Kepuhunan
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Kepuhunan (Banjar: Kapuhunan) adalah sebuah mitos[1][2][3] masyarakat lokal di Kalimantan, istilah ini digunakan ketika seseorang ingin pergi ditawari makan dan minum tetapi tidak mengindahkan dan akhirnya tertimpa musibah.[1] Kepuhunan merupakan tradisi yang telah lama ada dan dipercaya oleh masyarakat Kalimantan. Kepuhunan ini tidak hanya tentang menghindari kesialan, namun mencerminkan budaya saling menghormati dan menjaga hubungan antar sesama.[4]
Etimologi
suntingKapuhunan, akar katanya dari kata "puhun" berawalan ke- berakhiran -an (bahasa Indonesia: Kepohonan). Karena dalam bahasa Banjar tak mengenal huruf vokal "o", maka pada kata "pohon" diganti dengan huruf vokal "u". Menurut Prof. Abdul Djebar Hapip kosakata Kapuhunan diartikan sebagai dapat celaka; dapat bencana. Karena mengindahkan tawaran orang lain.
Menghindari Kepuhunan
suntingKepuhunan dipercaya bahwa akan mengalami suatu musibah karena tidak mencicipi atau tidak memakan sesuatu yang telah dipersembahkan kepada tamu. Untuk menghindari kepuhunan, seseorang bisa melakukan cara seperti mencicipi makanan atau minuman meskipun sedikit, mengucapkan kata khusus seperti "sapulun" atau "puse-puse" yang memiliki arti menerima tawaran dengan hormat, dan menyentuh makanan dengan jari kemudian menyentuh leher.[5]
Referensi
sunting- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamamitos
- ^ id.quora.com. "Apa yang dimaksud dengan "Kepuhunan" dalam bahasa Kalimantan Selatan?". Diakses tanggal 7 Agustus, 2020.
- ^ DUNIA KERIS. "Mitos Kepuhunan di Kalimantan". Diakses tanggal 7 Agustus, 2020.
- ^ Puspita, Winda Atika Ira. "Mengulik Mitos Kepuhunan, Larangan Menolak Makanan di Kalimantan: Mengapa Menolak Makanan Bisa Membawa Sial? Ini Penjelasannya.. - Radar Jogja - Halaman 2". Mengulik Mitos Kepuhunan, Larangan Menolak Makanan di Kalimantan: Mengapa Menolak Makanan Bisa Membawa Sial? Ini Penjelasannya.. - Radar Jogja - Halaman 2. Diakses tanggal 2025-03-02.
- ^ Wahidah, Ika (2025-01-31). "MENGULIK MITOS KEPUHUNAN KEPERCAYAAN LELUHUR MASYARAKAT KALIMANTAN : ANALISIS TEORI KOMUNIKASI SOSIOKULTURAL". Jurnal Pendidikan: Kajian dan Implementasi. 7 (1).