Lampu plasma atau disebut juga bola lampu plasma adalah sebuah lampu lucutan gas yang menggunakan plasma sebagai sumber cahaya. Lampu plasma diciptakan oleh Nikola Tesla setelah percobaannya dengan arus listrik frekuensi tinggi pada tabung gelas hampa untuk kepentingan mempelajari fenomena tegangan tinggi, tetapi versi modern didesain oleh Bill Parker.[1] Tesla menyebut ciptaannya ini sebuah tabung lucutan gas lembam.

Bola lampu plasma.
(video) Bola lampu plasma yang dinyalakan.

Deskripsi

sunting
 
Efek dari benda penghantar yang didekatkan pada bola lampu plasma

Biasanya, lampu plasma tersedia dalam bentuk bola dan tabung. Walaupun begitu banyak terdapat variasi. Lampu plasma biasanya sebuah bola gelas bening yang diisi dengan campuran beberapa gas (paling umum adalah helium dan neon, tetapi kadang-kadang juga xenon dan kripton) pada tekanan rendah (dibawah 0,01 Atm).[2] Dan digerakkan oleh arus bolak-balik frekuensi tinggi kurang lebih 35 kHz pada 2-5 kV yang dibangkitkan oleh transformator tegangan tinggi. Sebuah bola yang jauh lebih kecil di dalam tabung berfungsi sebagai elektrode. Filamen plasma terbentuk dari elektrode pusat menuju ke gelas isolator, memberikan penampakan beberapa berkas cahaya berwarna (lihat lucutan korona dan lucutan cahaya listrik). Berkas cahaya sebenarnya mengikuti jalur medan listrik dari dipol, tetapi bergerak keatas dikarenakan konveksi.

Mendekatkan tangan didekat gelas luar mengganggu medan listrik frekuensi tinggi, menyebabkan seberkas plasma terbentuk dari bola dalam ke titik sentuh. Arus listrik dihasilkan dalam benda penghantar apapun dekat bola lampu karena gelas tidak menahan medan elektromagnetik yang disebabkan plasma (walaupun gelasnya menahan arus). Gelas berperan sebagai dielektrik dari kondensator yang terbentuk antara gas terionisasi dan tangan.

Kemungkinan bahaya

sunting
 
Bagian dalam bola plasma

Perhatian harus diberikan saat meletakkan peranti elektronik dekat lampu plasma, tidak hanya gelas yang mungkin menjadi panas, tetapi listrik statis tegangan tinggi mungkin terbentuk pada peranti, walaupun dilindungi kemasan plastik. Medan frekuensi radio yang dihasilkan plasma dapat mengganggu operasi dari bidang sentuh pada laptop, pemutar musik digital, ponsel dan peranti lainnya.

Beberapa lampu dapat meradiasikan cukup RFI untuk mengganggu telepon nirkabel dan peranti Wi-Fi yang beberapa meter jauhnya. Sebagai tambahan, ketika benda logam diletakkan pada permukaan gelas lampu plasma, bahaya kejutan dan terbakar mungkin timbul.

Ozon yang beracun bagi manusia mungkin terbentuk di luar lampu plasma setelah penggunaan beberapa menit. Pembentukan ozon jauh lebih cepat jika benda logam didekatkan pada gelas.

Karena peranti ini juga memancarkan radiasi elektromagnetik, orang dengan pacu jantung sebaiknya tidak menyentuh peranti, karena adanya kemungkinan kegagalan pacu jantung.

Referensi

sunting
  1. ^ "How do Plasma Lamps Work". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-10. Diakses tanggal 2009-05-13. 
  2. ^ Powerlabs: Prinsip operasi bola plasma

Pranala luar

sunting