Kolonisasi laut adalah teori perluasan masyarakat secara teritorial ke laut dengan pemukiman permanen yang mengambang di permukaan laut dan tenggelam di bawahnya, menggunakan konstruksi lepas pantai.[1] Dalam arti yang lebih luas, laut yang menjadi subjek kolonisasi dan kolonialisme telah diidentifikasi secara kritis dengan pengembangan laut yang eksploitatif, seperti penambangan laut dalam.[2][3] Dalam hal ini gerakan Blue justice juga menggunakan istilah kolonisasi biru.[4]

Gambaran seniman tentang pemukiman imajiner di atas lautan

Proses perluasan ruang yang tersedia bagi manusia untuk menghuni melibatkan pengembangan seasteads seperti pulau buatan, struktur kaku mengambang, kapal pesiar berukuran ekstrim atau bahkan struktur terendam, untuk menyediakan tempat tinggal permanen sebagai bagian dari populasi dunia.[1] Hal ini secara khusus mengatasi masalah kelebihan populasi yang terus berkembang, dan kebutuhan akan perumahan tambahan sebagai akibatnya. Para ahli teori perkotaan yang mendukung ide ini juga menyarankannya sebagai bentuk kehidupan yang berkelanjutan untuk membantu menekan perubahan iklim[5] Koloni dapat membentuk negara berdaulat mereka sendiri yang merdeka.[6] Struktur ini juga umumnya tidak terlalu terpengaruh oleh bencana alam.[7]

Referensi

sunting
  1. ^ a b Bolonkin, Alexander (2008). Floating Cities, Islands and States. University of New York. hlm. 1–6, 11. 
  2. ^ Watts, Jonathan (2021-09-27). "Race to the bottom: the disastrous, blindfolded rush to mine the deep sea". the Guardian. Diakses tanggal 2021-12-11. 
  3. ^ Ranganathan, Surabhi (2020-12-10). "Decolonization and International Law: Putting the Ocean on the Map". Journal of the History of International Law / Revue d'histoire du droit international. Brill. 23 (1): 161–183. doi:10.1163/15718050-12340168. ISSN 1388-199X. 
  4. ^ "A Pacific resistance to Blue colonization". Karibu Foundation. 2020-02-13. Diakses tanggal 2021-12-11. 
  5. ^ Tangerman, V. (11 December 2007). "Life at sea? 6 futuristic homes that will protect you from climate change". Futurism. 
  6. ^ Ranganathan, S (2019). "Seasteads, land-grabs and international law" (PDF). International Legal Theory: Symposium on Land-Grabbing. 1: 205–214. 
  7. ^ Friedman, Gramlich (2009). Seasteading: a practical guide to homesteading the high seas. Palo Alto: Seasteading Institute.