Lambang Papua Barat Daya

artikel daftar Wikimedia

Lambang Papua Barat Daya berbentuk perisai berwarna kuning, hijau, dan biru dengan tulisan Papua Barat Daya yang dikelilingi pita berwarna merah dan putih bertuliskan motto daerah. Unsur-unsur pada lambang ini terdiri dari bintang berwarna putih, padi dan kapas yang diikat dengan kain adat, kepala burung cenderawasih Wilson, rantai, rumah kaki seribu, gunung, laut, gugusan pulau, menara migas, dan tiga buah batu.[1]

Lambang Papua Barat Daya
Detail
Digunakan sejak2023
MottoBersatu Membangun Negeri
Versi awalDesain pemenang sayembara oleh Marten Iek

Semboyan

sunting

Bagian bawah perisai terdapat pita merah putih dengan tulisan Bersatu Membangun Negeri, yang bermakna Provinsi Papua Barat Daya merupakan bagian dari NKRI. Masyarakat bersatu padu dalam semangat keberanian dan ketulusan membangun Provinsi Papua Barat Daya.[1]

Makna unsur-unsur pada lambang terdiri dari:[1]

  • Perisai bersudut 5 (lima) melambangkan perlindungan. Pemerintah Papua Barat Daya melindungi dan mengayomi seluruh masyarakat.
  • Warna kuning bermakna kesejahteraan dan kemuliaan, hijau melambangkan kesuburan, dan biru melambangkan ketenangan dan kenyamanan.
  • Bintang berwarna putih melambangkan ketuhanan yang maha esa.
  • Padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan. Daun kapas berjumlah 9 helai, kapas berjumlah 12 bulir, padi berjumlah 20 bulir di bagian kiri dan 22 bulir di bagian kanan melambangkan tanggal lahir provinsi yaitu 9 Desember 2022.
  • Kain adat yang mengikat padi dan kapas melambangkan budaya yang mempersatukan masyarakat Doberai di Papua Barat Daya.
  • Kepala burung cenderawasih Wilson (Cicinnurus respublica) yang menengok ke kiri. Burung ini merupakan endemik Papua Barat Daya dan melambangkan berbagai hal yaitu:
    • Lokasi provinsi yang berada di Vogelkop atau juga sering disebut Semenanjung Kepala Burung karena peta Pulau Papua mirip dengan burung dan provinsi ini berada di kepalanya.
    • Kepala menengok ke kiri diibaratkan sama layaknya muka peta Pulau Papua yang menghadap ke kiri (barat) serta, posisi kepala burung yang mirip dengan lambang negara Garuda Pancasila yang juga menengok ke kiri (adapun jika dilihat dari sudut pandang burung, tengah melihat ke arah kanan) sebagai tanda arah kebaikan.
    • Melambangkan Pemerintah Papua Barat Daya sebagai perangkat penyelenggara negara, pemerintahan, pembangunan dan pembina kemasyarakatan.
  • Rantai melambangkan persatuan dan kesatuan.
  • Rumah kaki seribu merupakan rumah adat provinsi ini dan melambangkan Papua Barat Daya sebagai rumah besar bagi seluruh masyarakat Indonesia maupun mancanegara.
  • Gugusan pulau Raja Ampat, gunung, dan laut melambangkan zona ekologi dengan kekayaan alam yang melimpah dan mempesona.
  • Menara minyak dan gas bumi melambangkan kekayaan sumber daya mineral yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat serta meningkatkan perekonomian daerah dan negara.
  • Tiga batu tungku melambangkan tiga unsur yang bersatu padu membangun daerah yaitu adat, agama, dan pemerintah.

Sejarah

sunting
 
Presentasi lambang oleh Pj Gubernur Muhammad Musa'ad di depan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian

Sayembara lambang dibuka tanggal 24 Februari - 11 Maret 2023 untuk WNI baik dari Papua maupun luar Papua. Lomba ini diikuti sekitar 900 peserta namun hanya sekitar 400 peserta yang memenuhi syarat. 5 peserta berhasil terpilih sebagai juara dan berhak mendapatkan total hadiah sebesar 150 juta rupiah. Juara pertama dari sayembara ini adalah Marten Lek dari Maybrat sehingga mendapatkan uang pembinaan sebesar 75 juta. 5 lambang finalis kemudian dikombinasi sehingga menghasilkan lambang final yang dirilis tanggal 28 Maret 2023 dan dapat digunakan secara resmi di seluruh wilayah kerja pemerintah Papua Barat Daya.[2][3][4]

Galeri

sunting

Referensi

sunting