Khats'am

Khats'am adalah suku Arab kuno dan abad pertengahan yang secara tradisional tinggal di Arabia barat daya. Mereka mengambil bagian baik dalam kerjasama atau oposisi terhadap ekspedisi abad ke-6 penguasa Aksumite Abraha melawan Mekah . Setelah permusuhan awal, mereka memeluk Islam dan memainkan peran dalam penaklukan Muslim awal tahun 630-an. Suku Shahran di Yaman dan Arab Saudi adalah klan utama Khath'am.

Asal

Asal usul silsilah Khath'am diperdebatkan oleh sejarawan dan silsilah Arab abad pertengahan. Ibn Hisyam dan Ibn Qutayba mengusulkan, berdasarkan informasi yang diberikan kepada mereka oleh "ahli silsilah Mudar ", bahwa Khath'am adalah Adnanites , pengelompokan menyeluruh dari semua suku Arab utara. Dengan demikian, garis keturunan suku tersebut adalah Khath'am ibn Anmar ibn Nizar ibn Ma'ad ibn Adnan. Namun, Ibn al-Kalbi menyatakan bahwa mereka adalah keturunan Saba di Arab Selatandan bahwa silsilah mereka adalah Khath'am (nama lahir Aftal) ibn Anmar ibn Irash ibn Amr ibn al-Ghawth (al-Ghawth adalah ayah dari suku Azd).

Menurut sejarawan modern Giorgio Levi Della Vida , Khath'am kemungkinan besar merupakan konfederasi suku-suku kecil dengan asal-usul yang berbeda. Nama suku tersebut kemungkinan berasal dari frasa Arab takhath'ama , yang berarti "mencoreng diri sendiri dengan darah" sebagai hasil dari sebuah perjanjian. Dalam aliansi atau ekspedisi tradisional mereka, suku ini biasanya dikaitkan dengan pengelompokan Arab Selatan. Klan utama Khath'am adalah Shahran, Nahish dan Aklub, yang terakhir dikatakan telah turun dari suku Rabi'ah ibn Nizar dan memasuki Khath'am melalui sebuah perjanjian.

Sejarah

Dari setidaknya abad ke-6 M, Khath'am tinggal di daerah Turubah, Bisha, Tabala dan Jurash, semua di daerah pegunungan Arabia barat daya, antara kota Najran dan Ta'if dan di rute kafilah antara Yaman dan Mekah. Di Tabala, suku tersebut memuja kultus Dhu'l-Khalasa, bersama dengan suku Bajila (yang secara tradisional dianggap sebagai kerabat Khath'am), Bahila dan Banu Daws. Menurut cendekiawan Muslim Syiah abad pertengahan al-Majlisi danal-Tabarsi dan cendekiawan Muslim Sunni al-Bayhaq, Khath'am, bersama dengan suku Akk dan Asy'ar di Arab Selatan, membentuk mayoritas pasukan di jajaran Abraha, penguasa Aksumite Yaman, pada pertengahan abad ke-6.

Catatan yang sama ini menyatakan bahwa begitu Abraha mencapai Mekah untuk menghancurkan Ka'bah, maka tempat perlindungan utama bagi orang- orang Arab yang musyrik, Khath'am dan Asy'ar menolak untuk berpartisipasi. Sejarawan Ibnu Habib juga mencatat bahwa Khath'am di bawah kepala suku mereka Nufayl ibnu Habib bergabung dengan tentara Abrahah, sementara sejarawan Ibnu Ishaq berpendapat bahwa Khath'am bukan bagian dari pasukan Abraha dan, di bawah komando Nufayl, berperang melawan Abraha di Arabia Selatan dalam perjalanan pemimpin Aksumite ke Mekah; suku itu dikalahkan dan Nufayl ditangkap.

Pertempuran paling terkenal yang melibatkan Khath'am pada periode pra-Islam adalah hari Fayf al-Rih di mana suku di bawah pemimpin mereka, penyair prajurit Anas ibnu Mudrik, memimpin aliansi termasuk suku Madhhij dan mengalahkan Suku Bani Amir dan melukai pemimpin mereka Amir ibnu al-Tufayl . Anas kembali memimpin sukunya menuju kemenangan melawan Bani Jusham yang dipimpin oleh penyair dan perampok Sulayk ibn Sulaka. Anas hidup cukup lama setelah kedatangan Islam pada tahun 620-an. Reaksi awal suku terhadap nabi Islam Muhammadbermusuhan, tetapi akhirnya mengirim delegasi yang menerima agama tersebut, yang ditanggapi oleh Muhammad dengan menyatakan bahwa semua pertumpahan darah suku yang berasal dari periode pra-Islam telah dihapuskan. Sebagian suku memberontak melawan negara Muslim yang baru lahir di Medina, tetapi mereka akhirnya menyerah setelah penghancuran kuil Dzul-Khalasa oleh Abd Allah ibnu Jarir al-Bajali. Anggota suku berpartisipasi dalam penaklukan Muslim awal di Suriah dan Irak selama 630-an dan mereka membentuk bagian dari garnisun Arab Kufah dan Basra.