Kucai
Kucai (Allium tuberosum Rottler ex Spreng. dan A. ramosus), atau bawang kucai serta daun kucai, dikenal sebagai sayuran daun. Kucai jarang dipakai dalam menu masakan Indonesia. Nama kucai berasal dari Bahasa Hokkian, "Kú-chhài". Penggunaannya umum dalam masakan Tionghoa, seperti bubur ayam. Pada budaya boga Tiongkok dan Jepang, kucai merupakan bahan campuran isi Jiaozi (Gyōza).
Kucai | |
---|---|
Bunga kucai | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Ordo: | Asparagales |
Famili: | Amaryllidaceae |
Subfamili: | Allioideae |
Tribus: | Allieae |
Genus: | Allium |
Spesies: | A. tuberosum
A. ramosum |
Nama binomial | |
Allium tuberosum Allium ramosum |
Kucai berdaun pipih dan bunganya berwarna putih.
Kucai berbeda dengan Lokio ("bawang batak", A. chinense), A. schoenoprasum L (chives), yang berdaun silinder (gilig) dan berongga. Aroma kucai lebih dekat ke bawang putih daripada lokio, sehingga dalam bahasa Inggris disebut garlic-chives dan dalam bahasa Jerman disebut Knoblauch-Schnittlauch.
Daunnya beraroma tajam dan pekat namun berbeda dengan aroma daun prei (A. porrum) maupun daun bawang (A. cepa, A. fistulosum, A. ascalonicum). Bunga kucai dapat digunakan pula sebagai rempah penyedap.
Pranala luar
sunting- Evolution, Domestication and Taxonomy Diarsipkan 2007-09-28 di Wayback Machine. of Allium (PDF)
- Allium tuberosum Rottl. ex Spreng. Medicinal Plant Images Database (School of Chinese Medicine, Hong Kong Baptist University) (Tionghoa Tradisional) (Inggris)