Kipas aluvial

endapan berbentuk seperti kipas pada aliran sungai
(Dialihkan dari Kipas alluvial)

Kipas aluvial adalah endapan sedimen yang berbentuk seperti kipas dan terbentuk oleh aliran sungai. Aliran tersebut berasal dari satu titik di ujung kipas. Kipas aluvial biasanya dapat ditemui di wilayah pegunungan yang sedang bererosi. Banjir sering kali terjadi di kipas aluvial.[1][2]

Peta geologi delta kipas Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.
Kipas aluvial di Gurun Taklamakan, Xinjiang.

Kipas aluvial dapat ditemui di planet Mars,[3] seperti yang ditemukan di kawah Gale.[4] Kenampakan ini juga telah diamati oleh misi Cassini-Huygens di Titan dengan menggunakan alat Synthetic Aperture RADAR (SAR.[5] Kipas tersebut lebih banyak tersebar di wilayah lintang tengah yang lebih kering di ujung sungai metana/etana yang sering kali menjadi basah atau kering akibat presipitasi, layaknya kipas kering di Bumi. Pencitraan radar menunjukkan bahwa materi kipas kemungkinan besar terdiri dari butiran-butiran es air atau senyawa organik padat dengan diameter dua sentimeter.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Cazanacli, Dan; Paola, Chris; Parker, Gary (2002). "Experimental Steep, Braided Flow: Application to Flooding Risk on Fans". Journal of Hydraulic Engineering. 128 (3): 322. doi:10.1061/(ASCE)0733-9429(2002)128:3(322). 
  2. ^ Committee on Alluvial Fan Flooding, Water Science and Technology Board, Commission on Geosciences, Environment, and Resources, National Research Council. (1996). Alluvial fan flooding. Washington, D.C.: National Academy Press. ISBN 0-309-05542-3. 
  3. ^ Erin R. Kraal, Erik Asphaug, Jeffery M. Moore, Alan Howard, Adam Bredt, Catalogue of large alluvial fans in martian impact craters, Icarus, Volume 194, Issue 1, Maret 2008, Pages 101-110, ISSN 0019-1035, 10.1016/j.icarus.2007.09.028.
  4. ^ "Mars rover Curiosity finds ancient stream bed, CBS News, 27 September 2012". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-21. Diakses tanggal 2013-11-18. 
  5. ^ Radebaugh et al. (2013) Alluvial Fans on Titan Reveal Materials, Processes and Regional Conditions, 44th Lunar and Planetary Science Conference

Pranala luar

sunting