Krisis di Venezuela
Sebuah krisis politik sosioekonomi yang dimulai di Venezuela pada masa kepresidenan Hugo Chávez, telah berlanjut pada masa kepresidenan Nicolás Maduro. Peristiwa tersebut ditandai oleh hiperinflasi, peningkatan kelaparan, penyakit, kejahatan dan tingkat kematian, dan imigrasi masif dari negara tersebut.[2] Keadaan tersebut adalah krisis ekonomi terburuk dalam sejarah Venezuela dan terburuk yang dihadapi negara yang tak mengalami perang sejak pertengahan abad kedua puluh.[3][4][5] Dalam perbandingan krisis-krisis pada zaman dulu, krisis di Venezuela lebih parah ketimbang Amerika Serikat pada Depresi Besar, krisis ekonomi Brasil 1985-94, krisis hiperinflasi Zimbabwe 2008-09 atau Rusia, Kuba dan Albania setelah keruntuhan Uni Soviet.[5][6]
Crisis in Venezuela | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Tanggal | 2 Juni 2010[1] — sekarang (14 tahun, 6 bulan, 2 minggu dan 1 hari) | |||||
Tokoh utama | ||||||
Catatan
suntingReferensi
sunting- ^ "Chávez declara "guerra económica" a burguesía en Venezuela". El Universo (dalam bahasa Spanyol). 2010. Diakses tanggal 16 July 2018.
* Ellsworth, Brian (14 February 2012). "Insight: Post-election hangover looms for Venezuela economy". Reuters. Diakses tanggal 22 February 2017. - ^ Larmer, Brook (1 November 2018). "What 52,000 Percent Inflation Can Do to a Country". New York Times. Diakses tanggal 2 November 2018.
- ^ Salmerón, Víctor (21 February 2018). "¿Qué dice la Encovi 2017 sobre la calidad de vida de los venezolanos?". Prodavinci (dalam bahasa Spanish). Diakses tanggal 23 March 2019.
- ^ Biller, David and Patricia Laya (9 April 2019). "Venezuela unemployment nears that of war-ruined Bosnia, IMF says". Bloomberg. Diakses tanggal 9 April 2019.
- ^ a b Kurmanaev, Anatoly (2019-05-17). "Venezuela's Collapse Is the Worst Outside of War in Decades, Economists Say". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diakses tanggal 2019-05-18.
Venezuela’s fall is the single largest economic collapse outside of war in at least 45 years, economists say. ... economists say, the poor governance, corruption and misguided policies of President Nicolás Maduro and his predecessor, Hugo Chávez, have fueled runaway inflation, shuttered businesses and brought the country to its knees. ... most independent economists say the recession began years before the sanctions, ...
- ^ Krauze, Enrique (8 March 2018). "Hell of a Fiesta". New York Review of Books. Diakses tanggal 23 April 2018.
* Goodman, Joshua and Luis Alonso Lugo (19 April 2018). "US officials: 16 nations agree to track Venezuela corruption". The Washington Post. ISSN 0190-8286. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-19. Diakses tanggal 20 April 2018.