Kesenjangan pendapatan di Malaysia
Menurut Laporan Pembangunan Manusia UNDP tahun,[1] dan laporan Pembangunan Manusia (UNHDP) Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2004,[2] Malaysia memiliki kesenjangan pendapatan tertinggi antara kaya dan miskin di Asia Tenggara, lebih besar daripada hal tersebut di Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Indonesia.
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/ba/Malaysia_Income_Disparity.png/250px-Malaysia_Income_Disparity.png)
Laporan UNHDP menunjukkan bahwa golongan terkaya 10% di Malaysia menguasai 38,4% pendapatan ekonomi dibandingkan golongan termiskin 10% yang hanya menguasai 1,7%. Namun, menurut statistik resmi dari Departemen Perdana Menteri, ketimpangan telah menurun terus-menerus sejak tahun 1970, dengan koefisien Gini anjlok ke tingkat terendah sepanjang waktu di 0,40 pada tahun 2014.[3]
Lihat juga
suntingReferensi
sunting- ^ Asian Analysis 1998 by Asean Focus Group Diarsipkan 2002-09-22 di Library of Congress Web Archives, Professor Michael Leigh Director Institute of East Asian Studies University Malaysia, Sarawak.
- ^ Speech at the Meeting between DAPSY National and Perak State Leaders In Teluk Intan by Lim Guan Eng Diarsipkan 2007-10-18 di Wayback Machine., If the 2004 Petronas profits of RM 35.6 billion (US$9.89 billion) were distributed to the poor, Malaysia would not have wealth distribution problems.
- ^ "Table 6: Gini Coefficient by Ethnic Group, Strata and State, Malaysia, 1970-2014". Economic Planning Unit of Prime Minister's Department. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-01. Diakses tanggal 16 April 2016.