Kerajaan Mapia
Kerajaan Mapia adalah sebuah kerajaan kecil yang pernah berdiri di Kepulauan Mapia, tepatnya di sebelah utara dari Pulau Papua. Kepulauan Mapia merupakan bagian terluar dari Provinsi Papua saat ini dan berbatasan langsung dengan Republik Palau.
Sejarah
suntingPada awalnya, Kepulauan Mapia dihuni oleh penduduk yang berbahasa dan berbudaya Austronesia sama seperti penduduk Kepulauan Pasifik pada umumnya, kesamaan yang paling terlihat adalah dengan penduduk Kepulauan Caroline di Mikronesia yakni dalam adat istiadat, kebiasaan penduduk, serta konstruksi rumah tradisional. Penduduk asli Kepulauan Mapia disebut sebagai orang Mapia yang berbahasa Mapia, yakni sebuah bahasa dalam rumpun Mikronesia. Pada saat ini, Kepulauan Mapia tidak lagi dihuni oleh orang asli Mapia melainkan dihuni oleh orang Biak yang berasal dari Pulau Biak dan sekitarnya. Sebelum adanya kontak dengan orang-orang Nusantara lainnya dan para pedagang Eropa, diyakini orang-orang Papua dari Pulau Biak dan sekitarnya telah melakukan kontak perdagangan dan perburuan ke Kepulauan Mapia. Orang Biak yang sudah sampai di pulau ini akan menandai dirinya dengan tato Manmarmar (Mankabes) yaitu sebuah burung camar, maka dari itu pulau ini juga disebut dengan nama Myos Maninei (Pulau Burung Camar). Pada abad ke 19, pemerintah Belanda mulai menguasai pulau ini dan mengangkat penduduk asli dengan gelar Sangaji Meraudi (Marawidi) dibawah Kesultanan Tidore.[1]
Daftar penguasa
sunting- Marwedi (pernah berkuasa pada tahun 1898)
Referensi
sunting- ^ "Kepulauan Mapia: Sejarah Penduduk Asli dan Bahasanya yang Lenyap". suarapapua.com. Diakses tanggal 2 Maret 2023.