Kecelakaan bus Paiton 2003
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Pada tanggal 8 Oktober 2003, sebuah bus pariwisata yang membawa anak-anak sekolah bertabrakan dengan dua truk di dekat perbatasan antara Probolinggo dan Situbondo, Jawa Timur, menewaskan 54 orang. Kecelakaan ini juga disebut sebagai kecelakaan bus Paiton atau tragedi Paiton karena lokasinya yang dekat dengan PLTU Paiton.
Kecelakaan bus Paiton 2003 | |
---|---|
Rincian | |
Tanggal | 8 Oktober 2003 |
Letak | Jalan Probolinggo–Situbondo, Situbondo |
Negara | Indonesia |
Operator | AO Transport |
Jenis kecelakaan | Kecelakaan jalan raya |
Penyebab | Rem blong yang mengakibatkan tabrakan |
Statistik | |
Kendaraan | 3 |
Penumpang | 54 |
Kru | 2 |
Meninggal dunia | 54 |
Luka-luka | 2 |
Bus tersebut mengantar para siswa kembali ke SMK Yapemda di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta setelah melakukan perjalanan selama seminggu ke Pulau Bali. Bus tersebut melaju di malam hari di jalan raya dua jalur yang sibuk ketika ditabrak oleh sebuah truk yang berada di sisi jalan yang salah. Sebuah truk pengangkut barang kemudian menabrak bus dari belakang dan bangkai bus terbakar.[1][2][3] Para penumpang tidak dapat membuka pintu keluar yang macet akibat tabrakan tersebut. Beberapa berhasil melarikan diri melalui jendela.[4]
Korban
sunting49 siswi, 2 siswa, 2 guru, dan seorang pemandu wisata meninggal dunia.[3] Sopir bus dan asistennya mengalami luka parah.[5] Para pejabat kepolisian mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan transportasi paling mematikan pada tahun itu.[2]
Sopir truk dan asistennya melarikan diri dari tempat kejadian. Asistennya ditangkap pada malam yang sama dan sopirnya beberapa hari kemudian.[5] Pengemudi tersebut mengakui bahwa asisten yang tidak memiliki izin telah berada di belakang kemudi dan bahwa kendaraan mereka telah melaju dengan kecepatan tinggi, dia mengatakan bahwa remnya blong dan bahwa mereka menggunakan kedua lajur saat menuruni bukit.[6]
Pascakejadian
suntingPascakecelakaan, warung-warung di dekat lokasi kejadian memilih tutup karena merasa ngeri.[7]
Standar keselamatan bus berangsur-angsur ditingkatkan untuk mengurangi kemungkinan kejadian serupa terjadi. Palu pemecah kaca, alat pemadam kebakaran, dan pintu darurat juga diwajibkan ada di bus-bus mutakhir sebagai standar keselamatan.[8][9][10]
Catatan kaki
sunting- ^ "54 Dead In Indonesia Bus Crash". www.cbsnews.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-07.
- ^ a b "Indonesian crash claims over 50 lives". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-07.
- ^ a b "School-bus crash and fire kill 54 in remote East Java - Taipei Times". www.taipeitimes.com. 2003-10-10. Diakses tanggal 2022-03-07.
- ^ "CNN.com - Schoolgirls die in bus crash - Oct. 9, 2003". edition.cnn.com. Diakses tanggal 2022-03-07.
- ^ a b Agencies (2003-10-09). "54 dead in Indonesian bus crash". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-07.
- ^ "Three detained over fiery Java bus crash". ABC News (dalam bahasa Inggris). 2003-10-11. Diakses tanggal 2022-03-07.
- ^ "16 Tahun Tragedi Paiton Berlalu, Kecelakaan Maut Paling Mengerikan di Situbondo, Banyaknya Korban Tewas Paksa RS Awetkan Mayat dengan Balok Es". Sosok. Diakses tanggal 2021-11-05.
- ^ Riyantama, Rauhanda (2019-10-10). "Mengenang Tragedi Paiton, Insiden Maut yang Tewaskan Puluhan Siswa". Suara.com. Diakses tanggal 2021-11-05.
- ^ "Di Balik Tragedi Paiton : Jika Ada Palu Kaca Jumlah Korban Bisa Ditekan | Bus and Truck Indonesia". Bus-Truck Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-11-08.
- ^ Bis, Ayo Naik (2019-08-11). "Bus Pariwisata Jogja AO Transport Berkembang Meski Mengalami Tragedi Maut 2003". Ayo Naik Bis. Diakses tanggal 2021-11-08.