Lateng, Banyuwangi, Banyuwangi
Lateng adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Banyuwangi bagian timur laut, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kelurahan ini disebut pula sebagai Kampung Arab karena banyak dihuni oleh pendatang Arab.Selain Arab,daerah ini juga dihuni oleh Suku Palembang di yg banyak tinggal di sekitaran Jalan Riau (dulu bernama Jalan Kyai Saleh)[1]
Lateng Lateng Darussalam | |||||
---|---|---|---|---|---|
Kantor Kelurahan Lateng | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Banyuwangi | ||||
Kecamatan | Banyuwangi | ||||
Kodepos | 68417 | ||||
Kode Kemendagri | 35.10.16.1014 | ||||
Kode BPS | 3510180014 | ||||
Luas | ... km2 | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km2 | ||||
|
Asal Nama
suntingNama kelurahan ini berasal dari tumbuhan jelatang (bahasa Jawa: lateng) yang dahulu banyak tumbuh di daerah ini.
Pembagian Wilayah
suntingKelurahan Lateng terdiri dari 3 lingkungan
- Lingkungan Kanalan
- Lingkungan Kebon Jeruk
- Lingkungan Manggisan
Bentang Alam dan Budaya
suntingKelurahan Lateng bersama Kelurahan Singotrunan adalah kelurahan yang letaknya di ujung utara Kota Banyuwangi. Bagian barat kelurahan adalah sisi perkotaan dan semakin ke timur (Lingkungan Kanalan) adalah wilayah pesisir pantai. Wilayah kelurahan bagian barat ini (berbatasan dengan Kelurahan Singotrunan) dibatasi oleh Jalan Basuki Rahmat, dimana disana banyak berdiri komplek pertokoan, bank, restoran dan juga Terminal Blambangan. Terminal Blambangan adalah terminal dalam kota yang melayani rute angkutan kota dari Terminal Induk Brawijaya dan Terminal Induk Sritanjung. Dan di wilayah timur ini adalah pemukiman penduduk yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Penataan yang kurang rapi dan kebiasaan masyarakat membuang sampah di garis pantai menyebabkan kawasan ini terlihat kumuh, selain masih banyaknya bangunan-bangunan semi permanen.
Transportasi
sunting- Lin 1 rute Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) berjalan di dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan maupun yang menuju ke persimpangan Lateng.
- Lin 2 rute Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) berjalan di dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan maupun yang menuju ke persimpangan Lateng.
- Lin 4 rute Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) berjalan di dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan maupun yang menuju ke persimpangan Lateng.
- Lin 5 rute Terminal Brawijaya - Terminal Blambangan PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) berjalan di dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan maupun yang menuju ke persimpangan Lateng.
- Lin 6 rute Terminal Blambangan - Pelabuhan Ketapang/Stasiun Banyuwangi Baru via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Singotrunan, Pondok Wina, Maqam Waliyullah dan Hardys Mall) berjalan ke utara menuju Persimpangan Sukowidi.
- Lin 7 rute Terminal Brawijaya - Stasiun Karangasem PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Profita, Bank Jatim, SDN Lateng dan Pasar/Terminal Blambangan) berjalan di dua arah Jalan Basuki Rahmad, baik yang menuju ke Terminal Blambangan maupun yang menuju ke persimpangan Lateng.
- Lin 9 rute Terminal Blambangan - Stasiun Argopuro PP via Lateng ke selatan (Jalan Basuki Rahmad, melewati SDN Lateng, Bank Jatim dan Profita) berjalan ke selatan menuju Persimpangan Lateng.
- Lin 9 rute Stasiun Argopuro - Terminal Blambangan PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Hardys Mall, Maqam Waliyullah dan Pondok Wina) berjalan dari Persimpangan Sukowidi ke selatan menuju Terminal Blambangan.
- Lin 12 rute Terminal Blambangan - Terminal Brawijaya PP via Lateng (Jalan Basuki Rahmad, melewati Singotrunan, Pondok Wina, Maqam Waliyullah dan Hardys Mall) berjalan ke utara menuju Persimpangan Sukowidi.
Kondisi Masyarakat
suntingKelurahan Lateng banyak dihuni oleh warga keturunan Arab dan keturunan Palembang. Maka kawasan ini juga disebut sebagai Kampung Arab (saat ini bernama Lingkungan Kebon Jeruk). Para warga keturunan Arab ini mayoritas berprofesi sebagai pengusaha. Banyak dari usaha mereka ini menepati kawasan di Jalan Basuki Rahmat. Usaha yang mereka jalani seperti cuci kendaraan, toko furniture, rumah makan, dan lain-lain. Sedangkan warga yang tinggal di pesisir pantai kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Kawasan sisi timur kelurahan merupakan salah satu kawasan minus di wilayah perkotaan Banyuwangi.
Suku Bangsa
suntingAsal usul keberadaan suku Arab di wilayah Lateng pun berawal ketika Pak Ahmad, seorang keturunan Arab diminta oleh Mbah Mas Shaleh untuk menerima suatu wilayah dalam lingkup Lateng sebagai tempat berkumpulnya para keturunan Arab. Hal ini terjadi karena banyak keturunan suku Arab yang menetap di luar daerah Lateng dan mengutarakn maksudnya untuk menetap di suatu wilayah yang dihuni oleh para keturunan suku Arab dengan tujuan agar dapat berkumpul. Dan Mbah Mas Shaleh mewujudkannya dengan memberikan suatu wilayah bagian dari wilayah Lateng sebagai wilayah yang dihuni oleh keturunan suku Arab tersebut, lalu ia pun mempersilahkan keturunan suku Arab agar menempati wilayah itu dan memetakkannya. Inilah asal mula munculnya Kampung Arab.
Meski memiliki Kepala Desa atau Lurah, namun di zaman penjajahan Belanda, ada yang disebut sebagai Letnan Suku Arab, yang memimpin Kampung Arab. Karenanya, bila pihak Belanda ingin melakukan sesuatu yang menyangkut dengan suku Arab, bukan lewat Kepala Desa atau Lurah di daerah itu, melainkan harus melalui Letnan Arab. Dengan kata lain, kedudukan Letnan Arab sejajar dengan Kepala Desa atau Lurah. Beberapa Letnan Arab yang pernah mengepalai suku Arab di wilayah kampong Arab yakni :
- Datuk Saleman Bauzir,
- Datuk Dahnan,
- Habib Asegaf,
- Ahmad Hadad.[2]
hal ini dimulai Pada sekitar awal abad 19, Kesultanan Palembang Darussalam telah kehilangan kontrol kekuasaan. Belanda berhasil memegang kendali wilayah kerajaan ini. Sultan Palembang Darussalam, Sultan Najamuddin dibuang ke Aceh, sedangkan kawasan Palembang dikendalikan oleh seorang Residen Belanda. Pada masa genting itu, sebagian besar bangsawan kerajaan Palembang memilih untuk menyingkirkan diri. Situasi yang tidak aman serta kekejaman Belanda menjadikan para keluarga kesultanan berusaha untuk mencari lokasi baru untuk tempat tinggal.
Diantara para bangsawan Palembang Darussalam tersebut,banyak juga yang hijrah ke Kabupaten Banyuwangi untuk menyebarkan Islam dan Menenap di Kelurahan Lateng,yang lebih tepatnya di Jalan Riau (dulu bernama Jalan Kyai Saleh)[3]
Pendidikan
suntingLembaga pendidikan yang ada di Kelurahan Lateng
- SD Negeri 1 Lateng (Jalan Basuki Rahmat)
- SD Negeri 2 Lateng
- SD Negeri 3 Lateng
Perkantoran
suntingInstansi Pemerintah
sunting- Kantor Lurah Lateng (Jalan Karimun Jawa)
Perbankan
sunting- Bank Jatim Banyuwangi. (Jalan Basuki Rahmat)
- Bank Perkreditan Rakyat Swadhanamas Pakto Kantor Kas Banyuwangi
Tempat Lain
sunting- Terminal Blambangan
- Makam Mbah Kyai Saleh
- Makam Waliyullah Datuk Abdurrahim bin Abubakar bin Bauzir
- Restoran Wina MacDjoe
- Pondok Wina Hall and Restaurant
Tokoh
sunting- Kyai Saleh Lateng
- Datuk Abdurrahim bin Abubakar bin Bauzir
Referensi
sunting- ^ Asal Usul Desa Lateng & Kampung Arab Banyuwangi Diakses 11 Juli 2013 14.30
- ^ "Asal Usul Desa Lateng & Kampung Arab Banyuwangi". Asal Usul Desa Lateng & Kampung Arab Banyuwangi ~ The Banadzi. Diakses tanggal 2020-10-26.
- ^ "Grup Facebook". www.facebook.com. Diakses tanggal 2020-10-26.
Batas
suntingBatas-batas wilayah kelurahan Lateng adalah sebagai berikut: