Keajaiban ekonomi Jepang pascaperang adalah nama yang diberikan kepada fenomena sejarah rekor periode pertumbuhan ekonomi Jepang seusai Perang Dunia II; yang didorong terutama oleh investasi Amerika Serikat serta sebagian oleh praktik intervensionisme ekonomi pemerintah Jepang, khususnya melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan Internasional.[1] Karakteristik khusus dari ekonomi Jepang selama tahun-tahun "keajaiban ekonomi", antara lain meliputi: kerjasama antara para produsen/manufaktur, pemasok, distributor, dan bank dalam suatu kelompok yang terjalin erat (keiretsu); serikat pekerja perusahaan yang kuat dan shuntō; hubungan yang baik dengan birokrat pemerintahan, dan jaminan pekerjaan seumur hidup (shūshin koyo) di perusahaan-perusahaan besar serta pabrik-pabrik yang memiliki serikat pekerja kerah biru yang kuat. Sejak tahun 1993, perusahaan-perusahaan Jepang telah mulai meninggalkan sebagian dari norma-norma tersebut dalam usaha untuk meningkatkan profitabilitas dan efisiensi.

Perangkat TV buatan Jepang selama ledakan ekonomi
Fondasi industri penerbangan selamat dari perang
Industri terkait batu bara dan logam Jepang mengalami tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 25% pada tahun 1960-an, dengan pabrik baja Nippon Steel Corporation di Prefektur Chiba menjadi salah satu yang terkenal
Nissan Sunny berbiaya rendah menjadi simbol kelas menengah Jepang pada 1960-an
World Trade Center di Osaka, sebuah simbol kekuatan keuangan keiretsu.

Selain faktor intervensionisme pemerintah jepang dalam meningkatkan ekonominya paska Perang Dunia ke II, terdapat faktor - faktor lainnya seperti faktor kerja keras dari masyarakatnya untuk bangkit dari ketepurukan ekonomi dan juga kemajuan bidang khususnya pada teknologi. Teknologi sendiri terus digunakan dan dikembangkan oleh Jepang untuk memperlancar kegiatan perekonomiannya[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Ellington, Lucien. "Learning from the Japanese Economy," Japan Digest, 2004.
  2. ^ Castley, Robert (1997). Japan’s Industrial Restructuring. London: Palgrave Macmillan UK. hlm. 29–77. ISBN 978-1-349-25835-2. 

Pranala luar

sunting