Kekristenan pada abad ke-7

Pembagian Barat (Latin) dan Timur (Yunani) terhadap Kekristenan mulai menghimpun perbedaan dalam Kekristenan abad ke-7. Meskipun di Timur Gereja mengutamakan struktur dan sifatnya dan berubah lebih lambat, di Barat Uskup Eropa (Sri Paus) terpaksa untuk beradaptasi lebih cepat dan fleksibel untuk secara drastis mengubah keadaan. Selain itu, sementara Timur mengutapakan persekutuan jelas dengan kaisar Romawi Timur, Uskup Roma, meskipun menjadi sekutu nominal dengan kaisar Timur, terpaksa menegosiasikan penyeimbangan dengan "para penguasa barbar" dari bekas provinsi-provinsi Barat. Meskipun sejumlah besar umat Kristen masih berada di Timur, perkembangan di Barat akan menghimpun tahap untuk pengembangan besar di dunia Kristen pada Abad Pertengahan akhir.

  Persebaran agama Kristen pada 324 Masehi
  Persebaran agama Kristen pada 600 Masehi

Pada abad ke-7, seorang pemimpin agama Arab bernama Muhammad bin ‘Abdullāh mulai menyebarkan pesan al-Qur'an, yang memasukkan beberapa tradisi mirip dengan kepercayaan Kristen dan Yahudi. Kepercayaan baru tersebut, yang disebut penyerahan atau الإسلام (al-’islām) dalam bahasa Arab, memproklamasikan penyembahan dan pengabdian terhadap Tuhan monoteis murni atau Allah dalam bahasa Arab sebagai keperluan hidup, dan Islam akan secara mutlak menghimpun perubahan Kristen yang akan dihadapi Gereja Kristen pada Abad Pertengahan. Pada 630an, Muhammad menyatukan seluruh jazirah Arab di bawah Islam, termasuk bekas kerajaan Kristen Yaman. Setelah kematian Muhammad, sebuah kekaisaran Muslim, atau kekhalifahan, muncul dan berniat meluaskan wilayah ke luar Arab. Tak lama sebelum kematian Muhammad, Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Persia Sasaniyah berperang selama berdasawarsa, membuat kedua kekaisaran tersebut bersitegang.

Pranala luar

sunting