Kritik seni adalah diskusi atau evaluasi mengenai seni visual.[1][2][3] Kritikus seni biasanya mengkritik seni dalam konteks estetika atau teori keindahan.[2][3] Tujuan dari kritik seni adalah untuk mencapai dasar rasional terhadap apresiasi seni[1][2][3] tetapi dipertanyakan apakah kritik seperti itu dapat melampaui keadaan sosial-politik yang berlaku.[4]

Monyet sebagai Hakim Seni, 1889, karya Gabriel von Max

Tahapan Kritik

sunting

Dalam kritik seni terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui,tahapan-tahapan tersebut yaitu:[5]

Deskripsi Tahapan ini digunakan untuk menemukan, mencatat dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Agar dapat mendeskripsikan dengan baik, seseorang harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa. Tanpa pengetahuan yang baik, maka seseorang akan kesulitan mendeskripsikan fenomena karya yang dilihat.

Analisis Analisis dalam kritik karya seni berguna untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Pada tahap ini, seseorang harus memahami unsur-unsur seni dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.

Interpretasi Interpretasi karya seni adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah-masalah yang dikedepankan.

Penafsiran ini bersifat sangat terbuka, dipengaruhi oleh sudut pandang dan wawasan seseorang. Semakin luas wawasan seseorang maka semakin kaya interpretasi karya yang dikritisi.

Evaluasi Tahapa terakih dalam kritik seni adalah evaluasi. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut, baik aspek formal maupun aspek konteks.

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Art Criticism". Comprehensive Art Education. North Texas Institute For Educators on the Visual Arts. Diakses tanggal 12 December 2013. 
  2. ^ a b c Gemtou, Eleni (2010). "Subjectivity in Art History and Art Criticism" (PDF). Rupkatha Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities. 2 (1): 2–13. doi:10.21659/rupkatha.v2n1.02. Diakses tanggal 12 December 2013. 
  3. ^ a b c Elkins, James (1996). "Art Criticism". Dalam Jane Turner. Grove Dictionary of Art. Oxford University Press. 
  4. ^ Kaplan, Marty. "The curious case of criticism." Jewish Journal. 23 January 2014.
  5. ^ "Tahapan Kritik Seni Rupa". 

Pranala luar

sunting