BHIKKUNI KHEMA!!!

Khema adalah salah satu dari dua pemimpin murid wanita Buddha (yang lain-nya adalah Uppalavanna).

Nama Khema berarti berpenampilan menawan dan ia sangat cantik. Biarawati ini tergolong dalam keluarga kerajaan Magadha dan merupakan salah satu ratu kepala dari Raja Bimbisara.

Ia tidak ingin bertemu dengan Buddha karena ia tahu bahwa Buddha tidak terlalu perduli dengan kecantikan, dan ia sangat percaya diri akan kecantikannya. Khema mendengar cerita mengenai sang Buddha melalui suaminya yang mendorongnya untuk mendengarkan khotbah sang Buddha. Raja mengerti akan sikapnya terhadap Sang Buddha, ia juga tahu betapa sombongnya ratu akan kecantikannya. Raja kemudian memerintahkan grup musiknya untuk menyanyikan lagu pujian tentang Vihara Veluvana, mengenai tempatnya yang menyenangkan dan suasananya yang damai, dan sebagainya. Mendengar hal itu, Ratu Khema menjadi tertarik dan memutuskan untuk mengunjungi Vihara Veluvana.

Ketika Ratu Khema tiba di vihara, Sang Buddha sedang membabarkan Dhamma kepada para pendengar. Dengan kemampuan batin luar biasa Dia, Sang Buddha membuat penampakan seorang gadis muda yang sangat cantik muncul, duduk tidak jauh dari Dia, dan sedang mengipasi Sang Buddha. Ketika Ratu Khema datang di ruang pertemuan, kecantikannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan gadis tersebut. Ratu memperhatikan dengan saksama gadis tersebut, tiba-tiba kecantikan gadis itu mulai memudar sedikit demi sedikit. Akhirnya Ratu melihat seorang wanita tua jompo, yang kemudian berubah menjadi mayat, tubuhnya yang berbau busuk diserang belatung. Segera pada saat itu, Ratu Khema menyadari ketidakkekalan dan ketidakberhargaan kecantikannya.

Sang Buddha mengetahui keadaan pikiran Ratu Khema, kemudian Dia berkata,:

O Khema ! Lihatlah baik-baik pada tubuh lapuk ini yang terbalut di sekitar kerangka tulang, dan merupakan sasaran penyakit dan kelapukan. Lihatlah baik-baik tubuh ini yang dihargai sedemikian tinggi oleh orang bodoh. Lihatlah pada ketidakberhargaan kecantikan gadis muda ini.

Setelah mendengarkan hal itu, Ratu Khema mencapai tingkat kesucian sotapatti.

Mereka yang bergembira dengan nafsu indria, akan jatuh ke dalam arus (kehidupan), seperti laba-laba yang jatuh ke dalam jaring yang dibuatnya sendiri. Tapi para bijaksana dapat memutuskan belenggu itu, mereka meninggalkan kehidupan duniawi, tanpa ikatan, serta melepaskan kesenangan-kesenangan indria.

— Dhammapada 347, [1]

Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, Ratu Khema mencapai tingkat kesucian Arahat dan diterima dalam pasamuan bhikkhuni serta menjadi 'murid utama wanita' Sang Buddha.

Referensi

sunting
  1. ^ "Samaggi-Phala::Buddhist Information Network". Diakses tanggal 27-07-2009.