Langgai Tinggang
Langgai Tinggang (disebut juga Langgai Tinggan, Langgi Tinggang, Mandau Langgi Tinggan) adalah pedang tradisional orang Dayak Laut, yang berasal dari Kalimantan. Namanya berarti "bulu ekor terpanjang dari burung enggang".[1][2]
Langgai Tinggang | |
---|---|
Langgai Tinggang, sebelum 1894. | |
Jenis | Pedang |
Negara asal | Kalimantan: Indonesia (Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah) Malaysia (Sarawak) |
Sejarah pemakaian | |
Digunakan oleh | Suku Dayak (Suku Iban) |
Spesifikasi | |
Tipe pedang | Satu mata, melengkung |
Tipe gagang | Tanduk rusa, kayu |
Jenis sarung | Kayu |
Deskripsi
suntingPedang ini hampir identik dengan niabor, tetapi gagangnya mirip dengan mandau. Bilahnya memiliki tepi dan punggung yang melengkung. Pada kedua sisinya terdapat "rusuk" yang memanjang dari pelindung jari ke ujungnya. Pelindung jarinya lebih kecil daripada niabor dan lebih menjauh dari gagangnya. Tidak seperti pelindung jari pada niabor, langgai tinggang memiliki pelindung jari yang mirip dengan mandau.[3] Fitur lain yang membedakan langgai tinggang dari niabor adalah ujung gagang langgai tinggang yang selalu dihias dengan rambut hewan.
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, JSTOR (1901). Journal of the Royal Anthropological Institute of Great Britain and Ireland, Volume 31. The Institute.
- ^ Alex Archer (2008). Provenance: Rogue Angel. Gold Eagle. ISBN 1-4268-1425-9.
- ^ Albert G Van Zonneveld (2002). Traditional Weapons of the Indonesian Archipelago. Koninklyk Instituut Voor Taal Land. ISBN 90-5450-004-2.