Cakram laser

format cakram video optik analog
(Dialihkan dari Laserdisc)

Cakram laser atau piringan laser (bahasa Inggris: laserdisc, disingkat LD) adalah sebuah piringan optikal berdiameter 11.81 inchi (30 cm) dan dapat digunakan pada kedua sisinya untuk menyimpan video atau film dan dapat diputar kembali dengan laser, dan merupakan media penyimpan data pada cakram optik komersial pertama. Tidak seperti media optik pada saat ini yang menyimpan data dalam format digital, cakram laser menyimpannya dalam format analog. Cakram laser awalnya dinamakan Discovision sejak pada 1978, saat teknologinya dilisensikan dan dijual dengan nama Reflective Optical Videodisc, Laser Videodisc, Laservision, Disco-Vision, DiscoVision, dan MCA DiscoVision sampai akhirnya Pioneer Electronics memiliki sebagian format ini dan akhirnya dinamai LaserDisc pada pertengahan dan akhir 1980-an.

Cakram laser
Sebuah cakram laser (kiri), dibandingkan dengan DVD.
Jenis mediacakram optik
PenyandianNTSC, PAL
Kapasitas60 menit per sisi pada CLV
30 menit per sisi pada CAV
PengembangPhilips & MCA
PenggunaanVideo dan film
Penyimpan data

Format ini memiliki kualitas gambar yang lebih tinggi dari format pesaingnya pada masa itu (sistem VHS dan Betamax). Format ini sangat terkenal di wilayah Jepang dan Asia Tenggara dan kurang diminati di wilayah Amerika Utara, Eropa dan Australia. Cakram laser merupakan medium paling umum yang digunakan untuk penyewaan video pada tahun 1990 di wilayah Hong Kong. Perekaman materi dalam videodisk ini menggunakan cara yang sama dengan cara cakram digital diproduksi namun cakram laser hanya dapat digunakan untuk merekam data video bukan untuk data dengan format lain. Konsep dan teknologi yang digunakan dalam cakram laser merupakan pelopor dari cakram digital dan DVD.

Sejarah

sunting

Teknologi penggunaan cakram transparan yang digunakan pada cakram laser berasal dari penemuan David Paul Gregg mengenai cakram optic pada tahun 1958 dan dipatenkan pada tahun 1961 dan pada tahun 1969 paten sistem cakram transparan ini dijual kepada Philips. MCA juga turut berandil dalam pengembangan ini setelah mengakuisisi perusahaan Gregg bernama Gauss Electrophusics pada awal tahun 1960. Pada tahun 1969, Philips mengembangkan cakram video dalam mode reflektif yang mempunyai keuntungan lebih besar dibanding mode tranparan. MCA dan Philips pada akhirnya bekerja sama dalam pengembangan ini agar dapat menjual film dalam format cakram laser.

Prototype pemutar cakram laser pertama kali didemonstrasikan kepada publik pada tahun 1969 oleh Philips dan mulai dipasarkan pada tahun 1978 di Atlanta, Amerika Serikat. DiscoVision merupakan nama yang berkaitan dengan format video cakram laser. Nama ini merupakan nama asli dari format “Reflective Optical Videodisc System” atau yang dikenal sebagai LaserVision atau cakram laser (LD).

Bentuk kerjasama Philips dan MCA ialah Philips memproduksi pemutar dan MCA memproduksi cakram di bawah divisi yang dimilikinya yang bernama MCA DiscoVision Inc yang dibentuk pada tahun 1969 dan mengeluarkan film-film dari Universal Studios, Warner Bros. Pictures, Paramount, Avco Embassy, WGBH Boston, Fox dan Disney. namun karena kerjasama ini tidak terlalu berhasil maka kerjasama ini dihentikan.

Penerus MCA DiscoVision ialah Discovision Asscoates DVA yang terbentuk dari kerjasama IBM dan MCA. Merger ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari DiscoVision namun pada perkembangannya tidak satupun kemajuan yang terjadi. Pada tahun 1989, Pioneer mengakuisisi DiscoVision Associates. Salah satu penyebab kegagalan kerjasama tersebut ialah karena format cakram laser tidak sukses dan tidak terlalu dikenal di wilayah Amerika Serikat dikarenakan harga pemutarnya yang mahal, hal ini berbeda dengan kondisinya di Jepang dan wilayah Asia Tenggara.

Film dalam format cakram laser pertama kali yang dipasarkan ialah Jaws yang dikeluarkan oleh MCA DiscoVision pada tahun 1978. Dua film terakhir yang dikeluarkan di wilayah Amerika Utara adalah Sleepy Hollow dan Bringing Put the Dead yang diproduksi oloh Paramount pada tahun 2000. Pioneer memproduksi pemutar cakram laser hingga pada awal tahun 2009 memutuskan untuk menghentikan produksinya, model pemutar terakhir yang dibuat oleh Pioneer ialah DVL-919 (DVD/LD/CD), CLD-R5 (LD/CD), DVK-900 (DVD/LD karaoke system), and DVL-K88 (DVD/LD compatible karaoke player).

Pada tahun 1998, diperkirakan 2% (sekitar 2 juta) rumah tangga di Amerika Serikat mempunyai pemutar cakram laser. Pada tahun 1999, pemutar cakram laser dimiliki oleh 10% rumah tangga di Jepang. Cakram laser diluncurkan pada 10 Juni 1981 dengan total 3,6 juta pemutar cakram laser dijual di Jepang. 16,8 juta pemutar cakram laser dijual di seluruh dunia dan 9,5 juta diantaranya dijual oleh Pioneer.

Pada saat ini, DVD telah sepenuhnya menggantikan cakram laser di pasar retail Amerika Utara. Di Eropa, format ini jarang digunakan, format ini digunakan oleh British Broadcasting Corporation (BBC) untuk BBC Domesday Projectin pada pertengahan tahun 1980, yaitu sebuah proyek berbasis di sekolah untuk memperingati 900 tahun sejak Domesday Book asli berada di Inggris.

Spesifikasi teknis

sunting

Cakram laser mempunyai diameter 11.81 inchi (30 cm) dan terbuat dari cakram aluminium dua sisi yang dilapisi oleh plastic. Walau terlihat seperti cakram digital atau DVD namun cakram laser menggunakan format video dan audio analog.

Audio dalam cakram laser dapat disimpan dalam format analog atau digital serta berbagai variasi format surround sound; NTSC dapat membawa dua track audio analog serta dua track uncompressed PCM digital audio atau PAL yang dapat membawa sepasang track audio, digital maupun analog. Tidak seperti DVD yang membawa Dolby Digital audio dalam bentuk digital, cakram laser menyimpan Dolby Digital dalam frekuensi yang telah dimodulasi di dalam track yang umumnya digunakan untuk audio analog. Untuk mengekstraksi dari Dolby Digital dari cakram laser dibutuhkan pemutar yang telah dilengkap output “AC-3RF” dan demodulator eksternal selain AC-3 decoder.

Kualitas audio pada saat itu tak tertandingi namun kualitas audio analog sangat bergantung kepada kondisi cakram dan alat pemutarnya. Banyak pemutar cakram laser pada tingkatan early dan lower-end yang mempunyai komponen audio analog yang buruk dan banyak cakram yang memiliki kualitas audio yang buruk. Hanya sedikit DiscoVision dan cakram laser pada masa awal yang mempunyai opsi audio digital namun banyak dari film tersebut yang audionya digantikan menjadi audio digital setelah re-issues oleh Universal. Banyak cakram yang pada awalnya membawa track stereo analog yang digantikan dengan track audio Dolby Stereo dan Dolby Surround dalam format digital sehingga membantu meningkatkan kualitas audio. Cakram analog setelah itu mulai diaplikasikan dengan CX Noise Reduction untuk meningkatkan rasio gangguan sinyal dari audionya.

Hardware

sunting

Perangkat pemutar pada masa awal (1978-1984) menggunakan tabung laser helium-neon untuk membaca cakram dan mempunyai lampu merah-oranye dengan panjang gelombang 628 Nanometer, sedangkan perangkat pemutar solid-state menggunakan diode semikonduktor laser infra merah dengan panjang gelombang 780 Nanometer.

Pada bulan Maret 1984, Pioneer meluncurkan perangkat pemutar solid-state laser pertamanya, yaitu LD-700. Perangkat tersebut merupakan pemutar cakram laser pertama dengan penampang cakram di bagian muka dan dapat bergerak ke dalam dan ke luar, bukan penampang atas. Setelah peluncuran ini, laser gas tidak lagi digunakan dalam perangkat pemutar, hal ini dikarenakan laser gas helium-neon mempunyai panjang gelombang yang pendek dan dapat menimbulkan sedikit cacat pada cakram. Laser gas helium-neon digantikan oleh diode laser solid-state.

Kebanyakan mesin pemutar merupakan mesin pemutar satu sisi sehingga penonton harus memutar cakram secara manual untuk menonton sisi cakram yang satunya. Sejumlah pemutar lainnya dibuat agar dapat memutar kedua sisi cakram secara otomatis; pada akhir sisi cakram pertama atau dengan perintah penonton, mesin dapat mengubah arah rotasi cakram dan memindahkan laser secara simultan ke sisi lain cakram dan memutarnya kembali.

Combi-players

sunting

Pemutar cakram laser yang diproduksi setelah pertengahan 1980 umumnya dapat juga memutar audio CD. Pemutar ini menyediakan tempat untuk menaruh CD berukuran 12 cm (4.7 inchi). Pada tahun 1996, Pioneer meluncurkan model pertama pemutar combi DVD/LD di Jepang dengan seri DVL-9. Walau pemutar combi DVD/LD menawarkan performa cakram laser yang lebih baik, tetapi tidak sebanding apabila dibandingkan dengan perangkat pemutar cakram laser high end seperti Pioneer Elite CLD-00 dan Pioneer Hi-Vision/MUSE HLD-X9.

High-end Japanese players

sunting

Pemutar cakram laser tertentu di Jepang dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi atau mempunyai kapasitas pemutaran yang lebih besar dibandingkan dengan unit di Amerika Utara dan secara rutin diimport oleh penggemar cakram laser di Jepang. Unit-unit ini adalah CLD-R7G, LD-S9, HLD-X9 dan HLD-X0 yang diproduksi oleh Pioneer dan tiga diantaranya memiliki teknologi yang tidak didapati dalam pemutar laser cakram di wilayah Amerika Utara.

Cakram laser PAL

sunting

Cakram laser PAL mempunyai waktu putar yang lebih lama dibandingkan dengan cakram berformat NTSC, tetapi memiliki opsi audio yang lebih sedikit. Cakram PAL hanya memiliki 2 track audio (2 track analog atau 2 track digital). Sebagai perbandingannya, format baru NTSC pada cakram laser memungkinkan 4 track dengan 2 track digital dan analog meskipun format lama NTSC yang dibuat sebel tahun 1984 hanya mempunyai 2 track audio analog.

Perbandingan dengan VHS (Video Home System)

sunting

Pada masanya, kehadiran cakram laser memiliki saingan yaitu VHS (Video Home System) berikut ini merupakan perbandingannya:

1. Cakram laser mempunyai gambar yang jauh lebih tajam dibandingkan VHS dengan resolusi horizontal 425 TVL untuk NTSC dan 440 TVL untuk PAL sedangkan VHS hanya memiliki 240 TVL untuk NTSC.

2. Cakram laser dapat menyimpan audio analog dan digital serta dapat menyimpan banyak track audio sedangkan sebagian besar VHS hanya dapat menyimpan data analog. Kemampuan menyimpan banyak track audio inilah yang memungkinan adanya extra seperti komentar sutradara dan fitur-fitur lain di sebuah film dalam cakram laser yang tidak akan mungkin dilakukan dalam VHS.

3. Akses pada cakram laser dimungkinkan untuk acak atau berdasarkan bab-babnya, seperti yang dapat dilakukan dalam format DVD. VHS tidak dapat melakukan hal yang serupa karena perlu di rewind atau fast-forward untuk mencapai titik tertentu. Dalam proses produksinya, cakram laser lebih murah dibandingkan VHS dan proses duplikasinya lebih mudah dan lebih cepat.

Penggunaan di Indonesia

sunting

Cakram laser memasuki pasar Indonesia pada akhir tahun 1980-an dan bertahan hingga akhir tahun 1990-an. Pada masa itu tempat rental/penyewaan film tumbuh di Indonesia dan menyewakan film-film dengan format cakram laser, pita video BETA dan VHS. Film-film Indonesia yang pernah dibuat dalam format cakram laser antara lain film-film Warkop DKI dan Catatan Si Boy. Namun penggunaan cakram laser ini mulai ditinggalkan pada akhir tahun 1990-an karena adanya teknologi VCD dan DVD yang lebih praktis dibandingkan dengan cakram laser sehingga cakram laser film-film Indonesia pun pada saat ini sudah susah untuk dicari.

Pranala luar

sunting