Kereta api komuter

(Dialihkan dari Kereta Api Komuter)

Kereta api komuter (bahasa Inggris: commuter rail) atau kereta api pinggiran kota (bahasa Inggris: suburban rail) adalah sebuah layanan transportasi kereta api penumpang yang menghubungkan penumpang antara pinggir kota atau kota komuter dengan pusat kota.[1][2][3] Jaringan kereta api komuter dianggap sebagai kereta berat, menggunakan kereta rel listrik atau diesel.[2] Jarak biaya atau harga zona terkadang digunakan.

KRL Commuter Line yang merupakan kereta api komuter di wilayah Jabodetabek.
KRL Commuter Line merupakan kereta api komuter di wilayah Jabodetabek.

Istilah ini dapat merujuk pada jaringan dengan beragam fitur dan frekuensi layanan yang berbeda, namun sering digunakan sebagai lawan dari angkutan cepat (rapid transit) atau kereta api ringan (light rail/LRT).

Pengembangan jalur komuter menjadi populer saat ini, dengan meningkatnya perharian publik terhadap kemacetan, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, dan masalah lingkungan lain ditambah meningkatnya biaya kepemilikan kendaraan bermotor.

Karakteristik

sunting
 
Mumbai Suburban Railway mengangkut lebih dari 7,24 juta penumpang setiap hari

Kebanyakan kereta komuter dibangun di jalur kereta antar kota,[4] perbedaannya dengan jaringan kereta api ringan dan angkutan cepat adalah:

  • Ukurannya lebih besar
  • Menyediakan tempat duduk lebih besar dan sedikit tempat berdiri, karena jarak tempuh yang lebih jauh
  • Memiliki frekuensi lebih sedikit (dalam banyak kasus)
  • Memiliki layanan berjadwal (kereta tiba di stasiun dalam jadwal tertentu, bukan interval waktu tertentu)
  • Melayani daerah yang kepadatannya rendah, umumnya menghubungkan daerah pinggiran dengan pusat kota
  • Berbagi jalur atau bersebelahan dengan kereta utama dan kereta barang
  • Melintasi perlintasan kereta api sebidang

Jadwal kereta

sunting

Dibandingkan dengan angkutan cepat, kereta komuter memiliki frekuensi lebih rendah, mengikuti jadwal tertentu dibandingkan mengikuti interval tertentu, dan stasiun dengan jarak yang lebih jauh. Mereka melayani jalur dengan kepadatan penduduk rendah, dan sering kali berbagi jalur dengan kereta api antar kota dan barang. Beberapa jalur hanya beroperasi pada jam sibuk. Kecepatan rata-ratanya cukup tinggi, mencapai 50 km/jam (30 mph) lebih. Beberapa jalur memberikan layanan ekspres dengan tidak berhenti di beberapa stasiun untuk bergerak lebih cepat dan memisahkan pengendara jarak pendek dan jarak jauh.

Jarak tempuh kereta komuter bervariasi antara 15 hingga 200 km (10 dan 125 mil).

 
Komuter CPTM di São Paulo

Kemampuannya untuk berbagi jalur dengan kereta antar kota membuat biaya pembangunan dapat ditekan cukup besar. Namun, sekarang lebih banyak dibuat jalur khusus yang berdampingan dengan jalur kereta lain yang dapat mencegah terjadinya penundaaan.

Sebagian besar kereta berjalan dalam lebar sepur lokal. Beberapa jaringan kereta api ringan umumnya berjalan dengan lebar sepur yang lebih sempit. Beberapa contoh jalur kereta api ringan yang berjalan dalam lebar sepur sempit dapat ditemukan di Jepang, Indonesia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Swiss, Australia (Queensland Rail di Brisbane dan Transperth di Perth), beberapa jaringan di Swedia, dan Italia (Jalur Genova–Casella). Beberapa negara dan wilayah, termasuk Finlandia, India, Pakistan, Rusia, Brasil, dan Sri Lanka, AS (BART di San Francisco), dan Australia (Melbourne dan Adelaide), menggunakan sepur lebar.

Perbandingan dengan model kereta lain

sunting

Metro, angkutan cepat, atau Moda Raya Terpadu (bahasa Inggris: mass rapid transit (MRT), subway, metro) umumnya melingkupi area yang lebih kecil, memiliki frekuensi yang lebih padat, dan berjalan dalam jalur yang terpisah (di bawah tanah atau di atas), sedangkan kereta komuter sering berbagi jalur, teknologi, dan kerangka kerja legal dengan kereta utama.

Namun, pembedaan sebagai sebuah metro atau MRT dapat sulit dilakukan karena keduanya secara umum melayani wilayah metropolitan, berjalan dengan jalur terpisah di pusat kota, dan sering memiliki tempat perbaikan khusus. Faktanya bahwa terminologi ini tidak menjadi standard di banyak negara (termasuk negara berbahasa Inggris) karena masalah tersebut. Perbedaan lebih mudah dibuat jika terdapat dua sistem seperti RER dan Métro di Paris, Overground dan Underground di London, sistem S-Bahn dan U-Bahn di Munich atau Wina, JR lines dan Metro di Tokyo, serta MRT Jakarta di Jakarta.

Kereta api regional

sunting

Kereta api regional umumnya menyediakan trasnportasi kereta antara kota-kota kecil, tidak mengubungkan kota besar utama seperti yang dilakukan oleh kereta api antarkota. Kereta regional beroperasi di luar kota besar. Tidak seperti kereta antarkota, kereta berhenti di sebagian besar atau semua stasiun. Kereta ini menyediakan layanan bagi komunitas kecil di sekitar jalur, dan menghubungkan mereka dengan layanan jarak jauh. Nama alternatifnya adalah "kereta api lokal" atau "kereta api perhentian". Contohnya meliputi BR Regional Railways di Britania Raya, TER (Transport express régional) di Prancis dan Regionalbahn di Jerman. Kereta api regional tidak diterapkan di Amerika Serikat, sehingga istilah "kereta api regional" bermakna sama dengan kereta api komuter.

Kereta api antarkota

sunting
 
Kereta dua tingkat NS VIRM. Di Belanda, kereta antarkota (Intercity) beroperasi dengan frekuensi layaknya kereta komuter.

Di beberapa negara Eropa, perbedaan antara kereta komuter dan kereta antarkota/kereta jarak jauh tidak terlalu jelas, karena keduanya relatif beroperasi di jarak yang pendek. Sebagai contoh, yang disebut "kereta antarkota" (Intercity) di Belanda dan Belgia dapat mengangkut banyak penumpang, namun secara perlengkapan, jangkauan, dan kecepatan mirip dengan kereta komuter di beberapa negara besar.

Di Britania Raya, beberapa operator seperti Thameslink hanya fokus pada layanan komuter. Lainnya, seperti Avanti West Coast dan LNER, hanya fokus menjalankan layanan antar kota. Operator lainnya, seperti GWR dan EMR menjalankan layanan campuran antara komuter, regional, dan antar kota.

Kereta Komuter Rusia, di lain hal sering kali melayani wilayah yang lebih luas dari pada Belgia sendiri, meskipun masih dianggap jarak pendek dalam standar Rusia. Mereka memiliki sistem tiket yang berbeda dibandingkan kereta jarak jauh, dan di kota besar sering beroperasi di bagian terpisah dari stasiun.

Kereta api kecepatan tinggi

sunting
 
Kereta Shinkansen seri E4 tujuan Tokyo. Pada Oktober 2021, kereta ini telah dipensiunkan.

Pada beberapa kesempatan, kereta kecepatan tinggi dapat digunakan setiap hari oleh komuter. Sistem kereta api kecepatan tinggi Shinkansen di Jepang sangat dimanfaatkan oleh komuter di Tokyo Raya. Mereka melakukan perjalanan antara 100 hingga 200 km menggunakan Shinkansen.[5] Untuk memenuhi kebutuhan komuter, Japan Railways (JR) telah menjual kartu diskon komuter dan mengoperasikan enam belas kereta dua tingkat Shinkansen seri E4 pada jam sibuk, menyediakan kapasitas 1.600 kursi. Beberapa jalur kereta api kecepatan tinggi Fuxing di Tiongkok seperti kereta antarkota Beijing-Tianjin dan Jalur Kecepatan Tinggi Shanghai–Nanjing memiliki peran serupa, dan masih banyak jalur lainnya yang sedang dibangun atau direncanakan.

Di Korea Selatan, beberapa ruas jaringan kereta kecepatan tinggi juga banyak digunakan oleh penumpang, seperti ruas antara Stasiun Gwangmyeong dan Stasiun Seoul di jaringan KTX (Jalur Gyeongbu HSR), atau ruas antara Stasiun Dongtan dan Stasiun Suseo di Jalur SRT.

Kereta kecepatan tinggi dengan kecepatan 200 km/jam yang menghubungkan Zürich, Bern, dan Basel di Swiss mengakibatkan tingginya permintaan perjalanan komuter antara ketiga kota tersebut, dan meningkatnya jumlah penumpang kereta komuter yang mengakses kereta kecepatan tinggi di stasiun sentral (Hauptbahnhof). Layanan komuter Regional-Express antara München dan Nürnberg di Jerman beroperasi dengan kecepatan 200 km/jam.

Jenis kereta

sunting

Kereta komuter biasanya dioptimalkan dalam menampung volume penumpang maksimal, dalam sebagian besar kasus tanpa mengorbankan terlalu banyak kenyamanan dan kapasitas bagasi, dengan tetap menyediakan fasilitas yang ada di kereta jarak jauh. Kereta komuter bisa memiliki kereta penumpang lantai tunggal maupun bertingkat, dan bertujuan untuk menyediakan tempat duduk bagi semua penumpang. Dibandingkan dengan kereta antar kota, mereka memiliki ruang kebih kecil, fasilitas lebih kecil, dan kapasitas bagasi yang lebih kecil.

Kereta rel

sunting
 
Prameks, kereta komuter jenis kereta rel diesel (KRD) di Yogyakarta

Kereta komuter umumnya terdiri dari kereta rel (bahasa Inggris: multiple unit), yang umumnya bergerak sendiri, bergerak di kedua arah, dengan masing-masing kereta yang memiliki penggerak. Bedasarkan kebutuhan setempat, umumnya kereta ditenagai oleh mesin diesel yang terletak di bawah kompartemen penumpang (pada kereta rel diesel) atau dari listrik yang diambil dari rel ketiga atau listrik aliran atas (pada kereta rel listrik). Kereta rel umumnya dilengkapi dengan sistem pengendali di kedua ujungnya, yang umum digunakan dalam layanan komuter yang membutuhkan waktu putar balik sangat sempit.

Layanan yang ditarik lokomotif

sunting

Layanan yang ditarik lokomotif digunakan di beberapa negara dan wilayah. Hal ini dilakukan demi alasan bisnis, dengan menggunakan armada gabungan besar untuk layanan antarkota dan regional. Layanan ini biasanya digunakan dalam formasi kereta tarik dan dorong, yang berarti lokomotif berada di kedua ujung kereta, di mana fungsinya adalah mendorong dan menarik. Kereta dilengkapi dengan pengendali di kedua ujung kereta, yang memungkinkan kereta dioperasikan dari kedua posisi, dan biasanya dioperasikan dengan lokomotif diesel elektril, meskipun di beberapa negara seperti Jerman dan bekas negara Soviet juga menggunakan mesin diesel hidraulis.

Rancangan kursi

sunting

Di Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya telah menggunakan konfigurasi kursi dua-tiga. Namun hanya sedikit orang yang duduk di kursi bagian tengah karena umumnya mereka merasa sesak dan tidak nyaman.[6][7]

Di Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia, kursi disusun dengan susunan longitudinal (membujur/sejajar dengan jendela) untuk meningkatkan kapasitas pada saat jam sibuk. Kereta penumpang tidak dirancang untuk meningkatkan kapasitas kursi, meskipun dalam kenyataan sering kali komuter harus menempuh jarak hingga 50 km dan berdiri selama lebih dari satu jam.

Kereta api komuter di dunia

sunting

Afrika

sunting
 
Komuter Metrorail di Cape Town

Saat ini tidak banyak contoh kereta komuter di Afrika. Metrorail beroperasi di kota-kota besar di Afrika Selatan, dan terdapat beberapa layanan komuter di Aljazair, Botswana, Kenya, Maroko, Mesir, dan Tunisia. Di Aljazair, SNTF mengoperasikan jalur kereta komuter antara ibu kota Aljir dan pinggiran selatan dan timurnya. SNTF juga menghubungkan universitas-universitas utama di Aljazair satu sama lain. Kereta komuter Dar es Salaam menawarkan layanan dalam kota di Dar es Salaam, Tanzania. Di Botswana, "BR Express" (Botswana Railways) memiliki kereta komuter antara Lobatse dan Gaborone.

 
JR East seri E235 mengoperasikan layanan cepat di Jalur Yamanote, sebuah contoh kereta komuter dengan kepadatan tinggi di Jepang.

Di Jepang, jaringan kereta api komuter memiliki jaringan yang luas dan layanan yang sering digunakan. Dalam banyak kasus, kereta komuter di Jepang secara operasional lebih mirip sistem metro pada umumnya (frekuensi yang sering, penekanan untuk penumpang berdiri, jarak antar stasiun yang pendek) dibandingkan dengan kereta komuter di negara lain. Kereta komuter Jepang umumnya bersinggungan dengan jalur kereta bawah tanah pusat kota, dengan kereta api komuter berlanjut ke jaringan kereta bawah tanah, dan kemudian keluar ke jaringan kereta komuter lain di sisi lain kota. Banyak jaringan komuter di Jepang mengoperasikan berbagai pola perhentian untuk mengurangi waktu perjalanan ke lokasi yang jauh, sering kali melewati stasiun sepur belok daripada jalur ekspres khusus. Jaringan kereta api komuter Jepang yang lebih besar dimiliki dan dioperasikan oleh perusahaan kereta api swasta yang mencari keuntungan, tanpa subsidi pemerintah.

Di India, sistem kereta komuter ada di kota besar. Mumbai Suburban Railway, sistem kerata dalam kota tertua di Asia, mengangkut lebih dari 6,9 juta komuter setiap hari yang memenuhi lebih dari setengah kapasitas penumpang harian di Indian Railways. Kolkata Suburban Railway sangat besar dan ekstensif dan menutupu sebagian besar wilayah di Kolkata. Chennai Suburban Railway adalah jalur rel ian yang sebanding. Di Hyderabad, MMTS umumnya memindahkan penumpang dari pusat kota menuju HI-TEC city, hub teknologi informasi di kota tersebut. Jaringan kereta komuter lain di India meliputi Delhi Suburban Railway, Pune Suburban Railway dan Lucknow-Kanpur Suburban Railway.

 
CRH6F Beijing City Rail mampu mencapai kecepatan 180 km/jam.

Jaringan kereta komuter telah diresmikan di beberapa kota di Tiongkok seperti Beijing, Shanghai, Zhengzhou, Wuhan, Changsha dan Pearl River Delta. Dengan rencana untuk sistem besar di wilayah timur laut Zhejiang, Jingjinji, dan Delta Sungai Yangtze. Tingkat layanan sangat bervariasi dari satu jalur ke jalur lainnya, mulai dari kecepatan tinggi hingga mendekati kecepatan tinggi. Jalur yang lebih maju dan mapan seperti Kereta Api Guangshen memiliki layanan seperti metro yang lebih sering.

Di Taiwan, Jalur Barat di Wilayah Metropolitan Taipei-Taoyuan, Wilayah Metropolitan Taichung, dan Wilayah Metropolitan Tainan-Kaohsiung serta jalur Neiwan-Liujia di Wilayah Hsinchu dianggap sebagai kereta komuter.

Contoh lain di Asia meliputi Seoul Metropolitan Subway dengan jalur dalam kota yang dioperasikan oleh Korail di Korea Selatan, KTM Komuter di Malaysia, Jalur Oranye Philippine National Railways di Metro Manila, Filipina, Kereta Sirkuler Yangon di Myanmar, dan KRL Jabodetabek di wilayah metropolitan Jakarta, serta KRL Joglo di wilayah Yogyakarta, Surakarta, dan Karanganyar, Indonesia.

Selain itu, Kereta api lokal dan komuter (menghubungkan daerah kota besar dan kota kecil) dilayani di daerah metropolitan di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.

 
S-Bahn Berlin di Berlin, Jerman

Wilayah metropolitan besar di sebagian besar negara Eropa umumnya dilayani oleh jaringan kereta api komuter/pinggiran kota yang ekstensif. Beberapa contohnya seperti BG Voz di Beograd (Serbia), S-Bahn di Jerman, Austria dan wilayah berbahasa Jerman di Swiss, Proastiakos di Yunani, RER di Prancis dan Belgia, Servizio ferroviario suburbano di Italia, Cercanías dan Rodalies (Catalonia) di Spanyol, CP Urban Services di Portugal, Esko di Praha dan Ostrava (Ceko), HÉV di Budapest (Hongaria), dan DART di Dublin (Irlandia).

London memiliki beberapa rute kereta komuter, yakni Jalur Elizabeth, Thameslink, London Overground, dan Jalur Metropolitan.

Réseau express régional d'Île-de-France (RER) adalah jaringan kereta api komuter di aglomerasi Paris. Di tengah-tengah RER terdapat koridor kereta bawah tanah berfrekuensi tinggi yang menjadi tempat beberapa cabang pinggiran kota beroperasi serupa dengan jaringan angkutan cepat.

Di Belanda, kereta antarkota (Intercity) dan kereta lokal (Sprinter) beroperasi dengan frekuensi layaknya kereta komuter. Randstadspoor adalah jaringan layanan kereta Sprinter di dalam dan sekitar kota Utrecht di Belanda. Untuk terwujudnya jaringan ini, dibuka stasiun-stasiun baru.


Di Spanyol, jaringan Cercanías terdapat di Madrid, Sevilla, Murcia/Alicante, San Sebastián, Cádiz, Valencia, Asturias, Santander, Zaragoza, Bilbao dan Málaga.

 
Type X60 di Stockholm Central di Swedia

Di Swedia, jaringan kereta komuter listrik yang dikenal sebagai Pendeltåg hadir di kota Stockholm dan Göteborg. Di Norwegia, jaringan kereta komuter Oslo sebagian besar berbagi jalur dengan kereta jarak jauh, namun juga berjalan di beberapa jalur kereta lokal tanpa lalu lintas lainnya. Di Finlandia, jaringan kereta api komuter Helsinki beroperasi di jalur khusus dari stasiun kereta Helsinki Central ke Leppävaara dan Kerava.

Di Rusia, Ukraina, dan beberapa negara bekas pecahan Uni Soviet, kereta api dengan unit beragam bertenaga listrik bernama Elektrichka digunakan secara luas.

Amerika Utara

sunting

DI Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko, layanan kereta penumpang regional disediakan oleh agen pemerintah maupun semi-pemerintah, dengan sejumlah wilayah metropolitan yang dilayani.

Amerika Selatan

sunting
 
Sarmiento Line di Argentina.

Contoh meliputi sebuah sistem komuter sepanjang 899 km (559 mi) di Wilayah Metropolitan Buenos Aires, jalur Supervia sepanjang 225 km (140 mi) di Rio de Janeiro, dan Metrotrén di Santiago, Chili. Contoh lain adalah Companhia Paulista de Trens Metropolitanos (CPTM) São Paulo, Brasil. CPTM memiliki 93 stasiun dengan enam jalur dengan jalur mulai nomor 7 (jalur 1 hingga 6 mengacu kepada São Paulo Metro), dengan panjang total 2.608 kilometer (1.621 mi).

Australia

sunting
 
Metro Trains Melbourne di Jalur Werribee, Melbourne, Australia

Kota besar di Australia memiliki sistem kereta pinggiran kota di wilayah metropolitan mereka. Sama seperti jalur kereta pinggiran Jepang atau S-Bahn di Jerman, mereka memiliki frekuensi layanan yang lebih padat dan jumlah penumpang per kapita lebih banyak dibandingkan dengan 'kereta api komuter' dalam istilah umum. Jaringan ini dioperasikan sebgai gabungan komuter/metro. Hal ini umum dilakukan di Sydney dan Melbourne, di mana intervalnya di banyak jalur bisa mencapai 5–10 menit di jam sibuk dan 10–20 di jam sepi (selama 18 jam setiap hari) dan memasuki lingkar bawah tanah di pusat kota; dan di mana jumlah penumpang per kapita melebihi jumlah gabungan metro dan kereta komuter di wilayah metropolitan yang sebanding seperti Toronto, Boston atau Wilayah Teluk San Francisco. Semua jaringan, sayangnya, berbasis dalam sistem kereta komuter pada umumnya, di mana perlintasan kereta api dan penggunaan jalur bersama menghalangi penggunaan frekuensi yang lebih tinggi. Sistem utama meliputi:

New Zealand memiliki dua sistem kereta komuter: di Auckland dan di Wellington (Tranz Metro).

Pranala luar

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Transportation Research Board (1989). "Urban Public Transportation Glossary" (PDF). 
  2. ^ a b American Public Transit Association (1994). "Glossary of Transit Terminology" (PDF). 
  3. ^ "National Transit Database Glossary". web.archive.org. 2013-11-13. Diakses tanggal 2024-04-02. 
  4. ^ "Commuter Rail" (dalam bahasa Turki). Diakses tanggal 2024-04-02. 
  5. ^ "Fact Sheet | High Speed Rail Development Worldwide | White Papers | EESI". www.eesi.org. Diakses tanggal 2024-04-02. 
  6. ^ [1]
  7. ^ [2]

Lihat pula

sunting