Kolonisasi Texas oleh Prancis

kolonisasi dimulai tahun 1685

Fort Saint Louis adalah koloni Prancis yang didirikan pada tahun 1685 di dekat Arenosa Creek dan Teluk Matagorda di wilayah yang kini disebut Texas. Koloni ini didirikan oleh penjelajah Prancis Robert Cavelier de La Salle. Ia awalnya bermaksud mendirikan koloni di mulut Sungai Mississippi, namun peta yang tidak akurat dan kesalahan navigasi membuat kapalnya mendarat 400 mil (650 km) di sebelah barat. Koloni ini bertahan hingga tahun 1688. Kota Inez nantinya berkembang di wilayah tersebut.

Ekspedisi La Salle ke Louisiana tahun 1684, dilukis pada tahun 1844 oleh Theodore Gudin. La Belle ada di sebelah kiri, Le Joly di tengah, dan L'Aimable di kanan.

Koloni ini menghadapi beberapa masalah, seperti penduduk asli yang bermusuhan, epidemi, dan keadaan yang sulit. Dari basis tersebut, La Salle memimpin beberapa ekspedisi untuk menemukai Sungai Mississippi. Ekspedisi-ekspedisi ini tidak berhasil, namun La Salle berhasil menjelajahi Rio Grande dan sebagian dari Texas Timur. Saat ia sedang tidak ada di koloni pada tahun 1686, kapal terakhir koloni tersebut karam, sehingga para penjajah tidak mampu mendapat persediaan dari koloni Prancis di Laut Karibia. Karena kondisi semakin memburuk, La Salle mulai sadar bahwa koloni tersebut hanya dapat bertahan dengan bantuan dari penetap Prancis di Illinois. Ekspedisi terakhirnya berakhir di sepanjang Sungai Brazos pada awal tahun 1687 karena La Salle dan lima bawahannya dibunuh oleh saingan Prancis mereka.

Walaupun beberapa orang mampu mencapai Illinois, bantuan tidak pernah datang ke Fort St. Louis. Sebagian besar anggota koloni yang tersisa tewas akibat serangan Karankawa pada akhir tahun 1688; empat anak selamat setelah dijadikan tawanan. Walaupun koloni ini hanya berdiri selama tiga tahun, berkat koloni ini Prancis dapat mengklaim wilayah Texas. Amerika Serikat nantinya mengklaim bahwa wilayah ini merupakan bagian dari Pembelian Louisiana.

Berita mengenai misi La Salle didengar oleh Imperium Spanyol pada tahun 1686. Karena khawatir koloni Prancis dapat mengancam kekuasaan Spanyol di Amerika, Spanyol mendanai beberapa ekspedisi untuk menemukan dan menghabisi permukiman Prancis. Ekspedisi Spanyol yang gagal membantu memahami wilayah pesisir teluk dengan lebih baik. Ketika Spanyol akhirnya menemukan sisa koloni Prancis pada tahun 1689, mereka mengubur meriam dan membakar bangunan-bangunan. Beberapa tahun kemudian, pemerintah Spanyol membangun presidio di tempat yang sama. Ketika presidio Spanyol ditinggalkan, situs permukiman Prancis mulai dilupakan oleh sejarah.

Situs peninggalan koloni Prancis di Texas ditemukan lagi pada tahun 1996, dan wilayah tersebut kini dijadikan situs arkeologi. Penggalian pada tahun 2000 berhasil menemukan tiga struktur benteng dan tiga makam orang Prancis.

Ekspedisi

sunting

Pada akhir abad ke-18, sebagian besar Amerika Utara telah diklaim oleh negara-negara Eropa. Spanyol telah mengklaim Florida, Meksiko, dan sebagian besar wilayah barat daya benua. Pesisir Atlantik utara diklaim oleh Britania Raya, sementara Prancis Baru terdiri dari Kanada dan Illinois Country. Prancis sadar bahwa wilayahnya rentan. Pada tahun 1681, bangsawan Prancis Robert Cavelier de La Salle melancarkan ekspedisi dari Prancis Baru melalui Sungai Mississipi dan meyakini bahwa ia akan menemukan jalan ke Samudra Pasifik.[1] La Salle malah menemukan jalur ke Teluk Meksiko. Walaupun Hernando De Soto telah menjelajahi dan mengklaim wilayah tersebut untuk Spanyol 140 tahun sebelumnya,[2] pada 9 April 1682 La Salle mengklaim lembah Sungai Mississipi untuk raja Prancis Louis XIV, dan menamai wilayah tersebut Louisiana untuk menghormatinya.[3]

Warisan

sunting

Hanya 15 atau 16 penduduk koloni yang selamat. Enam orang kembali ke Prancis, sementara sembilan lainnya ditangkap oleh bangsa Spanyol, termasuk empat anak-anak yang tidak dibunuh oleh Karankawa.[4] Anak-anak tersebut awalnya dibawa ke viceroy Spanyol Baru, Conde de Galve, yang menjadikan mereka pelayan. Dua dari anak tersebut, yaitu Pierre dan Jean-Baptiste, nantinya kembali ke Prancis.[5] Di antara tawanan Spanyol yang tersisa, tiga menjadi penduduk Spanyol dan menetap di New Mexico.[4] Walaupun koloni Prancis telah dihancurkan, Spanyol takut Prancis akan mencoba lagi. Untuk pertama kalinya, Spanyol menyetujui pembangunan pos kecil di Texas timur dan Pensacola.[6] Pada tahun 1722, Spanyol membangun benteng Presidio La Bahia dan Mission Nuestra Señora del Espíritu Santo de Zúñiga di situs Fort Saint Louis.[7]

Prancis tidak melepaskan klaimnya atas Texas hingga 3 November 1762, ketika Prancis menyerahkan semua wilayah di sebelah barat Sungai Mississippi kepada Spanyol dalam Traktat Fontainebleau, setelah Prancis kalah dalam Perang Tujuh Tahun melawan Britania Raya. Prancis juga menyerahkan Prancis Baru kepada Britania.[8] Pada tahun 1803, tiga tahun setelah Spanyol mengembalikan Louisiana kepada Prancis, Napoleon menjual wilayah tersebut kepada Amerika Serikat. Persetujuan antara Spanyol dan Prancis tidak merincikan perbatasan Louisiana, dan deskripsi dalam dokumen-dokumen cenderung ambigu dan saling bertentangan.[9] Amerika Serikat meyakini bahwa mereka telah membeli semua wilayah yang diklaim Prancis, termasuk seluruh Texas.[9] Sengketa ini baru diselesaikan dengan ditandatanganinya Traktat Adams-Onís pada tahun 1819, yang mengatur bahwa Spanyol akan menyerahkan Florida kepada Amerika Serikat dan sebagai gantinya Amerika Serikat akan melepaskan klaim atas Texas.

Batas resmi Texas ditetapkan di Sungai Sabine (batas antara Texas dan Louisiana saat ini), dan mengikuti Sungai Merah dan Sungai Arkansas hingga paralel ke-42 (batas utara California saat ini).[10]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Bannon (1997), hal. 94.
  2. ^ Weber (1992), hal. 148.
  3. ^ Chipman (1992), hal. 72.
  4. ^ a b Chipman (1992), hal. 84.
  5. ^ Calloway (2003), hal. 256.
  6. ^ Weber (1993), hal. 153.
  7. ^ Craig H. Roell and Robert S. Weddle, "NUESTRA SENORA DE LORETO DE LA BAHIA PRESIDIO," Handbook of Texas Online (http://www.tshaonline.org/handbook/online/articles/uqn11), diakses 7 April 2011. Diterbitkan oleh Texas State Historical Association.
  8. ^ Weber (1992), hal. 198.
  9. ^ a b Weber (1992), hal. 291.
  10. ^ Weber (1992), hal. 299

Referensi

sunting

Bacaan lanjut

sunting