Laras menyempit atau yang juga dikenal sebagai "laras lancip," kadang-kadang "laras kerucut" adalah senjata yang memiliki diameter laras internal semakin mengecil ke arah moncong laras yang menyebabkan diameter peluru berkurang diiringi dengan peningkatan kecepatan.

Contoh historis laras menyempit (7,5 cm Pak 41)

Mekanisme

sunting
 
Diagram konsep laras menyempit
 
Paten asli yang diajukan oleh Hermann Gerlich pada tahun 1932 [1]
 
Contoh selongsong Armor Piercing, Composite, Non-Rigid (APCNR) yang digunakan dalam meriam laras menyempit (7,5 cm Pak 41)

Sebuah laras menyempit memanfaatkan energi dari propelan untuk mengecilkan diameter peluru atau selongsong, meningkatkan penetrasi dan kecepatan secara signifikan. Proses ini juga berarti tekanan ruang picu menjadi tinggi dan masa pakai laras menjadi rendah.[2] Sebagai contoh, umur layanan dari laras menyempit 7,5 cm Pak 41 bisa serendah 1.000 tembakan dibandingkan dengan 5.000-7.000 tembakan untuk 7,5 cm Pak 39 (L/48).[3] Diameter selongsong yang ditembakkan dapat berkurang sebanyak 40% dari kaliber .50 menjadi .30 kaliber (senapan mesin M2). Alih-alih menekan peluru pejal, penyempitan ini dilakukan terhadap peluru berinti keras (misalnya tungsten) dan selubung luar yang lebih lembut (paduan aluminium) yang membentuk sirip atau sayap. Selubung luar ini hancur ketika proyektil meninggalkan laras.[4][5]

Konsep laras menyempit biasanya digunakan dalam senjata anti-tank sebelum peledak terarah digunakan secara umum.[4] Kemudian, penyempurnaan amunisi sabot terlepas, yang didasarkan pada konsep yang sama menggunakan laras kaliber yang lebih besar untuk menembakkan proyektil kaliber yang lebih kecil dengan kecepatan tinggi, meniadakan kebutuhan akan konsep laras menyempit.[2]

Sejarah dan penggunaan

sunting
 
Sebuah Mk VII Tetrarch Mk I dengan adaptor Littlejohn.

Konsep laras menyempit pertama kali dipatenkan oleh German Karl Puff pada tahun 1903. Kemudian, Hermann Gerlich pada 1920-an dan 1930-an bereksperimen dengan konsep yang menghasilkan senapan anti-tank 7 mm percobaan dengan kecepatan luncur 1.800 m/s. Ini mengarah pada konsep laras halus yang kadang-kadang disebut "prinsip Gerlich".

Antara 1939-40, Mauser-Werk AG menghasilkan 2,8 cm sPzB 41 dan Krupp (tahun 1941) menghasilkan 7,5 cm Pak 41. Ini akhirnya dihentikan karena kurangnya tungsten dan kompleksitas pembuatan untuk amunisi.[2][6][7]

Kegunaan lain dari laras menyempit termasuk adaptor Littlejohn dari Inggris, adaptor QF 6-pounder dan senapan mesin M2.[5] Masing masing berupa pengecilan dari kaliber 40mm ke 30mm, 57mm ke 42.6mm, dan kaliber .50 hingga kaliber .30. Adaptor Littlejohn digunakan untuk memperpanjang umur layanan dari QF 2 pounder dan dirancang oleh František Janeček yang nama terlikasinya memberikan nama Littlejohn. Adaptor QF 6 pounder tidak pernah diadopsi.

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Gerlich, Hermann. "Projectile" (PDF). www.freepatentsonline.com (dalam bahasa Inggris). Free Patents Online. Diakses tanggal 18 July 2018. 
  2. ^ a b c McCollum, Ian (18 February 2017). "Q&A #9: Gas Impingement, Reading List, Squeeze-Bores, and More!". Forgotten Weapons. Youtube. Diakses tanggal 8 July 2018. 
  3. ^ Ankerstjerne, Christian. "Anti-tank Ammunition Types". panzerworld.com (dalam bahasa Inggris). 
  4. ^ a b McCollum, Ian (24 April 2018). "Q&A #17: Bullpups, Stocked Pistols, Delayed Blowback, and More!". Forgotten Weapons. Youtube. Diakses tanggal 6 July 2018. 
  5. ^ a b "Exotic Barrels Part 1: Squeeze Bores | WeaponsMan". weaponsman.com. WeaponsMan. Diakses tanggal 6 July 2018. 
  6. ^ "Squeeze Bore". Shooting with Hobie. 12 January 2011. Diakses tanggal 8 July 2018. 
  7. ^ S, Rusty (20 May 2016). "Mauser's high-tech antitank gun: the 2.8cm sPzB 41 - The Firearm Blog". The Firearm Blog. Diakses tanggal 8 July 2018.