Koridor Persia adalah jalur penyaluran bantuan logistik Amerika Serikat dan Inggris kepada sekutunya, Uni Soviet selama Perang Dunia II yang melalui Iran dan Azerbaijan.

Perempuan Iran menyaksikan konvoi suplai Sekutu yang sedang terhenti di suatu tempat di Koridor Persia

Istilah

sunting
 
Rangkaian kereta api melintasi Koridor Persia menuju Rusia

Dokumen-dokumen resmi berbahasa Inggris tentang Koridor Persia mengacu istilah "Persia" untuk negara "Iran". Dalam korespondensi pemerintah Inggris, penggunaan istilah "Persia" dipilih oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill untuk menghindari kerancuan dengan nama negara tetangganya Iraq.[1]

Pemakzulan Shah Iran

sunting
See main article Invasi Inggris-Uni Soviet ke Iran

Setelah invasi Jerman Nazi ke Uni Soviet pada Juni 1941, Inggris dan Uni Soviet menjadi sekutu dan keduanya mengalihkan perhatiannya ke Iran. Inggris dan Uni Soviet memandang jalur kereta api Trans-Iranian Railway sebagai rute yang menarik untuk mengangkut suplai dari Teluk Persia ke Uni Soviet. Inggris dan Uni Soviet menggunakan konsesi yang mereka peroleh dari intervensi terdahulu untuk menekan Iran (dan, dalam kasus Inggris, Iraq juga) hingga mengizinkan menggunakan teritori negara-negara tersebut untuk keperluan militer dan logistik. Meningkatnya ketegangan politik dengan Inggris memicu demonstrasi-demonstrasi massa pro-Jerman di Tehran. Pada Agustus 1941, Reza Shah menolak untuk mengusir seluruh warga Jerman dan menjadi alasan yang jelas bagi pihak Sekutu, Inggris dan Uni Soviet menginvasi Iran, menangkap sang raja dan mengasingkannya ke Afrika Selatan, untuk mengambil alih komunikasi dan jalur kereta api Iran yang mereka incar.

 
Peta Iran & batas-batas dengan negara-negara bekas Republik Soviet Armenia, Turkmenistan, dan Azerbaijan

Pada awal tahun 1942, Amerika Serikat, yang saat itu belum terlibat di Perang Dunia II, mengirim pasukannya ke Iran untuk membantu menjaga dan mengoperasikan jalur kereta api tersebut. Inggris dan Uni Soviet membiarkan sistem pemerintahan Reza Shah runtuh, dan membatasi campur tangan pemerintah konstitusional. Mereka menempatkan putra mahkota Reza Shah, Mohammad Reza Pahlavi ke atas tahta Iran.

Shah yang baru bertahta segera menandatangani perjanjian kerjasama soon logistik non-militer dengan Inggris dan Uni Soviet, dengan imbalan pengakuan atas kemerdekaan negerinya, dan juga janji untuk menarik pasukan mereka dari Iran 6 bulan setelah perang berakhir. Pada bulan September 1943, Shah bertindak lebih jauh lagi dengan menyatakan perang terhadap Jerman. Ia menandatangani Deklarasi Perserikatan Bangsa-bangsa[2] yang memberikan negerinya kursi di Perserikatan Bangsa-bangsa yang asli. Dua bulan kemudian, ia menjadi tuan rumah Konferensi Teheran antara Winston Churchill, Franklin D. Roosevelt, dan Josef Stalin.

 
Konferensi Tehran 1943: Josef Stalin, Franklin Roosevelt, dan Winston Churchill

Keberadaan banyak prajurit asing di Iran memacu perubahan sosial dan menaikkan sentimen nasional di dalam negerinya. Pada tahun 1946, Hossein Gol-e-Golab[3] menulis lagu nasionalis Ey Iran;[4] yang konon terinspirasi oleh insiden yang disaksikan Golab selama perang di mana tentara Amerika memukuli seorang pedagang sayuran dalam sebuah keributan di pasar.

Pasukan Anders

sunting

Sementara itu, pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin, di bawah tekanan Inggris dan pemerintahan Polandia di pengasingan, mulai membebaskan beberapa tawanan perang Polandia yang ditangkap pada tahun 1939, dan juga warga Polandia kemudian dideportasi dari wilayah pendudukan Uni Soviet ke republik-republik Soviet, dengan tujuan untuk membentuk tentara Polandia yang bertempur di pihak Sekutu. Jenderal Władysław Anders dibebaskan dari penjara Lubyanka, dan ia mulai menyusun pasukannya. Namun, friksi dengan Uni Soviet yang berkelanjutan dan penolakan mereka untuk memasok pasukan Polandia dengan peralatan perang dan makanan yang mencukupi, dan desakan Uni Soviet untuk menempatkan unit-unit pasukan Polandia yang belum siap tempur di front, menyebabkan penarikan mundur pasukan Anders, bersama dengan pengungsi sipil Polandia dalam jumlah yang besar, ke Iran. Pasukan ini kemudian menjadi basis dari apa yang nanti disebut sebagai Korps II Polandia yang bertempur dengan membanggakan dalam Kampanye Italia tetapi sebagian pengungsi sipil menetap permanen di Iran. Sebagian pengungsi Polandia yang menetap di Iran saat ini diabadikan dalam film independen karya Jagna Wright dan Aneta Naszynska, A Forgotten Odyssey (2002).[5]

Upaya-upaya Pemasokan

sunting
 
Colonel Don Shingler, Komandan Divisi Angkutan Bermotor AD AS di Iran & Iraq yang bertanggung jawab membuka Koridor Persia dengan konvoi truk.

Sekutu mengirimkan segala macam peralatan perang kepada Uni Soviet, mulai dari truk Studebaker US6 hingga pesawat pembom Consolidated B-24 Liberator. Sebagian besar pasokan di koridor ini didatangkan dengan kapal dari pelabuhan-pelabuhan di Teluk Persia, dan kemudian diangkut melalui jalur kereta api atau konvoi truk ke utara. Sebagian barang-barang diangkut ke kapal penyeberangan melintasi Laut Kaspia, dan sebagian lagi dilanjutkkan dengan truk.

 
Konvoi Truk AD AS membawa bantuan untuk Rusia di Koridor Persia. c. 1943

Pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat di koridor ini sebenarnya berada di bawah Iran-Iraq Service Command - kemudian diganti nama dengan Persian Gulf Service Command (PGSC). Pasukan ini merupakan penerus dari United States Military Iranian Mission, yang ditempatkan untuk menyalurkan pasokan Lend-Lease sebelum Amerika Serikat resmi terlibat dalam Perang Dunia II. Misi ini awalnya dipimpin oleh Kolonel Don G. Shingler, yang pada akhir 1942 digantikan oleh Brigadir Jenderal Donald H. Connolly. Kedua misi, Iran-Iraq Service Command dan PGSC merupakan bagian dari U.S. Army Forces in the Middle East (USAFIME).[6] PGSC selanjutnya disebut sebagai Persian Gulf Command.

Statistik

sunting
 
Kereta api yang mengangkut bantuan Sekutu untuk Rusia sedang berhenti di sebuah stasiun. Pasokan diangkut lewat darat, kereta api dan Koridor Persia. ca. 1943
 
Tentara Amerika Serikat dan Inggris sedang bersiap di stasun kereta untuk mengangkut bantuan ke Rusia (1943)

Upaya pasokan Sekutu sangat luar biasa. Amerika Serikat saja mengirimkan lebih dari 16.3 juta ton ke Uni Soviet selama perang, melalui 3 rute, termasuk Konvoi Arktika[7] ke pelabuhan-pelabuhan Murmansk dan Arkhangelsk. Kapal-kapal Uni Soviet mengangkut pasokan dari pantai barat Amerika Serikat dan Kanada ke Vladivostok di Timur Jauh Rusia, selagi Uni Soviet masih belum berperang dengan Jepang pada saat itu (sampai Agustus 1945). Koridor Persia merupakan rute untuk pengangkutan 4,159,117 ton (4,225,858 metrik ton) cargo. Akan tetapi, bukan hanya Amerika yang berperan di Koridor Persia - melainkan juga anggota Sekutu lainnya seperti Inggris, Kanada, Afrika Selatan, Australia, dan sejumlah negara, koloni, dan protektorat dari negara-negara Sekutu tersebut. Secara total, sekitar 7,900,000 ton (8,000,000 metrik ton) kargo yang diangkut dengan kapal dari sumber-sumber Sekutu yang dibongkar muat di Koridor ini, sebagian besar menuju Rusia - sebagian lagi untuk pasukan Inggris di bawah Middle East Command,[8] atau untuk perekonomian Iran, yang menjamin pasokan untuk puluhan ribu pasukan asing dan pengungsi Polandia. Juga, pasokan untuk pengembangan fasilitas transportasi dan logistik baru di Persia dan Uni Soviet. Angka tersebut belum termasuk pengiriman pesawat tempur via Koridor Persia.

 
Pabrik perakitan pesawat tempur AS untuk dikirimkan ke Rusia, di suatu tempat di Iran. ca.1943

Rute-rute pasokan

sunting
 
Peta Kamp-kamp, Pos-pos dan Stasiun-stasiun Persian Gulf Command (PGC)

Pasokan datang dari Kanada dan Amerika Serikat, yang dibongkar muat di pelabuhan-pelabuhan Teluk PErsia di Iran dan Iraq. Ketika pasukan Blok PorosOberhasil disapu bersih dari Laut Tengah pada 1943 - dengan perebutan Tunisia, Sisilia, dan Italia Selatan - konvoi barang dapat melalui Laut Tengah, Terusan Suez, dan Laut Merah untuk pengiriman ke Uni Soviet.

Pelabuhan-pelabuhan utama di Koridor untuk pasokan masuk ke Iran adalah:

di Iran,

  • Bushehr
  • Bandar Shahpur (sekarang Bandar Imam Khomeini); dan

di Iraq,

Rute darat utama dari pelabuhan-pelabuhan tersebut menuju ke Tehran, dan selanjutnya

atau, alternatifnya

Pelabuhan utama untuk keluar Iran (melalui Laut Kaspia) adal di Nowshahr. Kapal ferry mengangkut pasokan dari pelabuhan ini ke Baku atau Makhachkala.

Lokasi-lokasi lainnya

sunting

Pelabuhan-pelabuhan dan titik-titik transit penting yang lebih kecil di sepanjang rute ini termasuk:

di Azerbaijan
sunting
di Armenia
sunting
di Georgia
sunting
di Ossetia Utara-Alania
sunting
di Iran
sunting

Pelabuhan-pelabuhan

Kota-kota

di Turkmenistan
sunting

Pelabuhan

Kota-kota

Personil

sunting
 
Awak kereta api AS dan Inggris mengoperasikan kereta-kereta api yang membawa pasokan ke Rusia. (1943)

Kargo terutama ditangani oleh unit-unit transportasi khusus Inggris dan AS dari cabang-cabang pendukung tempur masing-masing negara, seperti Royal Army Service Corps dan United States Army Quartermaster Corps. Banyak pula pekerja-pekerja sipil dari negara-negara Sekutu, seperti buruh dan insinyur-insinyur kereta api yang dipekerjakan di Koridor Persia. Banyak teknisi-teknis terlatih, akuntan, dan profesional lainnya yang menjadi sukarelawan atau mendaftarkan diri ke angkatan darat sebagai bintara untuk membantu mengawasi operasi yang rumit ini.

Sebagai tambahan untuk menyediakan pasokan logistik kepada warga Iran, Sekutu juga menawarkan bantuan-bantuan lainnya. AS khususnya, yang dipandang netral karena tidak punya sejarah kolonial di Iran, seperti halnya Inggris dan Rusia. AS memberikan ketenaga ahlian khusus untuk pemerintah Shah Mohammad Reza Pahlavi. Kolonel Norman Schwarzkopf, Sr.[9], yang ketika pecah perang merupakan seorang superintendent di New Jersey State Police pada Agustus 1942 ditugaskan melatih Imperial Iranian Gendarmerie. (Secara kebetulan, putranya, Norman Schwarzkopf, Jr.[10] membuat sejarah juga di Timur Tengah 50 tahun kemudian ketika memimpin Operasi Desert Storm selama Perang Teluk.)

Peralatan

sunting

Untuk membantu pengoperasian kereta api di rute Trans-Iranian Railway yang berbahaya, AS memasok sejumlah besar lokomotif diesel ALCO, yang lebih baik ketimbang lokomotif uap. Sekitar 3000 gerbong dari berbagai tipe juga dipasok.[11]

Lihat Juga

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ Churchill, Winston, The Second World War
  2. ^ Deklarasi Perserikatan Bangsa-bangsa
  3. ^ Hossein Gol-e-Golab
  4. ^ Ey Iran
  5. ^ Obituary, Jagna Wright, The Guardian (UK), 2007 Aug
  6. ^ U.S. Army Forces in the Middle East (USAFIME)
  7. ^ Konvoi Arktika
  8. ^ Middle East Command
  9. ^ Norman Schwarzkopf, Sr.
  10. ^ Norman Schwarzkopf, Jr.
  11. ^ "THEY HELPED- RUSSIA TO VICTORY". The Port Macquarie News and Hastings River Advocate (NSW : 1882 - 1950). NSW: National Library of Australia. 28 April 1945. hlm. 4. Diakses tanggal 25 May 2013. 

Pranala luar

sunting