Kesultanan Mogadishu

Kesultanan Mogadishu (bahasa Somali: Saldanadda Muqdisho, bahasa Arab: سلطنة مقديشو) adalah sebuah kerajaan dagang yang berkembang dari abad ke-10 hingga ke-16 di Somalia. Kerajaan ini merupakan salah satu negara terkuat di Tanduk Afrika pada abad ke-12, ke-13 dan ke-14, tetapi pada akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Ajuran. Kesultanan Mogadishu tergabung dalam jaringan dagang yang luas, mendominasi perdagangan emas regional, mencetak mata uangnya sendiri, serta meninggalkan warisan arsitektur di wilayah Somalia selatan. Negara ini juga merupakan sekutu Kesultanan Adal.[1]

Kesultanan Mogadishu

Saldanadda Muqdisho
سلطنة مقديشو
Abad ke-10–Abad ke-16
Bendera Kesultanan Mogadishu
Bendera
"Kota Mogadishu" di peta Fra Mauro
"Kota Mogadishu" di peta Fra Mauro
Ibu kotaMogadishu
Bahasa yang umum digunakanSomali, Arab
Agama
Islam
PemerintahanKesultanan
Sultan 
• 1250
Abu Bakr bin Fakhr ad Din
Era SejarahAbad Pertengahan
• Abad ke-10
Abad ke-10
• Abad ke-16
Abad ke-16
Mata uangMata uang Mogadishu
Digantikan oleh
kslKesultanan
Ajuran
Sekarang bagian dari Somalia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Ibn Sa'id al-Maghribi (1213–1286) dalam perjalanannya mencatat bahwa Mogadishu merupakan pusat pembelajaran Islam di wilayah Tanduk Afrika.[2] Ketika pengelana Maroko Ibnu Battuta tiba di pesisir Somalia pada tahun 1331, kota ini mencapai puncak kejayaannya. Ia mendeskripsikan Mogadishu sebagai "kota yang amat sangat besar" dengan banyak pedagang kaya dan dikenal akan tekstiknya yang berkualitas tinggi dan diekspor ke Mesir.[3][4] Sementara itu, penggalian arkeologi telah menemukan koin-koin dari Tiongkok, Sri Lanka dan Vietnam. Sebagian besar koin Tiongkok berasal dari masa Dinasti Song, walaupun koin dari masa Dinasti Ming dan Qing juga telah ditemukan.[5] Pada tahun 1416, Mogadishu mengirim utusan untuk membayar upeti kepada Dinasti Ming. Kaisar Yongle lalu mengirim laksamana Cheng Ho dan ia mengunjungi Mogadishu dan Barawa pada tahun 1430 selama perjalanan keempatnya. Cheng Ho akan kembali selama perjalanan kelima, keenam dan ketujuhnya di Samudra Hindia.[6][7]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Jenkins, Everett (1 July 2000). The Muslim Diaspora (Volume 2, 1500-1799): A Comprehensive Chronolog. Mcfarland. hlm. 49. Diakses tanggal 22 January 2017. 
  2. ^ Michael Dumper, Bruce E. Stanley (2007). Cities of the Middle East and North Africa: A Historical Encyclopedia. US: ABC-CLIO. hlm. 252. 
  3. ^ Helen Chapin Metz (1992). Somalia: A Country Study. US: Federal Research Division, Library of Congress. ISBN 0844407755. 
  4. ^ P. L. Shinnie, The African Iron Age, (Clarendon Press: 1971), hlm.135
  5. ^ Pankhurst, Richard (1961). An Introduction to the Economic History of Ethiopia. London: Lalibela House. ASIN B000J1GFHC. , hlm. 268
  6. ^ History of Ming, History of Mogadishu, volume 326
  7. ^ Louise Levathes, When China Ruled the Seas, hlm. 149-150