La Güera

kota di Arab Sahrawi, dikelola Mauritania
(Dialihkan dari Lagouira)

20°50′N 17°5.5′W / 20.833°N 17.0917°W / 20.833; -17.0917

La Güera
الكويرة
Ghost town
Reruntuhan La Güera, Januari 2003
Reruntuhan La Güera, Januari 2003
La Güera di Western Sahara
La Güera
La Güera
Letak di Sahara Barat
Koordinat: 20°50′N 17°5′W / 20.833°N 17.083°W / 20.833; -17.083
Diklaim olehRepublik Demokratik Arab Sahrawi Republik Demokratik Arab Sahrawi
Dikendalikan olehMauritaniaMauritania
Didirikan30 November 1920
Populasi
 (2004)
 • Total3.726
Zona waktuGMT

La Güera (juga dikenal sebagai La Agüera, Lagouira, atau El Gouera) (Arab: الكويرة) adalah sebuah kota hantu di pantai Atlantik di ujung selatan Sahara Barat, di sisi barat semenanjung Ras Nouadhibou, berjarak 15 kilometer (9,3 mi) dari barat Nouadhibou. Ini juga merupakan nama dari sebuah daira di kamp pengungsian Sahrawi di barat daya Aljazair. Namanya berasal dari kata Spanyol Agüera yang merupakan sebuah parit yang dipakai untuk menampung air hujan untuk tanaman. Pada 2002, kota tersebut dihancurkan dan sebagian tertutupi pasir, hanya ditinggali oleh beberapa nelayan Imraguen[1][2] dan dijaga oleh sebuah pos militer Mauritania, meskipun bukanlah kawasan Mauritania.[2]

Kota tersebut adalah kota paling selatan di Sahara Barat, yang diklaim oleh Kerajaan Maroko dan Republik Demokratik Arab Sahrawi. Namun, Lagouira berada di selatan Tembok Maroko, dan lama ditinggali oleh pasukan Maroko dan Front Polisario, meskipun sebuah laporan Januari 2015 dari situs web berita pro-SADR mengklaim bahwa personil Polisario telah berada di kawasan tersebut.[3]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ (Prancis) Abdallah Ben Ali, Guéguerre à Lagouira, Maroc Hebdo International, issue 534, 22–28 November 2002
  2. ^ a b (Prancis) Redouane Ramdani, Enquête: Aux frontières du réel Diarsipkan 2013-12-12 di Wayback Machine., TelQuel, issue 248, 18–24 November 2004
  3. ^ "لكويرة تحت سيطرة الجيش الصحراوي بالتنسيق مع موريتانيا". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-08. Diakses tanggal 24 October 2016. 

Pranala luar

sunting