Lindarti Purwaningsih

Dr. Lindari Purwaningsih (lahir 12 Februari 1981) adalah ilmuwan wanita Indonesia bidang teknologi nano yang bekerja di Institut Max Planck. Teknologi nano adalah teknologi tinggi untuk merancang dan membuat temuan dengan ukuran superkecil, namun memiliki kemampuan teknologi luar biasa. Teknologi nano diantaranya adalah kamera yang bisa dimasukkan ke pembuluh darah dan kamera pemotret jantung. Teknologi nano sudah beredar di Indonesia antara lain komponen penyimpan data foto, komponen teknologi tv plasma, kamera pengintai, dan kamera antipantul. Lindarti Purwaningsih adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara pasangan Purwo Atmodjo dan Sunarti.d

Lindarti Purwaningsih
Lahir12 Februari 1981
Sragen
Tempat tinggalIndonesia
KewarganegaraanIndonesia
PekerjaanIlmuwan

Lindarti Purwaningsih adalah alumnus S1 dan S2 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Institut Teknologi Bandung. Ia berhasil meraih gelar doktor teknologi nano dari RWTH Aachen University tahun 2011. Lindarti Purwaningsih sukses meraih Kartini Award tahun 2011 bidang pendidikan.

Pendidikan

sunting
  • S1 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB (1999-2003)
  • S2 Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB (2004-2006)
  • S3 RWTH Aachen University (2007-2011)

Penelitian

sunting

Penelitian Lindarti Purwaningsih adalah cara memanipulasi material dalam skala nanometer untuk memperoleh fungsi-fungsi strategis tertentu. Meneliti pembuatan struktur nano tertentu untuk aplikasi optik dan bidang biomedis. Penelitan Lindarti menghasilkan alat yang bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi suatu sel. Alat ini bisa dianalogikan semacam kail yang dapat menarik ikan apa pun. Ikan di sini adalah sel-sel kanker atau sel-sel lain yang ingin dipancing. Alat yang sudah dipatenkan ini bisa digambarkan sebagai permukaan yang memiliki struktur nano yang dapat dimodifikasi sifat permukaannya dengan biomolekul tertentu. Tergantung sel-sel apa yang ingin ditangkap. Seperti halnya ketika menangkap ikan tertentu, harus menambahkan umpan yang disukai ikan itu di kailnya. Begitu juga bila ingin menangkap sel kanker, harus menggunakan umpan yang disukai sel itu di permukaan kail. Ini merupakan terobosan baru dalam aplikasi diagnosis kanker. Saat ini untuk mendeteksi sel kanker harus diadakan biopsi atau pengambilan beberapa jaringan tubuh lewat pembedahan dan perlu diteliti di lab dengan waktu cukup lama. Melalui alat yang dikembangkan ini, tes kanker jauh lebih cepat dan sederhana, yaitu mengambil darah penderita dan menaruhnya di atas alat yang bisa dibuat portabel. Jika ada sel abnormal yang merupakan cikal bakal sel kanker ditemukan dalam darah, diagnosis bisa dilakukan lebih singkat.

Referensi

sunting