Lembeh Selatan, Bitung
Lembeh Selatan adalah salah satu kecamatan di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia. Pembentukan Kecamatan Lembeh Selatan pada tahun 2007. Pada tahun 2022, luas wilayah Kecamatan Lembeh Selatan adalah 3.163,91 Ha yang terbagi menjadi 7 kelurahan, 21 lingkungan dan 60 rukun tetangga.
Lembeh Selatan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sulawesi Utara | ||||
Kota | Bitung | ||||
Kode Kemendagri | 71.72.01 | ||||
Kode BPS | 7172021 | ||||
Desa/kelurahan | 7 | ||||
|
Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Selatan mencapai 9 ribu jiwa. Kemudian pada tahun 2022, jumlah penduduknya mencapai 11 ribu jiwa. Wilayah Kecamatan Lembeh Selatan menjadi lokasi industri kapal dan wisata laut. Penduduk di Kecamatan Lembeh Selatan menerima akses listrik melalui Perusahaan Listrik Negara.
Wilayah Kecamatan Lembeh Selatan rawan terkena bencana gempa bumi dan tsunami dengan tingkat bahaya yang sedang dan tinggi. Kecamatan Lembeh Selatan memiliki dua monumen yang dijadikan sebagai objek wisata.
Sejarah
suntingKecamatan Lembeh Selatan dibentuk melalui Pasal 10 Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 3 Tahun 2007. Pembentukan Kecamatan Lembeh Selatan dihasilkan dari pemekaran penuh Kecamatan Lembeh menjadi dua kecamatan baru. Kecamatan lainnya yang dimekarkan bersamaan dengan Kecamatan Lembeh Selatan ialah Kecamatan Lembeh Utara.[1]
Wilayah administratif
suntingKecamatan Lembeh Selatan berstatus sebagai salah satu kecamatan di Kota Bitung.[2] Wilayah daratan dari Kecamatan Lembeh Selatan terletak di Pulau Lembeh yang merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara.[3] Luas wilayah Kecamatan Lembeh Selatan pada tahun 2022 adalah 3.163,91 Ha. Wilayahnya terbagi menjadi 7 kelurahan, 21 lingkungan dan 60 rukun tetangga.[4] Ibu kota Kecamatan Lembeh Selatan terletak di Kelurahan Papusungan.[5]
Penduduk
suntingJumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Selatan menurut Sensus Penduduk Indonesia 2010 sebanyak 9.116 jiwa. Sebanyak 4.699 jiwa merupakan laki-laki dan sebanyak 4.417 jiwa merupakan perempuan.[6] Pada tahun 2022, jumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Selatan menjadi yang tersedikit bersama dengan Kecamatan Lembeh Utara. Dibandingkan dengan jumlah penduduk Kota Bitung, persentase jumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Selatan hanya 4,88% atau sebanyak 11.088 jiwa. Sementara Kecamatan Lembeh Utara hanya berpenduduk sebanyak 9.750 jiwa (4,29%).[7]
Perekonomian
suntingKecamatan Lembeh Selatan menjadi salah satu lokasi investasi di Pulau Lembeh. Jenis investasi di Kecamatan Lembeh Selatan meliputi penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri. Pada tahun 2013, penanaman modal dalam negeri di Kecamatan Lembeh Selatan telah dilakukan melalui investasi oleh dua perusahaan yakni Sarana Samudera Pasifik dan Unggul Sejati Abadi. Kedua perusahaan ini berinvestasi di bidang industri kapal. Sementara penanaman modal asing diberikan oleh perusahaan jasa rekreasi asal Belanda yakni Flipper Tobelo untuk bidang wisata laut.[8]
Kondisi kemiskinan secara umum dialami oleh penduduk Kecamatan Lembeh Selatan yang tinggal di kelurahan-kelurahan yang padat penduduk.[9]
Fasilitas publik
suntingAkses listrik
suntingBadan Pusat Statistik mencatat bahwa pada tahun 2013 terdapat enam kelurahan di Kecamatan Lembeh Selatan yang telah memperoleh layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara. Keenam kelurahan ini yakni Pasir Panjang, Paudean, Batu Lubang, Pancuran, Papusungan dan Kelapa Dua. Namun terdapat satu kelurahan di Kecamatan Lembeh Selatan yang tidak menerima layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara yakni Dorbolaang.[10]
Jaringan jalan
suntingPada tahun 2010, jaringan jalan di Kecamatan Lembeh Selatan sepanjang 50,84 km. Jaringan jalan sepanjang 21,80 km mengalami kerusakan yang parah.[11]
Kerawanan bencana
suntingBeberapa desa di Kecamatan Lembeh Selatan yang lokasinya berbatasan dengan selat Lembeh memiliki risiko bencana gempa bumi dengan kelas bahaya yang sedang. Desa-desa ini meliputi Pasirpanjang, Paudean, Batulubang, Dorbolaang, Pancuran, Papusungan, dan Kelapa Dua.[12] Lokasi beberapa desa di Kecamatan Lembeh Selatan yang dekat dengan selat Lembeh juga menimbulkan risiko terjadinya tsunami dalam kelas bahaya yang tinggi dan sedang. Desa-desa dengan risiko bencana tsunami yang tinggi meliputi Batulubang, Dorbolaang, Papusungan, dan Kelapa Dua. Sedangkan desa dengan risiko bencana tsunami yang sedang yaitu Paudean.[13]
Pariwisata
suntingKecamatan Lembeh Selatan memiliki dua objek wisata berbentuk monumen, yakni Monumen Trikora dan Monumen Yesus Penebus. Monumen Trikora terletak di Kelurahan Batulubang, sedangkan Monumen Yesus Penebus terletak di Kelurahan Dorbolaang.[14]
Referensi
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Walikota Bitung (1 Oktober 2007). "Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 3 Tahun 2007 tentang Perubahan Nama, Pemekaran serta Pembentukan Kecamatan dan Kelurahan di Kota Bitung" (PDF)" (PDF). Lembaran Daerah Kota Bitung. Pasal 10.
- ^ Mubarak, M. R., Ponimin, dan Traindaru, Y. W. (2022). Dameani, T., dan Utomo, Z. P., ed. Master File Desa Provinsi Sulawesi Utara 2022. Manado: BPS Provinsi Sulawesi Utara. hlm. 169. ISSN 2716-4276.
- ^ Kojongian, Iten I. (2021). "Ditegur Mendagri Petahana Klarifikasi". Dalam Momongan, Y. Y., dkk. Menjaga Integritas Pencalonan: Pilkada Serentak Tahun 2020 di Sulawesi Utara (PDF). Manado: KPU Provinsi Sulawesi Utara. hlm. 115. ISBN 978-623-6183-21-2.
- ^ Mantiri dan Honandar 2023, hlm. 4.
- ^ Pujiriyani, dkk. 2015, hlm. 63.
- ^ Direktorat Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan (2010). Penduduk Indonesia Menurut Kabupaten/Kota dan Kecamatan Sensus Penduduk 2010 (PDF). Jakarta: Badan Pusat Statistik. hlm. 164. ISBN 978-979-064-171-6.
- ^ Mantiri dan Honandar 2023, hlm. 3.
- ^ Pujiriyani, dkk. 2015, hlm. 74.
- ^ Pujiriyani, dkk. 2015, hlm. 86.
- ^ Pujiriyani, dkk. 2015, hlm. 79.
- ^ Pujiriyani, dkk. 2015, hlm. 79-80.
- ^ Rahmania 2019, hlm. 100.
- ^ Rahmania 2019, hlm. 101.
- ^ Kamumu, N., dan Alexander, N. (2020). "Village Tour, Fish Auction dan Market Tour Sebagai Destinasi Wisata Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara". Dalam Winarno, A., dan Agustina, Y. Dunia Ilmu Ekonomi dan Manajemen: Bunga Rampai Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. CV. Bintang Sejahtera. hlm. 2. ISBN 978-602-1150-48-1.
Daftar pustaka
sunting- Mantiri, M., dan Honandar, M. (2023). Ringkasan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (RLPPD) Kota Bitung Tahun 2022 (PDF). Bitung.
- Pujiriyani, D. W., dkk. (2015). "Penataan Pertanahan dalam Konteks Penanaman Investasi di Pulau Lembeh". Dalam Pujiriyani, D. W., dan Puri, W. H. Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM-StPn) 2014 (PDF). Sleman: Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional. hlm. 49–93. ISBN 6027894-22-9.
- Rahmania, Rinny (2019). "Identifikasi Sumber Ancaman terhadap Kelestarian Sumber Daya Pesisir Selat Lembeh dan Upaya Mitigasinya" VIII.. Dalam Arifin, T., dkk. Status Sumber Daya Laut dan Pesisir Selat Lembeh-Bitung Sulawesi Utara. Bogor: PT Penerbit IPB Press. ISBN 978-602-440-920-3.