjadikan saudaranya Liu Yixuan (劉義宣) sebagai Pangeran Nanqiao gubernur Provinsi Jing. Namun karena ia menganggap bahwa Liu Yixuan tidak kompeten, ia memberikan jabatan tersebut kepada saudaranya yang lebih cakap Liu Yiji (劉義季) Pangeran Hengyang, gubernur Provinsi Jing. (Beberapa tahun kemudian, setelah kematian Liu Yiji dan atas bujukan kakak perempuannya Liu Xingdi (劉興弟) Putri Kuaiji, ia akhirnya mengangkat Liu Yixuan sebagai gubernur Provinsi Jing, tetapi hanya setelah memberikan banyak saran tentang pengaturan provinsi dengan beanr.)
Akan tetapi pada tahun 440, Liu Yikang, yang menjadi bagian utama dari keberhasilan pemerintahan Kaisar Wen karena ketekunan dan kemampuannya, yang menjadi begitu tersanjung oleh Liu Zhan yang tidak dapat membedakan antara dirinya sebagai bawahan dan kaisar. Ketika Kaisar Wen jatuh sakit kembali, rekan-rekan Liu Zhan dan Liu Yikang, Liu Bin (劉斌), Wang Lü (王履), Liu Jingwen (劉敬文), dan Kong Yinxiu (孔胤秀) diam-diam merencanakan agar Liu Yikang menggantikan Kaisar Wen, yang berlawanan dengan wasiat Kaisar Wen yang menginginkan Putra Mahkota Shao menjadi kaisar dan Liu Yikang menjadi pemangku takhta raja. Ketia Kaisar Wen sembuh, ia mulai mencurigai Liu Yikang mencoba untuk merebut mahkotanya. Pada musim dingin tahun 440 ia memenjarakan Liu Yikang dirumahnya, menahan dan mengeksekusi Liu Zhan dan sejumlah rekan-rekan Liu Yikang. Ia kemudian memecat Liu Yikang dari jabatannya sebagai perdana menteri dan mengangkatnya sebagai gubernur Provinsi Jiang, dan mengembalikan kekuasaan Yin Jingren. Ia menggantikan Liu Yikang dengan saudaranya yang lebih muda, Liu Yigong (劉義恭) Pangeran Jiangxia, tetapi Liu Yigong, yang menyadari bahaya di dalam memegang kekuasaan terlalu banyak, tidak melibatkan dirinya ke dalam pengambilan keputusan yang sebenarnya. Kemudian pada tahun itu, Yin Jingren meninggal dan tanggung jawab penting jadi terbagi di antara beberapa pejabat.
Pada tahun 441, Yang Nandang, tidak mau menyerahkan kekuasaannya di Provinsi Liang dan Yi menyerang Liu Song. Kaisar Wen mengirim Pei Fangming dan jenderal lainnya Liu Zhendao (劉真道), untuk menyerang Chouchi, dan satu-satunya contoh di mana pasukan dinasti selatan menduduki Chouchi, mengambil alih pada tahun 442 yang memaksa Yang Nandang melarikan diri ke Wei Utara. Namun pada tahun 443, Chouchi jatuh ke tangan pasukan Wei Utara, Pei dan Liu Zhendao dieksekusi karena telah menggelapkan harta negara dan kuda-kuda dari Chouchi selama pengerahan militer dalam jumlah besar dari tahun 441 dan 442.
Pemerintahan Akhir
suntingPada tahun 445, di dalam sebuah peristiwa terkenal ketika menunggu mengirim saudaranya Liu Yiji ke markas barunya sebagai gubernur Provinsi Yan Selatan (南兗州, modern Jiangsu pusat), Kaisar Wen memerintahkan putra-putranya untuk tidak makan sampai makan malam dipersiapkan di dalam upacara, namun dengan sengaja telat mempersiapkannya, sehingga putra-putranya akan menderita kelaparan, dan kemudian memberitahu mereka, "Kalian dibesarkan di dalam rumah tangga yang kaya raya dan tidak melihat rakyat yang menderita kemiskinan. Saya ingin kalian mengerti akan derita kelaparan agar kalian belajar berhemat dan memperhatikan rakyat." Namun sementara kejadian umum ini mendapat pujian dari sejarawan termasuk Pei Ziye (裴子野), komentator Song Shu, merasa kemunafikan yang menempatkan para pangeran di jabatan-jabatan tinggi pada usia muda tanpa pelatihan yang tepat.
Setelah pesta itu, sebuah rencana yang melibatkan pejabat Fan Ye terbongkar yang diduga bahwa Fan berkomplot dengan keponakannya Xie Zong (謝綜) dan memecat rekan perdana menteri Li Yikang, Kong Xixian (孔熙先) untuk membunuh Kaisar Wen di dalam pesta untuk Liu Yiji dan menjadikan Liu Yikang sebagai kaisar. Salah satu dedengkotnya, keponakan Kaisar Wen Xu Danzhi (徐湛之), setelah rencana pembunuhan gagal di dalam pesta, mengabarkan komplotannya, dan selain Xu, seluruh konspirator dieksekusi. (Sejarawan Wang Mingsheng (王鳴盛) beranggapan komplotan itu terlalu mengada-ada, dan beranggapan sebaliknya bahwa Fan telah menjadi korban dari tuduhan palsu oleh Xu, Yu Bingzhi (庾炳之), dan He Shangzhi.) Akibat dari peristiwa itu, Liu Yikang, dipecat dari gelarnya dan diturunkan ke peringkat biasa dan menjadi tahanan rumah. (Tidak ada rencana-rencana lainnya untuk menempatkan Liu Yikang di atas takhta, dan pada tahun 451, yang khawatir rencana tersebut akan terulang kembali di tengah invasi Wei Utara, Kaisar Wen akan melanggar janji-janji yang dibuat dengan kakak perempuannya Liu Xingdi Putri Kuaiji, membunuh Liu Yikang.)
Pada tahun 446, ketika Wei Utara menghadapi pemberontakan dari Gai Wu (蓋吳) suku Xiongnu, Kaisar Wen menugaskan Gai sebagai adipati dan jenderal, meskipun ia tidak memberi dukungan militer sebenarnya untuk Gai. Akan tetapi hal ini membuat marah Kaisar Taiwu dari Wei Utara, dan setelah Kaisar Taiwu meredakan pemberontakan Gai, hubungan di antara kedua negara memburuk, terutama dengan serangan mengerikan pasukan Wei Utara yang dilakukan terhadap pasukan Liu Song di Provinsi Qing (青州, modern pusat dan Shandong) timur, Ji (冀州, modern Shandong barat laut), dan Yan (兗州, modern Shandong barat) kemudian pada tahun itu.
Pada tahun 449, Kaisar Wen mempersiapkan kampanye kedua untuk merebut provinsi selatan Sungai Kuning, dan banyak jenderal dan pejabat membalas dengan rencana-rencana perang, dan jenderal Wang Xuanmo (王玄謨) mengajukan rencana yang disukai Kaisar Wen. Di dalam persiapan, Kaisar Wen memindahkan pasukan yang ditempatkan dan perbekalan di provinsi internal ke provinsi perbatasan. Namun sebelum ia dapat memulai kampanye tersebut, Tuoba Tao menyerang duluan pada musim semi tahun 450, dan membuat Xuanhu (懸瓠, di modern Zhumadian, Henan) diduduki selama 42 hari, dan setelah mengalami banyak kekalahan dikedua belah pihak, Tuoba Tao mundur tanpa menangkap Xuanhu. Hal ini membuat Kaisar Wen percaya bahwa kekuatan militer Wei Utara memudar, dan ia memutuskan untuk melancarkan serangan pada akhir tahun 450, meskipun jenderal Liu Kangzu (劉康祖) menentang yang percaya bahwa kampanye harus dimulai pada musim semi tahun 451, Shen Qingzhi (沈慶之), yang berpendapat bahwa Liu Song tidak berada di dalam posisi siap berperang melawan Wei Utara, Xiao Sihua, dan Pangeran Mahkota Shao.
Pasukan Liu Song di bawah pimpinan Xiao Bin (蕭斌) dan Wang Xuanmo dengan cepat mengambil Qiao'ao dan Le'an (樂安, modern Tangshan, Hebei), karena pasukan Wei Utara secepatnya mengabaikan kedua kota itu, dan kemudian menduduki Huatai. Rakyat Han disekitar Huatai awalnya dengan senang hati mendukung kampanye Liu Song, tetapi Wang memerintahkan mereka untuk menyerahkan sejumlah besar buah pir, yang menyebabkan mereka marah dan berbalik melawan Liu Song. Pasukan Liu Song sebaliknya tidak dapat dengan mudah menangkap Huatai, dan pada musim dingin tahun 450, Kaisar Taiwu menyeberangi Sungai Kuning dan pasukan Wang jatuh, memaksanya melarikan diri ke Qiao'ao. Xiao dianggap membela Qiao'ao melawan serangan Wei Utara, tetapi Shen membujuknya bahwa tindakannya itu sia-sia belaka, dan meskipun perintah dari Kaisar Wen untuk membela Qiao'ao, Xiao memimpin pasukan utama kembali ke Licheng (歷城, di modern Ji'nan, Shandong) untuk melestarikan kekuatan pasukannya. Sementara itu, karena kekalahan Wang di Huatai, meskipun jenderal Liu Wenjing (柳文景) mampu menangkap Tong Pass di barat dan mengancam wilayah Wei Utara Guanzhong, Kaisar Wen memilih untuk memanggil kembali Liu dan juga mengabaikan barat.
Sebagai balasan atas serangan Liu Song, Kaisar Taiwu melancarkan serangan melawan provinsi utara Liu Song. Keponakan Tuoba Tao, Tuoba Ren (拓拔仁) dengan cepat menangkap Xuanhu dan Xiangcheng (項城, modern Zhoukou, Henan) dan sampai dengan Shouyang. Tuoba Tao sendiri maju sampai ke Pengcheng namun tidak menempatkan kota yang dijaga ketat tersebut di bawah pengepungan; namun ia maju ke selatan menyatakan bahwa ia akan menyeberangi Sungai Yangtze dan menghancurkan ibu kota Liu Song, Jiankang. Baik kedua pasukan utama dan pasukan cabang lain yang dikirimkannya membantai dan menjarah habis-habisan membuat wilayah Liu Song Sungai Huai hancur. Pada tahun baru 451, Tuoba Tao mencapai Guabu (瓜步, modern Nanjing, Jiangsu), menyeberangi sungai dari Jiankang namun pada titik ini ia mengajukan kembali proposal pernikahan yang dibuat seperti sebelumnya bahwa jika Kaisar Wen menikahkan putrinya kepada salah satu cucunya, ia akan menikahkan seorang putri dengan putra Kaisar Wen, Liu Jun (yang saat itu membela Pengcheng), untuk membangun perdamaian jangka panjang. Putra Mahkota Shao menyukai proposal tersebut namun Jiang Dan (江湛) menentangnya, dan proposal pernikahan itu tidak diterima. Pada musim semi tahun 451, khawatir pasukannya akan kewalahan terhadap serangan belakang pasukan Liu Song diasramakan di Pengcheng dan Shouyang, Tuoba Tao mulai menarik diri dan diperjalanan ia dihina oleh jenderal Liu Song, Zang Zhi (臧質), ia menduduki Xuyi (盱眙, modern Huai'an, Jiangsu), dan keduanya mengalami kerugian berat. Kampanye ini tampaknya sangat mempengaruhi kedua kekaisaran dan menunjukkan bagian-bagian yang kejam dari kepribadian Tuoba Tao seperti yang digambarkan oleh Sima Guang.
Sejarawan lainnya, Shen Yue menyatakan bahwa Kaisar Wen memodeli rencana militernya pada orang-orang Kaisar Guangwu, namun tidak memiliki kemampuan komando militer Kaisar Guangwu, oleh karena itu tidak dapat menyusun rencana militer yang tepat seperti yang dilakukan oleh Kaisar Guangwu.
Pada tahun 452, setelah mendengar kabar bahwa Tuoba Tao telah tewas dibunuh oleh kasim Zong Ai, Kaisar Wen mempersiapkan kampanye lain yang dipimpin oleh Xiao Xihua. Setelah jenderal umum Xiao Zhang Yong (張永) dikalahkan di Qiao'ao ia mengabaikan kampanye tersebut.
Sementara itu meskipun Kaisar Wen sendiri menghadapi krisis di dalam istananya. Diketahui bahwa Putra Mahkota Shao dan putra lain Kaisar Wen, Liu Jun Pangeran Shixing menggunakan jasa penyihir Yan Daoyu (嚴道育) untuk mengguna-gunai Kaisar Wen sampai mati sehingga Putra Mahkota Shao dapat menjadi Kaisar. Kaisar Wen yang memergoki hanya menegur putra-putranya namun tidak bertindak lebih lanjut untuk menghukum mereka. Namun pada tahun 453, Kaisar Wen yang berharap putra-putranya dapat berubah setelah kejadian itu memergoki bahwa mereka masih tetap berhubungan dengan Yan bahkan setelah ditegor. Ia kemudian berunding dengan para pejabat tingginya Xu Danzhi, Jiang Dan, dan Wang Sengchuo (王僧綽) mengenai rencananya untuk memecat putra mahkota Shao dan memerintahkan Liu Jun untuk bunuh diri. Namun ia membuat kesalahan dengan menceritakan rencana-rencananya dengan ibunda Liu Jun, Selir Pan, dan Selir Pan dengan cepat memberitahu Liu Jun, yang kemudian memberitahukan Putra Mahkota Shao. Pada musim semi tahun 453, Putra Mahkota Shao memberontak, mengirim pasukan pribadinya untuk mengamankan istana dan mengirim rekan dekatnya Zhang Chaozhi (張超之) kedalam istana untuk membunuh Kaisar Wen. Ketika Zhang memasuki kamar tidur Kaisar Wen dengan sebuah pedang, pengawal Kaisar Wen sedang tidur, dan Kaisar Wen mecoba untuk menahan serangan Zhang dengan sebuah meja kecil. Serangan pertama Zhang memotong jari-jari Kaisar Wen, dan serangan yang kedua membunuh Kaisar Wen. Setelah beberapa pertimbangan, Liu Shao juga membunuh Xu dan Jiang dan kemudian memfitnah bahwa Xu dan Jiang telah membunuh Kaisar Wen; ia kemudian naik takhta, meskipun kemudian pada tahun itu ia dikalahkan dan dibunuh oleh saudaranya yang lain, Kaisar Xiaowu Pangeran Wuling (karakter yang berbeda dari Liu Jun yang menjadi konfederasi Liu Shao), yang naik takhta sebagai Kaisar Xiaowu.
Liu Shao awalnya memberikan ayahandanya Nama Anumerta Kaisar Jing (景帝) dengan Nama Kuil Zhongzong (中宗). Setelah Kaisar Xiaowu naik takhta, ia mengganti nama anumerta Kaisar Wen dan nama kuil Taizu (太祖).
Nama Era
sunting- Yuanjia (元嘉 yuán jiā) 424-453
Informasi Pribadi
sunting- Ayahanda
- Mother
- Selir Hu Dao'an (胡道安) (lahir 368, dieksekusi oleh Kaisar Wu 409), nama anumerta Ibusuri Zhang
- Istri
- Permaisuri Yuan Qigui (diangkat 424, meninggal 440), ibunda Putra Mahkota Shao dan Putri Ying'e
- Selir-selir
- Selir Pan, ibunda Pangeran Jun (濬)
- Selir Lu Huinan, ibunda Pangeran Jun (駿)
- Selir Wu, ibunda Pangeran Shuo
- Selir Gao, ibunda Pangeran Shao (紹)
- Selir Yin, ibunda Pangeran Dan
- Selir Cao, ibunda Pangeran Hong
- Selir Chen, ibunda Pangeran Hui
- Selir Xie, ibunda Pangeran Chang
- Selir Jiang, ibunda Pangeran Hun
- Selir Shen Rongji (沈容姬) (414-453), ibunda Pangeran Yu
- Selir Yang, ibunda Pangeran Xiuren
- Selir Xing, ibunda Pangeran Xiu'iu
- Selir Cai, ibunda Pangeran Xiumao
- Selir Dong, ibunda Pangeran Xiuye
- Selir Yan, ibunda Pangeran Xiuqian
- Selir Chen, ibunda Pangeran Yifu
- Selir Xun, ibunda Pangeran Xiufan
- Selir Luo, ibunda Pangeran Xiuruo
- Keturunan
- Liu Shao (劉劭, dicatat beda karakter dari saudaranya), Putra Mahkota (diangkat 429), kemudian kaisar
- Liu Jun (劉濬, dicatat beda karakter dari saudaranya) (lahir 430), Pangeran Shixing (diangkat 437, dieksekusi 453)
- Liu Jun (劉駿, dicatat beda karakter dari saudaranya), Pangeran Wuling (diangkat 435), kemudian Liu Jun
- Liu Shuo (劉鑠) (lahir 432), Pangeran Mu dari Nanping (diangkat 439, diracuni oleh Kaisar Xiaowu 453)
- Liu Shao (劉紹, dicatat beda karakter dari saudaranya) (lahir 432), Pangeran Zhao dari Luling (diangkat 432, meninggal 452)
- Liu Dan (劉誕) (lahir 433), awalnya Pangeran Sui (diangkat 443), kemudian Pangeran Jingling (diangkat 453, terbunuh di medan perang 459)
- Liu Hong (劉宏) (lahir 434), Pangeran Xuanjian dari Jianping (diangkat 444, meninggal 458)
- Liu Hui (劉褘) (lahir 436), Pangeran Donghai (diangkat 445), kemudian Pangeran Lujiang (diangkat 468, dipaksa bunuh diri 470)
- Liu Chang (劉昶) (lahir 436), awalnya Pangeran Yiyang (diangkat 445), diangkat sebagai Pangeran Jinxi (diangkat 470), juga Pangeran Danyang dari Wei Utara, kemudian Pangeran Song dari Wei Utara
- Liu Hun (劉渾) (lahir 439), awalnya Pangeran Ruyin (diangkat 447), kemudian Pangeran Wuchang (dipaksa bunuh diri 454)
- Liu Yu (劉彧), awalnya Pangeran Huaiyang (diangkat 448), kemudian Pangeran Xiangdong (diangkat 452), kemudian Liu Yu
- Liu Xiuren (劉休仁) (lahir 443), Pangeran Jian'an (diangkat 452, dipaksa bunuh diri 471)
- Liu Xiu'iu (劉休祐) (lahir 445), awalnya Pangeran Shanyang (diangkat 455, kemudian Pangeran La dari Jinping (diangkat 466, dibunuh 471)
- Liu Xiumao (劉休茂) (lahir 445), Pangeran Hailing (diangkat 455, terbunuh dimedan perang 461)
- Liu Xiuye (劉休業) (lahir 445), Pangeran Ai dari Poyang (diangkat 455, meninggal 456)
- Liu Xiuqian (劉休倩) (lahir 446), Pangeran Dongping (diangkat dan meninggal 454), kemudian diberikan nama anumerta Pangeran Chong dari Linqing
- Liu Yifu (劉夷父, dicatat berbeda dengan pamandanya Kaisar Shao) (lahir 447, meninggal 452), kemudian diberi nama naumerta sebagai Pangeran Huai dari Xinye
- Liu Xiufan (劉休範) (lahir 448), awalnya Pangeran Shunyang (diangkat 456), kemudian Pangeran Guiyang (diangkat 457, dibunuh 474)
- Liu Xiuruo (劉休若) (lahir 448), Pangeran Ai dari Baling (diangkat 456, dipaksa bunuh diri 471)
- Putri Haiyan
- Liu Ying'e (劉英娥), Putri Xian dari Dongyang
- Liu Yingmei (劉英媚), Putri Xincai
- Putri Xunyang
- Liu Yingyuan (劉英媛), Putri Linchuan
- Putri Changcheng
- Putri Zhen dari Langye
- Putri Huaiyang
- Putri Xian dari Nanjun
- Putri Nanyang
- Putri Lujiang
Referensi
sunting- Book of Song, vol. 5.
- History of Southern Dynasties, vol. 2 Diarsipkan 2008-04-19 di Wayback Machine..
- Zizhi Tongjian, vols. 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126, 127.
Gelar kebangsawanan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Kaisar Shao |
Kaisar Liu Song 424–453 |
Diteruskan oleh: Liu Shao |