Kompleks superioritas
Keseluruhan atau sebagian dari artikel ini membutuhkan perhatian dari ahli subyek terkait. Jika Anda adalah ahli yang dapat membantu, silakan membantu perbaiki kualitas artikel ini. |
Kompleks superioritas, kompleks unggul diri, atau kompleks tinggi diri adalah sebuah gangguan dalam jiwa seseorang yang dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mencapai kesempurnaan di dalam setiap aspek kehidupan orang tersebut. Penderitanya melakukan hal itu karena tidak ingin dipandang rendah oleh banyak orang, padahal belum tentu orang lain merendahkannya. Orang yang mengalami kompleks superioritas menyembunyikan perasaan inferior (rendah diri) yang ada di dalam dirinya. Misalnya orang tersebut selalu bersikap sombong serta berusaha menguasai orang lain atau berusaha menjadi yang lebih dominan dalam segala hal, termasuk menguasai pembicaraan dalam sebuah diskusi. Tetapi sesungguhnya orang itu justru tersiksa dengan kelemahan atau kekurangan yang ia miliki baik secara fisik maupun mental karena diabaikan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Sehingga penderitanya akan berusaha menarik perhatian orang lain supaya ia mendapat perhatian, pujian atau sanjungan dari mereka. Cara yang dilakukan oleh penderitanya antara lain berlagak kaya, pintar, ataupun cantik; walau sebenarnya ia tidak seperti itu.
Referensi
sunting- Diagnostic and statistical manual of mental disorders : DSM-IV . American Psychiatric Association., American Psychiatric Association. Task Force on DSM-IV. (edisi ke-4th). Washington, DC: American Psychiatric Association. 1994. ISBN 0890420610. OCLC 29953039.
- Hoorens, Vera (December 1995). "Self-Favoring Biases, Self-Presentation, and the Self-Other Asymmetry in Social Comparison". Journal of Personality. 63 (4): 793–817. doi:10.1111/j.1467-6494.1995.tb00317.x. ISSN 0022-3506.