Kerajaan Muara Beres
Kerajaan Muara Beres adalah sebuah kerajaan kecil di bawah naungan Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Sri Baduga Maharaja, seorang raja tersohor dari Kerajaan Sunda. Para penguasanya bergelar raden, sebuah gelar yang umum digunakan di Kepulauan Melayu pada saat itu.[3]
Kerajaan Muara Beres ᮊᮛᮏᮃᮔ᮪ ᮙᮥᮃᮛ ᮘᮦᮛᮦᮞ᮪ Karajaan Muara Bérés | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Ibu kota | Kaum Pandak | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Sunda Kuno | ||||||||
Agama | Sunda Wiwitan,[1] Islam (abad ke-17)[a] | ||||||||
Raden | |||||||||
• abad ke-15 (?) | Surawisesa | ||||||||
• tidak diketahui | Raden Sagiri | ||||||||
• tidak diketahui | Raden Nasib | ||||||||
• abad ke-17 (?) | Raden Syafe'i | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | ![]() | ||||||||
Sejarah
suntingKaradenan merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Pada masa berkuasanya Kerajaan Sunda, dahulu Karadenan dikenal dengan nama Kawung Pandak yang merupakan pusat dari Kerajaan Muara Beres. Kerajaan ini berada di bawah naungan Kerajaan Sunda yang berpusat di Pakuan Pajajaran. Sangat sedikit bukti-bukti otentik tentang kerajaan ini yang dapat ditemukan, biasanya kisah-kisahnya hanya diketahui secara lisan.[4] Namun, di arah barat Museum Keris di Karadenan terdapat situs makam kuno yang merupakan salah satu bukti eksistensi Kerajaan Muara Beres. Bahkan, makam kuno tersebut sering pula didatangi tim arkeolog dari beberapa perguruan tinggi di Bogor. Makam kuno tersebut diketahui merupakan milik Raden Syafe'i, salah satu penguasa Kerajaan Muara Beres sekaligus pendiri masjid Al-Atiqiyah yang didirikan pada tahun 1667 M, ia juga sekaligus cucu dari Pangeran Sanghyang dari anak lelakinya, Raden Nasib.[5][6]
Menurut Raden Dadang, seorang tokoh masyarakat dan budayawan lokal, Kerajaan Muara Beres dahulunya dipimpin oleh Surawisesa (Pangeran Sanghyang) yang merupakan anak dari raja Sunda, Sri Baduga Maharaja dengan Kentrik Manik Mayang Sunda. Luas wilayah kekuasaan dari Kerajaan Muara Beres diketahui membentang mulai dari Cibinong hingga ke perbatasan Depok dengan Jakarta.[4]
Wilayah kekuasaan
suntingWilayah kekuasaan dari Kerajaan Muara Beres meliputi Depok, Cibinong, dan Bojonggede saat ini.[3] Ibukotanya berada di Kaum Pandak (sekarang kelurahan Karadenan).[4]
Daftar penguasa
sunting- Surawisesa
- Raden Sagiri
- Raden Nasib
- Raden Syafe'i
Lihat juga
suntingReferensi
suntingKeterangan
suntingCatatan kaki
sunting- ^ Geoffrey C. Gunn, (2011). History Without Borders: The Making of an Asian World Region, 1000-1800. Hong Kong University Press. ISBN 988-8083-34-1.
- ^ Amalia, Ana (24 Februari 2016). "Warga Karadenan Yakin Masjid Jami Al Atiqiyah Tertua di Bogor". merahputih.com. Merah Putih. Diakses tanggal 18 Februari 2025.
- ^ a b "Mengenal Kampung Para Raden di Cibinong, Begini Pekerjaannya". merdeka.com. Merdeka. 6 Juni 2023. Diakses tanggal 15 Februari 2025.
- ^ a b c Pramudya, Bagus (3 Juli 2023). "Muara Beres, Jejak Masa Lalu Karadenan Cibinong". anjangsana.id. Anjangsana. Diakses tanggal 15 Februari 2025.
- ^ Amalia, Ana (24 Februari 2016). "Karadenan Bogor, Antara Trah dan Harta Karun Kerajaan Muara Beres". merahputih.com. Merah Putih. Diakses tanggal 15 Februari 2025.
- ^ Manggala (5 Maret 2022). "Jejak Sejarah Kerajaan Muara Beres Cibinong". investigator-news.id. Investigator News. Diakses tanggal 18 Februari 2025.
Pranala luar
sunting- Khoiri, Eddy Y. (2018). Menulusuri Jejak Kerajaan Muara Beres: Analisis Fakta Dari Kampung Karadenan dan Masjid Jami’ Al-Atiqiyah. Cetakan ke-1.
- "Nilai-Nilai Patriotisme Dalam Carita Pantun Mundinglaya Dikusumah". Prodi Pendidikan Bahasa dan Budaya Sunda. Bandung, Indonesia: Universitas Pendidikan Indonesia. 49 (2). 2021. doi:10.26499/wdprw.v49i2.673 . ISSN 2528-1089.