Katalog
Katalog adalah daftar koleksi sebuah pusat dokumentasi atau beberapa pusat dokumentasi yang disusun menurut sistem tertentu.[1] Daftar tersebut dapat berbentuk kartu, lembaran, buku atau bentuk lain, yang memuat informasi mengenai pustaka atau kepustakaan yang terdapat di perpustakaan atau unit informasi,[2] Adapun keterangan-keterangan yang dituliskan pada katalog adalah sebagai berikut:
- Nama Lengkap (dengan gelar-gelar kebangsawanannya) dari si pengarang, atau yang dianggap pengarang
- Judul buku, jika ada judul tambahannya serta edisi
- Tempat penerbit dan nama penerbitnya
- Tahun terbit atau copy-right datenya.
- Jumalah halaman pendahuluan (angka romawi) dan jumlah halaman isi (angka arab). Jumlah halaman bisa diganti dengan jumlah jilid yang ada, jika buku-buku itu berjilid
- Keterangan-keterangan (notes) seperti: app;digr;graf;illus.,tab., dan lain-lain
- Keterangan tentang halaman bibliografi
- call-number buku (biasanya ditentukan pada awal proses buku)
- Nomor stambuk buku (pada pinggir kiri bawah kartu)
- Tracing[3]
Yang biasanya digunakan pada perpustakaan
Sejarah
suntingDalam sejarah kepustakawanan, katalogisasi merupakan keterampilan yang berabad-abad.[4] Ketika pertama kali dibuat, katalog berfungsi sebagai senerai inventaris, kemudian fungsi ini diperluas sebagai sarana untuk membantu mngetahui lokasi buku.[4] Dikalangan Pustakawan Inggris dan Amerika dikenal peraturan pengkatalogan.[4] Pada awal mulanya, peraturan pengkatalogan yang ada di Inggris dan Amerika berbeda dengan peraturan pengkatalogan didaratan Eropa, termasuk Belanda.[4] Karena Indonesia pernah dijajah Belanda, pada saat permulaan pengembangan perpustakaan di Indonesia (sekitar abad 19) lebih banyak digunakan peraturan pengkatalogan buatan Belanda.[4] Peraturan Pengkatalogan mula-mula disusun pustakawan perorangan.[4] Tercatat misalnya Antonio Panizzi dan British Meseum menyusun Rules for Compiling of the Catalogue [1903] yang berpengaruh besar terhadap peraturan pengkatalogan yang ada.[4]
Tujuan
suntingTujuan pertama menekankan bahwa katalog perpustakaan bertindak selaku daftar temuan bagi dokument tertentu.[4] Ini memerlukan penyediaan data bagi masing-masing buku dan memungkinkan ancangan berdasarkan pengarang, judul, dan subjek. Tujuan kedua menekankan bahwa katalog perpustakaan bertindak sebagai daftar temuan bagi sekelompok dokumen.[4] Ini memerlukan penyediaan entri seragam bagi setiap kelompok, tujuan ketiga berkaiatan dengan deslkripsi buku dalam katalog, sehingga pemakai dapat membedakan berbagai edisi dari buku tertentu dan memungkinkan pemilihan buku dengan menyediakan ciri khusus.[4]
Jenis
suntingBeberapa macam katalog yang sering ditemui di perpustakaan adalah:
- Katalog Nasional adalah katalog yang memuat informasi mengenai dokumen yang diterbitkan oleh suatu negara dan disimpan pada suatu lokasi atau perpustakaan tertentu. Biasanya katalog seperti ini di terbitkan oleh perpustakaan nasional milik negara.[2] Contoh katalog nasional:
- Santoso, Wartini. KATALOG MAJALAH TERBITAN INDONESIA TAHUN 1942-1980 KOLEKSI PERPUSTAKAAN NASIONAL. Jakarta: Perpustakaan Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982.[2]
- Katalog Induk, katalog jenis ini mendaftar buku-buku yang ada di beberapa perpustakaan yang bergabung untuk melakukan kerjasama, seperti kerjasama layanan dan lain-lain.[2] Dengan menggunakan katalog induk, pengguna yang berada disalah satu perpustakaan anggota bisa mengetahui dokumen yang dimiliki perpustakaan lain yang juga menjadi anggota jaringan.[2] contoh katalog induk: KATALOG INDUK DAERAH 1991/1992. Proyek Pembinaan Perpustakaan JAwa Barat. Katalog ini mendaftarkan koleksi buku tidak kurang dari 21 perpustakaan lembaga dan perguruan tinggi, 24 perpustakaan umum serta 17 perpustakaan keliling di wilayah Jawa Barat.[2] KATALOG INDUK MAJALAH= UNION CATALOGUE OF SERIALS. Jakarta: Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, 1984.[2] KATALOG INDUK MAJALAH PERPUSTAKAAN BADAN KERJA SAMA PERGURUAN TINGGI NEGERI BAGIAN BARAT 1934-1989. Katalog ini mendaftar majalah yang dimiliki/dilanggan oleh sebelas perpustakaan perguruan tinggi negeri di Indonesia bagian barat (Sumetera dan Kalimantan Barat).[2]
- Katalog penerbitan/ Toko Buku adalah daftar buku yang diterbitkan atau dijual oleh suatu penerbit/toko buku. Fungsi katalog ini adalah sebagai sarana promosi nagi penerbit/toko buku.[2] Contoh: DAFTAR BUKU 1987-1988. Jakarta: Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), 1978.[2] EBSCO SUBCRIPTION SERVICE 1990-1991. LIBRARIAN'S HANDBOOK: A GUIDE TO PERIODICALS/SERIALS.[2]
Fungsi
suntingFungsi katalog dirumuskan oleh Charles A. Cutter dalam Rules for a dictionary catalog, sebagai berikut:
- Memungkinkan orang menemukan dokumen yang diketahui:
- Pengarangnya
- Judulnya, atau
- Subjeknya#Menunjukkan karya apa yang dimiliki unit informasi/perpustakaan:
- Oleh pengarang tertentu
- Mengenai subjek tertentu (dan yang berkaitan),
- Dalam jenis (atau bentuk tertentu)
- Membantu dalam pemilihan dokumen berkenaan dengan:
- Edisinya
- Sifatnya (karya sastra atau bukan)
Katalog perpustakaan dapat mengatasi keterbatasan susunan dokumen dengan memberikan pendekatan ganda (multiple approach), yaitu dengan memungkinkan pendekatan lewat:
- Pengarang
- Judul
- Subjek[5]
Pemanfaatan
suntingApabila seseorang ingin mencari buku di perpustakaan dengan subjek statistik tanpa memperhatikan apa judul dan siapa pengarangnya, maka ia dapat menelusurinya melalui daftar susunan katalog subjek dengan urutan abjad S (dari istilah statistik).[6]. Setelah subjek statistik ditemukan, biasanyanya nama-nama judul buku dan pengarang buku bersubjek statistik bermunculan.[6] Kini orang dapat tinggal memilih judul dan pengarang mana saja yang paling diminati.[6] Buku yang sama juga bisa dicari melalui katalog dengan dasar susunan nama pengarang dan judul buku. Misalnya buku ini berjudul Statistik Indonesia 1981, maka ia bisa dicari melalui katalog yang bersusun judul buku dengan huruf awal S (huruf S kebetulan sama dengan huruf S pada subjek statistik).[6] Dengan demikian, setelah menetapkan buku yang dicarinya menurut judul, pengarang, subjeknya, serta keterangan lain tentang buku yang bersangkutan, baru kemudian mengeceknya atau kalau perlu mencatat nomor buku ini untuk mengetahui di kelompok mana buku tadi disimpan di raknya[6].Karena buku statistik tadi bernotasi atau bernomor kelas 310, maka orang dapat langsung mencarinya di rak-rak perpustakaan pada jajaran buku yang bernotasi 310, apabila perpustakaan menganut sistem layanan terbuka. Namun jika perpustakaan menganut sistem tertutup, para pencari informasi tadi dapat menulis identitas buku, kemudian meminta bantuan petugas perpustakaan untuk mengambilkannya.[6] Kualitas jenis layanan semacam ini sangat tergantung pada kualifikasi dari petugas perpustakaan.[7]
Rujukan
sunting- ^ Sulistyo-Basuki (2004). Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains. hlm. 139. ISBN 9799747813.
- ^ a b c d e f g h i j k Ir. Abdul Rahman Sale, Dip.Lib.,M.Sc. dan Ir. Janti G. Sujana, MA (2009). Pengantar Kepustakaan. Jakarta: Sagung Seto. hlm. 55-59. ISBN 9789793288680.
- ^ Dra. Noerhayati S. (1987). Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: P.T. Alumni. hlm. 146-147. ISBN 9794140996.
- ^ a b c d e f g h i j Sulistyo Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 315-316. ISBN 9795111698.
- ^ Purwono (2010). Dokumentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. 122. ISBN 9789797566692.
- ^ a b c d e f Pawit M. Yusup dan Priyo Subekti (2010). Teori & Praktik Penelusuran Informasi. Jakarta: Kencana. hlm. 243. ISBN 9786028730334.
- ^ Pengaruh kualifikasi petugas terhadap kualitas layanan sirkulasi di Perpustakaan Daerah DIY, SUWIROH, Iroh dan Dr. Hary Gunarto, M.Sc.EE, Thesis S2, Univ. Gadjah Mada, 1998.