Kelistrikan kapal
Kelistrikan kapal bersumber dari pembangkit listrik utama dan darurat yang tersedia di dalam kapal. Instalasi listrik pada kapal menggunakan suplai daya bebas gangguan. Beban pada kelistrikan kapal umumnya berupa motor listrik berukuran besar dan peralatan listrik lainnya.
Konstruksi
suntingKonstruksi kelistrikan kapal dimulai dari pembangkit listrik. Pembangkit listrik ini dibedakan menjadi dua, yaitu pembangkit listrik utama dan pembangkit listrik darurat. Kemudian, konstruksi listrik kapal meliputi papan hubung utama dan papan hubung darurat. Setelah itu, konstruksi berlanjut ke instalasi listrik kapal.[1]
Pembangkit listrik
suntingKapal pada dasarnya memperoleh energi listrik dari perputaran mesin seperti mesin diesel atau turbin gas. Putaran dari mesin ini kemudian mengoperasikan alternator yang kemudian menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini kemudian disalurkan ke unit papan hubung utama. Panel ini tersambung ke sistem kabel menuju ke permesinan bantu di kapal. Permesinan bantu ini meliputi motor listrik, motor hidrolik atau motor pneumatik.[2]
Kapasitas generator listrik yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan listrik di kapal ditentukan oleh kebutuhan dari beban listriknya. Perhtiungan kebutuhan beban listrik terhadap energi listrik bukan dalam waktu tertentu yang sesaat, tetapi hasil penghitungan kebutuhan listrik dalam waktu tertentu dari seluruh beban listrik. Karena kondisi ini, perhitungan kebutuhan listrik diutamakan kepada kebutuhan maksimal dari tiap peralatan listrik.[3]
Instalasi listrik
suntingSuplai daya bebas gangguan
suntingSuplai daya bebas gangguan merupakan sebuah unit tenaga listrik yang digunakan untuk kebutuhan perangkat radio. Instalasi listrik dari suplai daya bebas gangguan terhubung ke generator kapal. Nilai tegangan listrik yang terhubung ke suplai daya bebas gangguan disesuaikan menggunakan metode tegangan konstan dan frekuensi konstan. Suplai daya bebas gangguan terhubung ke baterai, sehingga radio tetap dapat beroperasi ketika suplai energi listrik yang menuju ke baterai sedang terputus.[4]
Motor listrik
suntingPada kapal-kapal laut yang berukuran besar, motor listrik yang digunakan memiliki ukuran yang paling besar dibandingkan kapal-kapal lainnya. Besarnya ukuran motor listrik pada jenis kapal ini karena fungsinya sebagai transportasi laut.[5]
Beban listrik
suntingBeban listrik pada kapal dihitung berdasarkan konsumsi daya listrik dari peralatan listrik.[6]
Referensi
sunting- ^ Prasutiyon, H., Prayogi, U., dan Winarno, A. (Juni 2021). Nasrudin, Moh., ed. Merancang Sistem Permesinan Kapal Pelayaran Rakyat Berbahan Bakar B30. Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management. hlm. 5. ISBN 978-623-6293-76-8.
- ^ Santoso, A., Semin, dan Zaman, M. B. (2019). Permesinan Bantu pada Kapal Modern Volume 1: Permesinan Geladak. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 27. ISBN 978-602-473-094-9.
- ^ Santoso, A., Zaman, M. B., dan Semin (2020). Metode Praktis di dalam Merancang Sistem dan Permesinan di Kapal. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 255. ISBN 978-602-473-646-0.
- ^ Supriyono, Hadi (Maret 2020). Buku Ajar Diklat GMDSS Radio Operator Tingkat G.O.C (STCW 1978 Amandemen 2010, STCW Code Section A-IV/2). Sleman: Penerbit Deepublish. hlm. 17. ISBN 978-623-02-0771-6.
- ^ Umam, F., Budiarto, H., dan Dafid, A. (Desember 2017). Motor Listrik. Malang: Media Nusa Creative. hlm. 28. ISBN 978-602-462-005-9.
- ^ Kusuma, Indra Ranu (Agustus 2022). Konsep Aplikasi Sistem Distribusi DC di Kapal Bertenaga Listrik Hibrida. Malang: UB Press. hlm. 37. ISBN 978-623-296-411-2.