Kembang Padang Kelabu

film Indonesia tahun 1990

Kembang Padang Kelabu adalah film Indonesia tahun 1980 dengan disutradarai oleh Ishaq Iskandar dan dibintangi oleh Yenny Rachman dan Herman Felani. Film ini adaptasi dari sebuah novel karya Ike Soepomo.

Kembang Padang Kelabu
SutradaraIshaq Iskandar
ProduserLucy Sukardi
Ditulis olehIke Soepomo
PemeranYenny Rachman
Herman Felani
Lydia Kandou
George Rudy
Lenny Marlina
Kaharuddin Syah
Nani Wijaya
Marlia Hardi
Neneng Alina
Usbanda
Pria Bom bom
Waty Siregar
Sandra Ciptadi
Anissa Diah Sitawati
Herra Greta
Halim Perdanakusuma
Penata musikEros Djarot
PenyuntingRizal Asmar
DistributorPT. Cipta Permai Indah Film
Tanggal rilis
1980
Durasi134 menit
NegaraIndonesia

Sinopsis

sunting

Adisti '(Yenny Rachman)' sering diejek kawannya sebagai anak haram, Ini menjadi soal sepanjang film. Permintaan penjelasan pada ibunya, Marni '(Lenny Marlina)', tidak pernah diberi. Suatu hari pak pos memberi tahu bahwa ia mendapat kiriman uang dari Yuwono, seperti selalu diterimanya tanpa dia tahu, karena ibunya yang mengambil. Ia lalu mencari tahu pada bibinya, Atik '(Marlia Hardi)'. Diceritakanlah bahwa ayah kandungnya adalah Yuwono '(Kaharuddin Syah)', yang pernah jadi Camat di desa Marni, yang jadi sekretarisnya. Yuwono sudah menikah, hingga waktu hubungan keduanya membuahkan kehamilan, Marni minta kawin, tetapi lalu cerai setelah Adisti lahir. Marni kemudian hidup bahagia dengan suami sekarang, Yudi '(Halim Perdanakusuma)' di Sukabumi. Adis datang ke rumah Yuwono hanya untuk melihat saja. Yuwono sendiri agaknya merasa terganggu terus, dan lalu menulis surat pada Adis menjelaskan siapa dirinya. Apalagi ia merasa Adis sudah cukup umur. Adis telah lulus SMA dan kuliah di Jakarta. Yuwono pernah mampir sebentar ke asrama Adis. Pada masa liburan Adis datang dan menginap di rumah bapaknya, Yuwono, yang tampak kikuk dan selalu menghindar, sampai akhirnya Adis memaksa bicara. Sang ayah lalu minta maaf. Selesai masalah ini, ada masalah lain yang masih mengganggu. Adis merasa tidak pantas dicintai pacarnya, Prayoga (Herman Felani), lagi-lagi karena beban anak haram itu. Ibunya datang ke Jakarta untuk membantu. Beruntung sahabat asramanya, Elsye '(Lydia Kandou)', berhasil menyelesaikan masalh itu. Sang ibu lalu dipertemukan dengan ayahnya di bandara saat sudah mau naik pesawat ke daerah transmigran, tempat sang ayah ingin mengabdikan sisa hidupnya, dan mewariskan hartanya pada adis dan kakak tirinya.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ JB Kristanto, Katalog Film Indonesia 1926-1995, PT Grafiasri Mukti,Jakarta, 1995 hal 212

Pranala luar

sunting