Kutogirang, Ngoro, Mojokerto
Kutogirang adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Kutogirang | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Mojokerto | ||||
Kecamatan | Ngoro | ||||
Kode Kemendagri | 35.16.05.2003 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Di sebuah hutan tampak serombongan orang sedang menebangi pepohonan. Mereka sudah beberapa hari melakukan pekerjaan itu. Sudah banyak pohon yang di- tebang. Bekas tebangan juga sudah luas. Pohon-pohon yang telah ditebang dikumpulkan di sebuah tempat. Tampaklah hamparan tanah kosong yang luas.
Siapakah orang-orang itu? Pencuri kayukah?
Mereka bukan pencuri kayu. Mereka adalah orang-orang yang datang dari Kerajaan Majapahit. Mereka dipimpin oleh seorang bernama Tumenggung Wirosena.
Tumenggung Wirosena adalah salah satu pejabat Kerajaan Majapahit. la sudah lama mengabdi di Majapahit. Jasa-jasanya pada Majapahit sudah banyak. Oleh karena itu, Prabu Brawijaya di Majapahit menghadiahinya sebuah hutan. Hutan itulah yang sekarang sedang dibuka oleh para pengikut Tumenggung Wirosena.
"Bukalah hutan itu! Jadikan perkampungan yang ramai.
Bangunlah sesuai dengan keinginanmu! Namun, tempat itu
tetap di bawah kekuasaanku. Kamu harus datang padaku setiap hari penghadapan!" kata Baginda Prabu Brawijaya saat memberikan hadiah pada Tumenggung Wirosena dulu. Hutan yang dibuka sudah sangat luas. Tumenggung Wirosena pun mengajak pengikutnya membangun rumah.
Pohon-pohon yang telah ditebang digunakan untuk atap dan dinding rumah. Sebagian pengikutnya mencetak batu bata yang akan digunakan sebagai pondasi rumah.
Pembangunan rumah telah selesai. Tumenggung Wirosena pun mengajak pengikutnya untuk membangun istana seperti istana Kerajaan Majapahit. Bentuknya juga disamakan dengan bentuk bangunan istana Majapahit. Hanya saja ukurannya lebih kecil.
"Istana itu akan menjadi tempat tinggalku sekeluarga saat nanti tempat ini sudah menjadi kadipaten!" kata Tumenggung Wirosena.
Pembangunan istana pun berjalan sesuai dengan rencana. Hasilnya sangat memuaskan. Bentuknya serupa benar dengan istana Kerajaan Majapahit.
Namun, Tumenggung Wirosena belum puas. Tumeng- guing Wirosena tahu di dekat istana Kerajaan Majapahit ada sebuah kolam bernama kolam segaran (tiruan laut). Kolam segaran itu digunakan untuk tempat berlatihnya armada angkatan laut Majapahit. Tumenggung Wirosena pun ingin membuat kolam segaran tak jauh dari istana.
"Pembangunan tempat ini menyerupai Kerajaan Majapahit akan menarik perhatian orang untuk datang. Tempat ini pun akan cepat menjadi ramai dan tak lama lagi sudah menjadi kadipaten. Kalian semua akan kuangkat menjadi pejabat kadipaten!" kata Tumenggung Wirosena pada pengikutnya.
Pengikut Tumenggung Wirosena senang mendengar janji pemimpin mereka. Mereka pun bersemangat membuat kolam segaran. Kolam segaran pun dapat diselesaikan. Kini, tempat itu benar-benar seperti istana Kerajaan Majapahit. Banyak orang yang tertarik tinggal di tempat itu. Setiap hari ada yang berbondong-bondong datang bergabung.
Tumenggung Wirosena dengan senang hati menerima m
mereka. Akhirnya, makin majulah dan ramailah tempat itu
Para penduduk di tempat itu merasa girang (senang) hatinya. Mereka merasa tinggal di dekat istana Kerajaan Majapahit. Setiap hari Tumenggung Wirosena bisa melihat wajah-wajah girang penduduknya. Timbullah keinginan dalam hati Tumenggung Wirosena untuk menamakan kota itu. Nama yang dipilihnya adalah Kutogirang. Itu karena semua penduduk kota itu selalu girang hatinya.
Pada saat pengukuhan tempat itu menjadi sebuah kadipaten baru, Tumenggung Wirosena mengumumkan nama itu. Penduduk bersorak menyambut nama bagi tempat mereka. Tumenggung Wirosena menobatkan dirinya sebagai Adipati Kutogirang.