Kedungasem, Sumber, Rembang
Kedungasem adalah desa di kecamatan Sumber, Rembang, Jawa Tengah, Indonesia.
Kedungasem | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Rembang | ||||
Kecamatan | Sumber | ||||
Kode pos | 59253 | ||||
Kode Kemendagri | 33.17.01.2017 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Terdiri dari dari tiga Dusun:
1.Dusun Kedungwatu
2.Dusun Ngaglik
3.Dusun Majasem
Asal usul Desa Kedungasem merupakan gabungan dari 2 (dua ) Desa yaitu Desa Kedungwatu dan Desa Majasem'
Nama Kedungasem di ambil dari singkatan dari 3(tiga ) Dusun tersebut.
Desa kedungasem terdiri dari 6 RW dan 19 RT.Dengan Batas wilayah:
Barat Daya: Desa Sekarsari
Barat Laut: Desa Wiroto
Utara: Desa Sidomulyo
Timur Laut: Desa Banggi
Timur: Desa Bogorejo
Tenggara: Desa Jadi
Selatan: Desa Megulung
Cerita Rakyat Setempat. Kedungwatu Diambil dari istilah Kedung dan watu(Batu). Ada beberapa keunikan yang terjadi,antara lain: 1.Sumur Sura. Konon ceritanya ada penggembala Kerbau,merasa prihatin dalam keadaan kekurangan air,karena kerbau meupakan ternak yang banyak butuh air,untuk gopak,minum dan guyang(memandikan).Waktu menggembala kerbau sempat tertidur dan bermimpi untuk membongkar runduk yuyu (rumah ketam sawah).setelah terbangun dari tidurnya langsung membongkar runduk yuyu tersebut akhirnya keluar mata airnya yang kemudian dibuat sumur gowak (sumur yang dindingnya dari kayu atau bambu)yang digunakan kebutuhan ternak kerbaunya.Untuk pembersihan sumur harus masih jalur keturunan Mbah Sura.Pengguaan air tersebut digunakan untuk mencukupi
Kedungwatu,bahkan dimusim kemarau pang di desa sekitar ikut ambil air dari sumur tersebut.Hingga sekarang mengalami beberapa perbahan perubahan pembangunannya yang sekarang pakai bata merah.Pada Tahun 1979 pernah terjadi keunikan waktu itu Kepala Desa Bp.Djumadi ingin membangun sekaligus pembersihan akibat didingnya sudah mulai rusak.untuk itu perlu dibersihkan airnya namun apa yang terjadi tidak bisa bersihkan bahkan pakai Mesin pompa air yang diameternya paling besar airnya tidak bisa habis.Akhirnya Bp.Supono selaku pimpinan proyek mengadakan ritual dan mata irnya disumbat atau ditutup pakai ijuk baru bisa di kerjakan.
2.Nama Area Sawah Pada umummya nama sesuai kejadian atau tanda tanda maupun penggarspnya ,ada berapa nama,antara lain:Petinggen,kamituwan,Jogobayan,bayanan,modinan,bondo desa,Payung,gamelan,plasa,meniran,nggabuk,sepat,cepit,jemporan.nanti dibahas lain waktu. 3.Keadaan Sosial dan Ekonomi. Konon ceritanya dari dulu hingga sekarang,Tidak ada yang ditokohkan baik status keilmuan,kekayaan dan lain sebagainya. 4.Adat Setiap tahun ada acara rutinan Sedekah bumi yang menjadi tradisi turun temurun.Dengan beberapa ritual di Punden,Di punden ada tanaman Asam yang besar yang berdiamer mungkin
2 atau 3 meter yang di tempeli pohon Kudhu Keras/pace batu yang kurang lebih berdiameter kurang lebih 25 cm,sebagai lokasi mengadakan hiburan yang iringini intrumen Gamelan Jawa lengkap Untuk pegiring Wayang kulit,Kethoprak atau Tayuban,bila tidak konon ceritanya menimbulkan masalah.Pada tahun 1993 ada pergantian Kepala Dusun.Karena takut ada Kesirikan, maka acara ritualnya dilakukan perubahan dengan tidak menghilangkan tradisi sebelumnya dengan menambah Tahlilan Umum.Maka uniknya selang beberap tahun Pohon Kudu Keras,hilang musnah dan tidak ada tahu.bahkan tidak ada tanda dipotong,atau tanda lainnya.masih ada keunikan lainnya.
5..... Bersambung.