Kinovaro, Sigi

kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah

Kinovaro adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, yang terletak di sisi timur hulu Sungai Palu, dengan kantor kecamatan dan bangunan pusat kesehatan masyarakatnya (puskesmas) yang terletak di sebelah timur bantaran Sungai Palu.[3] Di kecamatan ini, terdapat setidaknya dua puncak, yakni Puncak Lebanu dan Matinti di sebelah selatan dan Puncak Tipo dan Gawalise di sebelah barat laut[4].

Kinovaro
Kinovaro di Sulawesi Tengah
Kinovaro
Kinovaro
Peta lokasi Kecamatan Kinovaro
Kinovaro di Sulawesi
Kinovaro
Kinovaro
Kinovaro (Sulawesi)
Kinovaro di Indonesia
Kinovaro
Kinovaro
Kinovaro (Indonesia)
Koordinat: 0°57′18″S 119°50′14″E / 0.9550793214214223°S 119.83711660343698°E / -0.9550793214214223; 119.83711660343698
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
KabupatenSigi
Pemerintahan
 • CamatAsran[1]
Populasi
 • Total10.745 jiwa
 • Kepadatan152,67/km2 (395,4/sq mi)
Kode Kemendagri72.10.13 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS7210150 Edit nilai pada Wikidata
Luas70.38 km²[2]
Kepadatan152,67
Desa/kelurahan10
Peta
PetaKoordinat: 0°57′18.15764″S 119°50′14.69047″E / 0.9550437889°S 119.8374140194°E / -0.9550437889; 119.8374140194

Geografi

sunting

Kecamatan ini memiliki kenampakan muka tanah yang terjal. Sebagai contoh, di Kelurahan Uwemanje, untuk turun dari titik 650 meter[5] ke titik 238 meter,[6] ada jarak sekitar 1,87 km di antara kedua titik tersebut.[7]

Pendataan Potensi Desa BPS 2021 (Podes 2021) menyebutkan bahwa Kelurahan Uwemanje merupakan kelurahan dengan jalanan yang sebagian besar medannya merupakan jalanan yang diperkeras namun tidak dapat dilalui sepanjang tahun[8] karena sulitnya medan untuk menuju kelurahan tersebut.[diragukan][butuh klarifikasi][kenetralan diragukan]

Kesemua kelurahan yang ada di kecamatan ini tidak mengandalkan air yang berasal dari sungai, danau/empang, sumur, tadahan air hujan, ataupun ledeng PDAM namun mengandalkan air yang berasal dari mata air.[9]

Selain dilewati Sungai Palu, Kecamatan Kinovaro juga dilewati oleh Sungai Lewara.

Bencana

sunting

Adapun daerah yang dinyatakan sebagai daerah rawan longsor, karena tercatat pernah terjadi tanah longsor, adalah Kelurahan Kayumpia.[10] Terdapat tiga kasus tanah longsor pada tahun 2019 dan bertambah menjadi delapan peristiwa tanah longsor pada tahun 2021 di Kecamatan Kinovaro.[11] Namun, hanya Kelurahan Balane, Daenggune, dan Kalora saja yang mengerjakan proyek perawatan atau normalisasi sungai dan parit.[12]

Gempa bumi yang terjadi di Kinovaro terjadi sebanyak sembilan kali di tahun 2019 dan dua belas kali di tahun 2021.[13]

Flora dan Fauna

sunting

Terdapat setidaknya 65 spesies tumbuh-tumbuhan yang biasa digunakan oleh orang dari Suku Kaili untuk melakukan praktik-praktik pengobatan.[14] 65 spesies tersebut terangkum dalam sejumlah keluarga[15] sebagai berikut

Ekonomi

sunting

Podes 2021 menyebutkan bahwa hanya terdapat satu restoran sahaja di Kelurahan Doda dan Kalora dan tidak tercatat adanya pasar, baik pasar dalam bangunan permanen maupun pasar dalam bangunan semi-permanen.[16] Selain itu, di kecamatan Kinovaro, hanya terdapat satu kantor pos keliling yang berada di Kelurahan Daenggune.[17] Sedangkan hotel dan penginapan yang berhasil didata BPS tahun 2021 berjumlah masing-masing satu dan berlokasi di Kelurahan Kalora saja, yakni D'Kalora Hotel & Resort.[18]

Hanya terdapat satu koperasi[19] di Kecamatan Kinovaro yang tidak dapat disebutkan jenis koperasinya.[20]

Pertanian dan Perkebunan

sunting

Mangga dan pisang merupakan komoditas buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kecamatan Kinovaro. Data Sensus Pertanian Hortikultura menyebutkan bahwa pada tahun 2020, terdapat 533 dan 227 kuintal mangga dan pisang yang berhasil dipanen di Kecamatan Kinovaro.[21] Adapun komoditas pertanian yang paling banyak dipanen oleh para petani di Kecamatan Kinovaro adalah jahe, kunyit, dan lengkuas. Jumlah ketiga komoditas tersebut, pada tahun 2018, yang berhasil diproduksi mencapai 414, 344, dan 432 kilogram.[22] Cabai rawit juga menjadi komoditas perkebunan yang banyak diproduksi di Kecamatan Kinovaro. Data Sensus Pertanian menyebutkan bahwa, di tahun 2018, panen cabai rawit di Kecamatan Kinovaro mencapai setidaknya 2.270 kuintal sebelum angkanya terus menurun dan mencapai 92 kuintal sahaja untuk panen di tahun 2021.

Adapun komoditas yang mengalami pertambahan kuantitas adalah tomat. Di tahun 2020, Kinovaro menyumbangkan 12 kuintal tomat dan hasil panen bertambah menjadi 14 kuintal di tahun 2021.[23]

Para pekerja di sektor kelapa sawit dan kelapa berhasil memproduksi setidaknya tujuh ton dan 1,3 ton untuk tahun 2020.[24] Panen komoditas kakao di kecamatan ini, pada tahun 2020, mencapai 20,6 ton.[25]

Demografi

sunting

Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Kinovaro di tahun 2020-21 mencapai 1,18%.[26]

Mayoritas warga yang menghuni dua dari sepuluh kelurahan yang ada di Kecamatan Kinovaro memanfaatkan kebutuhan dapurnya dengan menggunakan tabung gas elpiji sedangkan dua lainnya masih mengandalkan arang.[27] Adapun mayoritas warga di enam kelurahan sisanya memanfaatkan kebutuhan dapurnya dengan menggunakan kompor minyak tanah.[27]

Rumah tangga pengguna listrik PLN Rumah tangga pengguna listrik bukan dari PLN Rumah tangga yang tidak menggunakan listrik Total
3.045 (86,79%) 168 (4,78%) 299 (8,51%) 3.512[28]

Adapun salah satu suku asli yang diam di Kecamatan Kinovaro meliputi suku Kaili.[29]

Enam gereja yang tercatat berdiri di Kecamatan Kinovaro berada di Kelurahan Doda, Kayumpia, Pobolobia, Porame, Rondingo, dan Uwemanje.[30] Kesemua gereja di enam kelurahan tersebut merupakan bagian daripada Bala Keselamatan.[sumber mendukung?]

Kesehatan

sunting

Kecamatan Kinovaro hanya memiliki satu puskesmas dengan fasilitas kamar rawat inap[31][32] yang letaknya berada di pusat kecamatan, yakni di Kelurahan Porame, ditambah satu puskesmas pembantu.[33]

Salah satu survei yang dilakukan pada Bulan Maret 2019 di Puskesmas Kinovaro terhadap 20 penderita tuberclosis yang dipublikasikan di Politeknik Kesehatan Palu menunjukkan bahwa

  • 60% di antara penderitanya merupakan kaum lelaki sedangkan sisanya adalah perempuan;
  • 70% di antaranya masuk usia produktif sedangkan 30% di antaranya masuk usia pensiun atau usia senior;
  • 70% di antaranya tinggal di rumah yang tidak layak huni atau memiliki luas kamar yang lebih kecil daripada delapan meter persegi; dan
  • 90% di antaranya merupakan lulusan SMP atau lebih rendah sedangkan 10% di antaranya merupakan lulusan SMA atau SMK.[34]

Terdapat satu kasus kekurangan gizi yang terjadi di Kelurahan Kanuna pada tahun 2021.[35] Salah satu survei yang dilakukan di Puskesmas Kinovaro pada Februari 2020 menunjukkan bahwa, pada anak berusia 12 sampai 36 bulan atau berumur satu hingga satu setengah tahun, dengan responden berjumlah 85 orang,

  • Terdapat 56% anak yang diberi kategori "sangat pendek" dan 44% sisanya masih dinilai pendek, dan
  • Terdapat 74% anak yang tidak diberi makan secara tepat oleh ayah dan ibunya,[36]

Dari 85 orang yang disurvei tersebut, diketahui bahwa 64% di antaranya memiliki ibu dengan tinggi di bawah 150cm.[37]

Sebuah survei untuk anak berusia 24-59 bulan atau dua sampai lima tahun pada bulan Juli 2021 pada 30 responden menunjukkan bahwa 40% anak di Kinovaro dikategorikan sebagai anak yang "pendek" atau "sangat pendek"[38] dan 36,3% dari 30 orang tersebut lahir dengan berat badan yang rendah (BBLR).[39] Sebanyak 26,6% dari 30 orang yang pendek atau sangat pendek juga punya latar belakang ibu yang tidak melakukan inisiatif untuk menyusui pada beberapa jam setelah anak tersebut dilahirkan.[39] 50% ibu yang disurvei tersebut memiliki latarbelakang lulusan SMP saja atau lebih rendah dari lulus SMP.[40]

Rujukan

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ "Sigi Gelar Mini Lokakarya Penurunan Stunting Kecamatan". Harian Mercusuar. Sigi. 15 Agustus 2022. Diakses tanggal 3 Februari 2023. 
  2. ^ Subhi 2023, hlm. 7.
  3. ^ Peta Google – Puskesmas Kinovaro, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Peta). Kartografi oleh Google, Inc. Google, Inc. 
  4. ^ Atau sebelah barat yang berada di ujung utara kecamatan ini
  5. ^ Peta Google – 0°58'09.4"S 119°49'08.2"E (Peta). Kartografi oleh Google, Inc. Google, Inc. 
  6. ^ Peta Google – 0°57'27.8"S 119°49'51.9"E (Peta). Kartografi oleh Google, Inc. Google, Inc. 
  7. ^ Peta Google – -0.9692831852657131, 119.8193695423771 to -0.9577245255909477, 119.83108195208249 (Peta). Kartografi oleh Google, Inc. Google, Inc. 
  8. ^ Winansibutet 2022, hlm. 82.
  9. ^ Winansibutet 2022, hlm. 44.
  10. ^ Winansibutet 2022, hlm. 50.
  11. ^ Fajri 2022, hlm. 106.
  12. ^ Winansibutet 2022, hlm. 57.
  13. ^ Fajri 2022, hlm. 105.
  14. ^ Muthmainnah, Ibrahim & Hardani 2018, hlm. 83.
  15. ^ Muthmainnah, Ibrahim & Hardani 2018, hlm. 83-84.
  16. ^ Winansibutet 2022, hlm. 98.
  17. ^ Winansibutet 2022, hlm. 81.
  18. ^ Winansibutet 2022, hlm. 80.
  19. ^ Fajri 2022, hlm. 78.
  20. ^ Fajri 2022, hlm. 79.
  21. ^ Winansibutet 2022, hlm. 72.
  22. ^ Winansibutet 2022, hlm. 69.
  23. ^ Fajri 2022, hlm. 17.
  24. ^ Fajri 2022, hlm. 42.
  25. ^ Fajri 2022, hlm. 44.
  26. ^ Fajri 2022, hlm. 41.
  27. ^ a b Winansibutet 2022, hlm. 48.
  28. ^ Winansibutet 2022, hlm. 45.
  29. ^ Muthmainnah, Ibrahim & Hardani 2018, hlm. 81.
  30. ^ Fajri 2022, hlm. 103.
  31. ^ Winansibutet 2022, hlm. 42.
  32. ^ Fajri 2022, hlm. 94.
  33. ^ Fajri 2022, hlm. 95.
  34. ^ Kromoprawiro 2021, hlm. 9.
  35. ^ Winansibutet 2022, hlm. 43.
  36. ^ Rohmah & Natalie 2020, hlm. 209.
  37. ^ Rohmah & Natalie 2020, hlm. 210.
  38. ^ Kariani & Palega 2021, hlm. 7.
  39. ^ a b Kariani & Palega 2021, hlm. 8.
  40. ^ Kariani & Palega 2021, hlm. 5.

Kepustakaan

sunting