Kartoffelsalat atau salad kentang adalah makanan khas tradisional Jerman berbahan utama kentang. Makanan ini cukup terkenal di Eropa. Sejak abad ke 16 menu kartoffelsalat sudah dikenal di Jerman. Awalnya hanya diberi campuran garam, minyak sayur dan cuka. Belum diketahui darimana asal makanan ini. Namun setiap negara maupun daerah di Eropa punya ciri khas masing-masing mengenai masakan salad kentang ini. Di Jerman sendiri, salad kentang di tiap daerah dibuat dengan campuran dan cara yang berbeda tetapi bahan utamanya adalah kentang. Makanan ini dibuat dari rebusan kentang yang telah dipotong-potong, kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain, seperti daging sapi, telur, bawang bombay segar, mayonnaise, cuka, tomat, dan susu.Persiapannya yang mudah, rasanya yang enak, dan mengenyangkan membuat Kartoffelsalat cocok dijadikan makanan pendamping Wurst atau sosis, Schnitzel atau fillet ayam goreng tepung khas Jerman, ataupun sebagai pendamping barbeque-an.[1]

Kartoffelsalat
Kartoffelsalat dan sosis

Sejarah

sunting

Sejarah perkembangan makanan tidak terlepas dari perdagangan dan eksplorasi. Begitu pula dengan awal mula perkembangan karstoffelsalat. Pada abad ke 16, Penjelajah Spanyol menemukan kentang di Amerika Selatan tepatnya dataran tinggi di Chili, Peru, dan Meksiko. Umbi-umbian tersebut dibawa ke tanah air mereka. Kentang diperkenalkan Bangsa Spanyol dari Peru ke Eropa sejak tahun 1565.[2] Sejak saat itu kentang ditanam dan diperdagangkan di Eropa. Salah satu negara yang memiliki perkembangan budidaya kentang yang cukup baik adalah Jerman. Semakin berkembangnya kentang di Jerman, turut pula mempengaruhi perkembangan kuliner Jerman hingga akhirnya ditemukanlah makanan salad kentang atau kartoffelsalat. Salad pada mulanya merupakan campuran sayuran, minyak, garam dan cuka. Seiring berjalannya waktu, campuran-campuran tersebut semakin unik dan variatif.

Salad berasal dari Bahasa Latin herba salata yang secara harfiah diartikan "ramuan asin". Ramuan asin yang dimaksud adalah sayuran mentah yang dicampur saus, minyak, cuka atau garam. Istilah itu diserap ke dalam bahasa Prancis kuno sebagai salade. Di akhir abad abad ke-14, Inggris menyerapnya sebagai salad atau sallet. Jerman juga menyerap istilah herba salata ke dalam bahasa mereka menjadi salat.[3]

Penyebaran

sunting

Sesuai dengan sejarahnya, pada awalnya kartoffelsalat adalah kentang yang diberi campuran garam, minyak dan cuka. Selanjutnya, pada abad ke 17 kuliner ini sangat diminati di Benua Eropa. Kartoffelsalat menjadi sajian-sajian di setiap rumah penduduk bahkan menjadi makanan pokok mereka. Pada masa itu Karstoffelat belum mengalami perubahan komposisi bahannya. Seiring perkembangan olahan makanan, komposisi Kartoffelat pun mulai bervariasi. Ditemukannya saus, mayonnaise dan olahan lada membuat Kartoffelat mengalami perubahan. Kartoffelat yang dulu hanya campuran kentang, garam, minyak dan cuka kini ditambah campuran saus dan mayonnaise. Begitu pula dengan perubahan pola memasaknya. Namun perubahan itu tidak diketahui darimana awal mulanya. Setelah berkembang di Eropa, pada abad ke 19 kartoffelsalat mulai merambah ke Amerika. Diduga kartoffelsalat diperkenalkan oleh imigran Jerman yang merantau ke Amerika. Perlahan kartoffelsalat mengalami penambahan komposisi bahan. Orang-orang Amerika menambahkan kacang-kacangan, biji jagung, sayuran dan sosis. Begitu pula dengan bumbunya juga mengalami perubahan. Di Amerika istilah kartoffelsalat disebut salad.[4][5]

Seiring semakin populernya kuliner ini, istilahnya juga mengalami perubahan. Amerika Serikat mempopulerkannya di berbagi belahan dunia pada akhir abad 19 dan sepanjang paruh kedua abad ke-20. Amerika Serikat menggunakan istilah salad sehingga salad lebih populer dibanding kartoffelsalat. Kini perkembangan kartoffelsalat cukup beragam dan tidak hanya ada di Eropa maupun Amerika tetapi di seluruh dunia. Saat ini salad dijual secara komersial di berbagai supermarket, restoran dan kedai makanan cepat saji seperti McDonald's, Pizza Hut, KFC dan kedai makanan siap saji lainnya. Bahkan salad merupakan menu sarapan yang disediakan di hotel-hotel di seluruh dunia.[6]

Referensi

sunting
  1. ^ "10 Makanan Terlezat Khas zerman". Berkuliah.com. Diakses tanggal 2017-10-17. 
  2. ^ Sastrapradja, Setijati; Soetjipto, Niniek Woelijarni; Danimihardja, Sarkat; Soejono, Rukmini (1981). Proyek Penelitian Potensi Sumber Daya Ekonomi:Ubi-Ubian. 7. hal. 45. Jakarta: LIPI bekerja sama dengan Balai Pustaka.
  3. ^ "» Potato Salad". www.guampedia.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-10-17. 
  4. ^ Olver, Lynne. "The Food Timeline: history notes--salad". www.foodtimeline.org. Diakses tanggal 2017-10-17.  line feed character di |title= pada posisi 4 (bantuan)
  5. ^ "German Potato Salad". Taste of Home. Diakses tanggal 2017-10-17. 
  6. ^ Acetaria: A Discourse of Sallets by John Evelyn.