Konjungsi (linguistik)

Kata penghubung

Konjungsi, kata sambung, kata hubung, atau kata penghubung adalah partikel (kata tugas) yang digunakan untuk menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa, ungkapan dengan ungkapan, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau bahkan paragraf dengan paragraf (khusus konjungsi antarparagraf disebut juga "transisi").[1][2] Konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam konstruksi.[3] Konjungsi bukanlah suatu obyek dan juga tidak berfungsi untuk memberi arti suatu kata, konjungsi hanya menghubungkan kata dengan kata atau kalimat dengan kalimat dan sebagainya. Oleh karena itu, kata yang sama dapat berfungsi sebagai preposisi pada suatu satu, adverbia pada posisi kedua, atau konjungsi pada bagian yang lain.

Berdasarkan letaknya, konjungsi dibagi menjadi dua, yaitu konjungsi intrakalimat dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi intrakalimat

sunting

Konjungsi intrakalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan kata dengan kata, frasa dengan frasa, atau klausa dengan klausa yang berada dalam satu kalimat. Konjungsi intrakalimat terbagi menjadi dua, menurut derajat klausa yang mengapitnya.

Konjungsi koordinatif

sunting

Konjungsi koordinatif menghubungkan dua klausa yang sederajat atau setara.[4] Konjungsi koordinatif terdiri dari beberapa macam:

  • Konjungsi penambahan: dan.[4]
  • Konjungsi pendampingan: serta.[4]
  • Konjungsi pemilihan: atau.[4]
  • Konjungsi perlawanan: tetapi, melainkan.[4]
  • Konjungsi pertentangan: padahal, sedangkan.[4]

Konjungsi subordinatif

sunting

Konjungsi subordinatif menghubungkan dua klausa yang tidak setara atau sederajat, yaitu antara anak kalimat dan induk kalimat.[4] Konjungsi subordinatif terdiri dari beberapa macam:

  • Konjungsi subordinatif atributif: yang.[4]
  • Konjungsi subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.[4]
  • Konjungsi subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal, asalkan, bila, manakala.[4]
  • Konjungsi subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai.[4]
  • Konjungsi subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.[4]
  • Konjungsi subordinatif konsesif: biarpun, walau, walaupun, sekalipun, sungguhpun, kendati, kendatipun.[4]
  • Konjungsi subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih.[4]
  • Konjungsi subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.[4]
  • Konjungsi subordinatif hasil: sehingga, sampai, sampai-sampai, maka, makanya.[4]
  • Konjungsi subordinatif alat: dengan, tanpa.[4]
  • Konjungsi subordinatif cara: dengan, tanpa.[4]
  • Konjungsi subordinatif komplementasi: bahwa.[4]
  • Konjungsi subordinatif perbandingan: sama ... dengan, lebih ... dari, lebih ... daripada, kurang ... dari, kurang ... daripada.[4]

Konjungsi antarkalimat

sunting

Konjungsi antarkalimat merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kalimat yang berbeda, sehingga konjungsi ini biasanya terletak di awal kalimat kedua. Misalnya: Oleh sebab itu, dengan demikian, dan namun.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-06-09. 
  2. ^ (Indonesia) Hasan Alwi, dkk., 2003 Kamus Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka
  3. ^ (Indonesia)Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t (Indonesia) Chaer, Abdul. 2008. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Barata Karya Aksara.
  5. ^ "Xerpihan | Your Personal Writing Assistant". xerpihan.id. Diakses tanggal 2021-06-09.