Lanne, Tondong Tallasa, Pangkajene dan Kepulauan

desa di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan

Lanne adalah sebuah desa di Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkajene, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

Lanne
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenPangkajene dan Kepulauan
KecamatanTondong Tallasa
Kode Kemendagri73.10.12.2003 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 4°49′39.97″S 119°47′29.36″E / 4.8277694°S 119.7914889°E / -4.8277694; 119.7914889


Sejarah

sunting

Desa Lanne memiliki Sejarah dan latar belakang tersendiri. Menurut keterangan yang di himpun oleh Tim Penyusun RPJM Desa dari berbagai sumber dan fakta yang ada di lapangan bahwa Desa Lanne meliputi Kampung yaitu :

• Kampung Lanne Sebagai Ibu kota

• Kampung Bilango

• Kampung Mario

• Kampung Maccini

• Kampung Tagari

• Kampung Tompo Sira Selain dari enam kampung di atas ada pemukiman penduduk yang baru yaitu Kampung Timbuseng dan Limbangngan Alla’ mulai pada Tahun 1978.

Menurut keterangan dari sumber , beberapa nama Kampung di atas telah mengalami perubahan dari nama sebelumnya yaitu antara lain:

• Kampung Lanne sebelumnya bernama Sunggu Mae

• Kampung Bilango sebelumnya bernama Manjalling

• Kampung Mario sebelumnya bernama Kampung Mario Lolo

• Kampung Maccini sebelumnya bernama Kampung Pattiro

• Kampung Tagari sebelumnya Bonto Manai

• Kampung Tompo Sira sebelumnya bernama Tompo Tikka atau Tomposira

Perubahan nama – nama Kampung tentu memiliki alasan tersendiri , dan khusus untuk Kampung Lanne sebagai ibu kota Desa , menurut cerita dalam suatu kisah ketika seorang asing ( Belanda ) yang datang di suatu tempat di Gua ( tempat kebiasaan kaum ibu-ibu menganyam tikar Pandan ( Tenro ) . Orang asing tersebut menanyakan nama Kampung Sunggu Mae, dan salah seorang dari penganyam tikar itu menjawab bahwa ” LEANG ANNE ” maksudnya ini Gua. Oleh karena yang di tanya dan yang bertanya tidak saling memahami arti bahasa masing-masing, maka Orang Asing tersebut menyimpulkan bahwa nama Kampung Sunggu Mae adalah ” LANNE ” .

Sebelum adanya Peraturan Pemerintah tentang Pemerintahan Desa , Kampung Lanne , Kampung Pattiro dan Kampung Manjalling di Kepalai atau di Pimpin oleh tiga Orang Karaeng yaitu :

• Kampung Lanne di Pimpin oleh Kareng Lanne yang meliputi Kampung Tagari dan Karaeng Tomposira.

• Kampung Pattiro di Pimpin oleh Karaeng Pattiro meliputi Maccini dan Biraeng .

• Kampung Manjalling di Pimpin oleh Karaeng Manjalling meliputi Bilango dan Mario Lolo

Menurut sumber ketiga Karaeng yang menjadi pemimpin di atas adalah:

• Karaeng Lanne bernama DULO WASID DG. MAPPUNNA.

• Karaeng Pattiro bernama PABBITTE DG. MASSIKKI dengan Gelar Karaeng Toa.

• Karaeng Manjalling bernama PABANNEI DG. MAPPAJUNG.

Berdasarkan persaudaraan dan kesepakatan dari tiga karaeng tersebut di atas , maka Kampung Lanne menjadi Pusat Pemerintahan Karena Kampung Lanne pada waktu itu memiliki penduduk yang lebih banyak di banding dengan kampung -kampung lainnya. dan juga tempat yang paling strategis untuk Pemerintahan , Perdagangan dan Pertanian.

Menurut silsilah ketiga Karaeng / Pemimpin di atas adalah saudara :

• Yang tertua adalah Karaeng Toa

• Yang kedua adalah Karaeng Manjalling

• Yang ketiga adalah Karaeng Lanne

Karaeng Lanne memiliki kelebihan dan kecerdasan di banding dua Karaeng atau kakak Sulungnya , sehingga di angkat untuk menjadi Karaeng pada Kampung Lanne sebagai Pusat Pemerintahan pada waktu itu. Perpaduan kekuasaaan ketiga karaeng pada tiga Kampung di atas bernama ”Karaeng Buhungan Tallua” yang artinya tiga Karaeng menjadi satu ( istilah sekarang kepemimpinan Tri Tunggal ).

Kampung Lanne , sebagai pusat Pemerintahan Desa , bila di tinjau dari arti secara Etimologis berasal dari bahasa Makassar dengan dialeg Bentong yaitu : ” Leang” artinya Gua , Anne artinya ” ini ” yang kemudian di rangkai menjadi ”Leang Anne’’ artinya ’’ Gua ini ” selanjutnya di sederhanakan menjadi Lanne. Kepemimpinan Tri Tunggal ini berlangsung sejak adanya istilah karaeng pada tiga Kampung yaitu: Lanne , Pattiro Toa, dan Manjalling hingga adanya istilah Pemerintahan Desa pada Tahun 1962 PP Nomor 5 Tahun 1979.

Disebelah selatan Desa Lanne , terdapat dua buah Kampung bernama Kampung Birao dan kampung Bonto yang merupakan lanjutan dari Kampung Kahu atau Karaeng Kahu yang selanjutanya menjadi sebuah Desa , kemudian pada Tahun 1967 di gabung menjadi Desa Biranne (Birao, Bonto dan Lanne) karena pada waktu itu jumlah penduduk tidak bersyarat di jadikan dua Desa.

Nama Desa Biranne berlangsung sejak Tahun 1962 hingga pada Tahun 2000 Karena pada tahun 2000 sejumlah Tokoh Masyarakat menghendaki adanya pemekaran Desa Biranne kembali menjadi dua buah Desa yaitu : Desa Lanne dan Desa Bonto Birao. Dengan disetujuinya Pemekaran Desa Biranne pada tahun 2000 oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, maka Desa Biranne resmi menjadi dua buah Desa yaitu : Desa Lanne sebagai Desa Induk dengan ibukota Kampung Lanne Desa Bonto Birao sebagai Desa hasil pemekaran dengan ibu kota Kampung Bonto. Kedua desa di atas kemudian selanjutnya masing-masing berdiri sendiri sejak Tahun 2000 hingga sekarang.

Referensi

sunting