Kecelakaan Sea King Pulau Nias 2005

kecelakaan helikopter pada April 2005

Kecelakaan Sea King Pulau Nias 2005 adalah kecelakaan helikopter Westland WS-61 Sea King (nomor ekor N16-100, kode panggil "Shark 02") dari 817 Squadron RAN Angkatan Laut Kerajaan Australia sekitar pukul 16:00 tanggal 2 April 2005. Helikopter itu sedang mengangkut 11 orang. Kecelakaan terjadi ketika "Shark 02" hendak mendarat di lapangan bola dekat desa Tuindrao di kawasan Amandraya, pulau Nias, Indonesia. "Shark 02" sedang dalam misi bantuan kemanusiaan di pulau yang baru saja terguncang gempa ini.

Kecelakaan Sea King Pulau Nias 2005
Ringkasan kecelakaan
Tanggal2 April 2005
LokasiNias, Indonesia
Penumpang11
Awak6
Cedera2
Tewas9
Selamat2
Jenis pesawatWestland Sea King
OperatorAngkatan Laut Kerajaan Australia
RegistrasiN16-100
TujuanNias, Indonesia
Dua korban selamat di atas helikopterThe two crash survivors aboard a United States Navy MH-60S Seahawk, 5 April 2005.

Korban

sunting

Sembilan orang tewas dalam kecelakaan ini, enam di antaranya adalah anggota RAN dan tiga lainnya anggota Angkatan Udara Kerajaan Australia (RAAF). Dua orang selamat: satu Navy Leading Seaman dan satu Air Force Leading Aircraftman.[butuh rujukan]

Upacara

sunting
 
Tentara Indonesia dan Australia bersama-sama memberi penghormatan kepada jenazah korban sebelum dimasukkan ke pesawat

Kedatangan jenazah korban di Australia pada tanggal 5 April 2005 ditandai oleh upacara militer di Bandar Udara Sydney. Keluarga korban didampingi oleh Gubernur Jenderal Australia, Mayor Jenderal Michael Jeffery, Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Perdana Menteri Australia, John Howard, Kepala Pasukan Pertahanan, Jenderal Peter Cosgrove dan Kepala Angkatan Darat, Laut, dan Udara.[butuh rujukan]

Masing-masing korban mendapatkan pemakaman militer. Misa Thanksgiving Nasional untuk para korban kecelakaan "Shark 02" diselenggarakan pada hari Jumat, 15 April 2005 di Aula Utama Gedung Parlemen Australia di Canberra. Misa ini dihadiri oleh anggota keluarga, sahabat, dan kolega dari sembilan prajurit yang tewas dan dua prajurit yang selamat. Misa tersebut dipimpin oleh Uskup Gereja Anglikan Australia untuk Pasukan Pertahanan Australia, Tom Frame. Tokoh yang berkesempatan berpidato di misa ini adalah: John Howard, Perdana Menteri Australia; Kim Beazley, Pemimpin Oposisi; dan Imron Cotan, Duta Besar Indonesia untuk Australia. Misa juga diadakan di markas Pasukan Pertahanan Australia di Canberra dan instalasi militer lainnya di seluruh Australia.[butuh rujukan]

Penghargaan

sunting

Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, turut menyematkan tanda kehormatan tertinggi di setiap peti jenazah korban kecelakaan ini. Dua korban selamat juga dianugerahi tanda kehormatan setelahnya.[butuh rujukan]

Pemberian tanda kehormatan Indonesia menyoroti masalah pemberian penghargaan serupa oleh Pemerintah Australia karena para anggota militer yang mengalami musibah ini terlibat dalam operasi kemanusiaan, bukan operasi militer. Masalah ini teratasi dengan mengubah alasan pemberian Humanitarian Overseas Service Medal sehingga semua tentara yang ikut misi kemanusiaan di Indonesia layak mendapatkan penghargaan ini, termasuk sembilan korban tewas dan dua korban selamat.[butuh rujukan]

Pada tanggal 17 Maret 2008, aksi salah satu korban selamat, mantan Leading Seaman Shane Warburton, diganjar penghargaan keberanian tertinggi kedua di Australia, Star of Courage. Menteri Pertahanan Joel Fitzgibbon mengatakan bahwa aksi Warburton untuk menyelamatkan rekannya dalam situasi berbahaya adalah tindakan kepahlawanan yang patut dianugerahi penghargaan. Fitzgibbon mengatakan bahwa tindakan Warburton sangat berani karena ia sendiri mengalami cedera parah akibat kecelakaan ini.[1]

Pada tanggal 26 Mei 2009, empat pria Indonesia – Benar Giawa, Adiziduhu Harefa, Motani Harefa, dan Seti Eli Ndruru – dianugerahi Bravery Medal di Kedutaan Besar Australia di Jakarta atas peran mereka dalam penyelamatan para korban "Shark 02". Mereka bersama-sama membawa korban selamat dari situs kecelakaan sehingga militer Australia dapat menyalurkan pertolongan pertama sesegera mungkin.[2][3]

Penyelidikan

sunting

Sebuah dewan penyelidik dibentuk oleh Komandan Maritim Australia pada 28 April 2005 untuk mempelajari seluruh aspek kecelakaan ini. Analisis awal dilakukan oleh Aircraft Accident Investigation Team. Dewan penyelidik menyampaikan temuan dan rekomendasinya kepada pihak berwenang pada 18 Desember 2006; laporan tersebut dirilis ke publik pada bulan Juni 2007.[butuh rujukan][butuh klarifikasi]

Artikel The Bulletin bulan April 2007 mengungkapkan dugaan perawatan helikopter Sea Kings yang tidak maksimal sebelum dan sesudah kecelakaan ini.[4]

Dalam wawancara dengan Ray Martin, Komandan Maritim Australia, Laksamana Muda Davyd Thomas, mengatakan bahwa ia memahami kemarahan para keluarga korban.

Peringatan

sunting

Pada Desember 2009, City of Perth Surf Life Saving Club memberi penghormatan kepada seorang anggota AL yang menjadi korban kecelakaan ini dengan menyematkan namanya pada sebuah kapal selancar.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ Star of Courage Diarsipkan 2008-07-20 di Wayback Machine. Mr Shane Robert WARBURTON, Theodore ACT 2905
  2. ^ ABC News Indonesians honoured for chopper crash rescue
  3. ^ Media Notes Diarsipkan 2009-05-15 di Wayback Machine. Governor-General of Australia
  4. ^ Daley, Paul (3 April 2007). "The fatal journey of Shark 02". The Bulletin. hlm. 22–29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-07-07. Diakses tanggal 2008-01-10. 
  5. ^ Lucev, Athanae (6 December 2009). "Life saving boat launched". The West Australian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-10. Diakses tanggal 2015-01-25. 

Pranala luar

sunting