Styrax

genus tumbuh-tumbuhan
(Dialihkan dari Kemenyan (pohon))
Styrax
Kemenyan durame (Styrax benzoin)
menurut Franz Eugen Köhler: Köhler's Medicinal Plants (1887)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Tracheophyta
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo:
Famili:
Genus:
Styrax

Species

Sekitar 130, lihat teks

Sinonim

Pamphilia Mart. ex A. DC. Artikel dengan pernyataan yang tidak disertai rujukan[dibutuhkan verifikasi sumber]

Styrax adalah nama "marga" atau "genus" perdu-perduan atau pohon kecil anggota suku Styracaceae. Marga yang beranggotakan sekitar 130 spesies ini kebanyakan menyebar di Asia timur dan tenggara di wilayah beriklim hangat hingga tropika di sebelah utara katulistiwa; meskipun juga menyebar ke belahan bumi selatan di Amerika Selatan.[1] Beberapa spesiesnya merupakan pohon-pohon penghasil kemenyan.

Marga Pamphilia, kadang-kadang masih dianggap terpisah, kini digabungkan ke dalam Styrax berdasarkan kajian morfologis dan DNA.[2]

Perdu Styrax tumbuh antara 2-14 m, dengan daun-daun tunggal bundar telur 1–18 cm × 2–10 cm; selalu hijau atau mengalami gugur daun. Bunga menggantung, dengan mahkota putih bertaju 5–10; berkumpul dalam malai terbuka atau malai rapat berisi 3 – 30 kuntum, hingga sepanjang 25 cm. Buah batu bulat memanjang, kering atau berdaging.

Pemanfaatan

sunting

Setanggi

sunting
 
Kemenyan, seperti yang dijual di Gombong

Kemenyan adalah getah (resin, hars) yang dikeluarkan oleh luka-luka memar di kulit batang pohon beberapa spesies Styrax yang tumbuh di Sumatra, Jawa, Malaysia dan Thailand. Beberapa jenis yang biasa diperdagangkan adalah kemenyan sumatra yang berasal dari pohon kemenyan durame (S. benzoin) dan kemenyan toba (S. paralleloneurus), serta kemenyan siam yang dihasilkan oleh pohon S. tonkinensis dan S. benzoides.

Kemenyan telah diperdagangkan semenjak zaman dahulu sebagai bahan parfum, setanggi, dan juga bahan obat-obatan. Kemenyan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai benzoin. Kata ini kemungkinan berasal dari bahasa Arab lubān jāwī (لبان جاوي, setanggi dari Jawa); yang melalui jaringan perdagangan Laut Tengah berubah dalam pengucapan menjadi benjawi dalam bahasa Katalunya, benjuì dalam bahasa Italia, dan akhirnya benzoë dalam bahasa Latin.

Kemungkinan pada masa lampau ada beberapa banyak bahan setanggi yang aroma dan sifatnya bermiripan, sehingga acap dipertukarkan nama dan penggunaannya. Pohon Liquidambar orientalis dari Turki menghasilkan resin yang serupa, yang dikenal dalam perdagangan sebagai storax atau Levant styrax. Diduga, kemenyan dari jenis inilah –setidaknya sebagian– yang pada masa lalu diperdagangkan di wilayah Yunani dan Romawi kuno; meskipun pada masa yang sebelumnya kemenyan dari sejenis Styrax –mungkin dari S. officinalis – memang diimpor oleh pedagang Funisia dari wilayah Timur Dekat. Beranekanya kemenyan yang beredar ini juga terlihat dari catatan Herodotos, ahli sejarah dari abad ke-5 s.M.[3]

Pengobatan

sunting
 
Ego no hana: bunga-bunga cantik Styrax japonicus

Resin kemenyan telah lama digunakan dalam pengobatan. Ibnu Sina (ابن سینا, Avicenna), ahli kedokteran Islam, telah membahas kemenyan S. officinalis dalam bukunya Al-Qanun fi al-Tibb (القانون في الطب, Aturan-aturan Pengobatan). Ia menyarankan penggunaan kemenyan, dicampur dengan bahan pengeras dan antibiotika, untuk mengobati dan menambal gigi. Kemenyan juga termasuk salah satu komponen dalam pembuatan "Theriaca Andromachi Senioris", semacam obat anti racun dan penyembuh aneka penyakit dari abad ke-17.

Tingtur benzoin, yakni larutan kemenyan dalam alkohol, digunakan sebagai desinfektan dan anestesi lokal untuk mengobati luka-luka kecil. Uap tingtur benzoin yang diteteskan dalam air panas dan dihirup, digunakan untuk menyembuhkan pilek, bronkitis dan juga asma.

 
Kokyū, dimainkan oleh gadis di sebelah kanan

Jenis-jenis tertentu menghasilkan kayu yang cukup baik untuk kerajinan. Kayu egonoki (エゴノキ, S. japonicus ) dari Jepang digunakan untuk membuat kokyū (胡弓), alat musik gesek semacam kecapi.

Pertamanan

sunting

Beberapa jenis Styrax merupakan pohon hias yang populer untuk taman, khususnya S. japonicus dan Styrax obassia.

Contoh spesies

sunting
 
Styrax camporum, bagian-bagian tumbuhan; dilukis oleh Johann Baptist Emanuel Pohl, Plantarum Brasiliae icones et descriptiones hactenus ineditae Vol. 1. (1827)
 
Styrax obassia

Referensi

sunting
  1. ^ Fritsch et al. (2001)
  2. ^ Wallnöfer (1997), Fritsch et al. (2001)
  3. ^ Herodotus of Halicarnassus (c.440 BC) III.107.2

Pustaka

sunting