Lebah madu Wamena adalah salah satu kegiatan peternakan lebah yang berada di Wamena, Papua.[1] Secara umum usaha peternakan lebah Wamena digeluti oleh masyarakat lokal dan masih berskala Industri Rumah Tangga, Kegiatan industri lebah madu Wamena ini ada sejak tahun 2009, dan pada tahun 2016 mendapat dukungan dari beberapa pihak sebagai binaan dengan harapan Industri seperti ini dapat berkembang dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat lokal pada umumnya.[2]

Produksi madu dari lebah madu wamena ini disaat musim panen setidaknya terdapat 75 hingga 80 rumah madu yang siap untuk dipanen, proses pengambilan madu biasa dilakukan oleh peternak yang dibantu oleh rekan maupun warga sekitar yang mau berpartisipasi dalam proses panen madu tersebut, terlebih produk dari lebah madu Wamena telah memiliki ijin edar yang dikeluarkan oleh pihak berwenang sehingga produk tersebut dapat dikatakan telah memenuhi standar dari produk madu pada umumnya.

Peternakan lebah madu Wamena memanfaatkan nektar dari pohon Wib, Monika dan Weke yang sengaja disiapkan terlebih dahulu oleh masyarakat lokal pada beberapa lahan guna menjadi sumber makanan bagi lebah madu mereka, namun tidak menutup kemungkinan juga untuk lebah mencari sumber makanan di area lain mengingat jangkauan area mencari makan lebah madu yang relatif luas.

Spesies yang Diternakkan

sunting
 
Apis mellifera merupakan spesies lebah yang digunakan dalam Peternakan Lebah madu Wamena

Lebah madu yang diternakkan berjenis Apis mellifera

Lebah madu Apis mellifera adalah yang paling umum dari 7-12 spesies lebah madu di seluruh dunia[3]

Proses Produksi

sunting

Para Produksi madu, peternak lebah menggunakan lahan seluas 200 x 50 meter, dan setiap tahunnya dapat memanen sebanyak dua kali, pada bulan Juni hingga Agustus dan September hingga awal Oktober. Proses produksi biasanya dilakukan secara manual oleh peternak yang dibantu oleh rekan maupun warga sekitar

 
Salah satu produk dari peternak lebah madu Pilamo Mandiri, Wamena, Jayawijaya, Papua [2]

Proses produksi madu Wamena biasanya dilakukan oleh 25 kelompok yang masing-masing diantaranya memiliki lahan tersendiri, satu kelompok pemanen madu bisa terdiri dari 6 orang. Setelah panen produk biasanya dijual sebagian besar di area sekitaran Wamena, maupun di kios-kios yang ada, serta koperasi masyarakat, yang hasilnya penjualannya masih menggunakan sistem bagi hasil antara penjual dengan peternak lebah madu, kemudian untuk harga produk itu sendiri biasa dijual seharga Rp 150.000 - Rp 250.000 per botol sesuai dengan ukuran botol yang digunakan untuk mengemas madu.[2]

Kelompok petani madu yang berada di Kampung Pugima ini, selalu optimis akan usahanya dalam beternak lebah madu di Wamena. Pihaknya terus berusaha untuk memajukan usaha yang sebagian besar dikerjakan keluarga besarnya.

Peternakan Madu di Wamena

sunting
 
Salah satu peternak lebah madu Wamena[2]

Menurut Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Jayawijaya, menyebutkan petani madu di Jayawijaya mencapai 40-an kelompok dan hampir tersebar di semua distrik. Peternak paling banyak terdapat di Distrik Walelagama (22 kelompok), khususnya di Kampung Pugima. Kemudian Asotipo yakni (3 kelompok), Wamena, Siepkosi, Hubikosi dan Libarek.[4]

Beberapa peternak mengaku sulit mendapatkan bibit lebah madu, tetapi pemerintah daerah kerap membantu petani dalam pengembangan lebah madu. Dinas Pertanian Kabupaten Jayawijaya terus dorong peningkatan dan pengembangan kelompok tani lebah madu dengan memberi bantuan bibit lebah madu sebanyak 50 kotak yang di bagikan bagi petani lebah madu di lima distrik di Kabupaten Jayawijaya, pemberian bibit lebah madu merupakan bantuan rutin yang dilakukan oleh pemerintah, sebagai dukungan dalam mendukung komoditas unggulan di Jayawijaya, selain kopi. Pada tahun 2018 ini Dinas Pertanian melakukan pengadaan stup atau kotak lebah madu sebanyak 50 buah, yang dibagi untuk lima distrik, serta ekstraktor atau mesin peras madu yang ditempatkan pada sentral produksi madu.[4]

Referensi

sunting
  1. ^ Marius; Muhsidin (2020). "Pemkab Jayawijaya dorong peningkatan hasil produksi madu". ANTARA News. Diakses tanggal 2021-12-28. 
  2. ^ a b c d "Lebah Madu Wamena, Produksi Unggulan Pegunungan Papua". Cendana News. 2017-05-11. Diakses tanggal 2020-03-14. 
  3. ^ Lo, Nathan; Gloag, Rosalyn S.; Anderson, Denis L.; Oldroyd, Benjamin P. (2010-04). "A molecular phylogeny of the genus Apis suggests that the Giant Honey Bee of the Philippines, A. breviligula Maa, and the Plains Honey Bee of southern India, A. indica Fabricius, are valid species". Systematic Entomology (dalam bahasa Inggris). 35 (2): 226–233. doi:10.1111/j.1365-3113.2009.00504.x. 
  4. ^ a b Redaksi (2018-10-10). "Dinas Pertanian Atasi Kesulitan Petani Lebah Madu Wamena". Diakses tanggal 2020-03-14.