Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal, yang disebut juga sebagai basalioma, epitelioma sel basal, ulkus Jacob, ulkus Rodent atau tumor Kompecher, merupakan jenis kanker kulit non-melanoma.[1] Karsinoma sel basal berasal dari sel yang tidak memiliki keratin pada lapisan basal epidermis[1][2]. Bagian tubuh yang sering terpapar sinar matahari, seperti wajah, telinga, leher, serta kulit kepala, lebih rentan terkena karsinoma sel basal.[2][3]
Kanker kulit sel basal | |
---|---|
Basalioma | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Dermatologi, operasi plastik |
Faktor risiko
suntingSecara umum terdapat dua faktor utama yang berperan dalam insiden karsinoma sel basal, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik yang memicu terjadinya karsinoma sel basal berada pada kromosom 1 dan satu varian dari setiap kromosom 5,7,9, dan 12. Kromosom-kromosom tersebut berkaitan dengan kemampuan perlindungan yang rendah terhadap cahaya matahari [1]. Selain itu, rendahnya tingkat pigmen melanin dapat menurunkan perlindungan terhadap sinar ultraungu sehingga dapat memicu kerusakan pada lapisan basal epidermis .[4]
Sementara itu, faktor lingkungan yang mendorong kasus karsinoma sel basal adalah pengaruh hidrokarbon, arsenik, coal, obat topikal methoxipsorale, dan radiasi ultraungu. Sinar Ultraungu tipe-B meningkatkan kematian sel dan kegagalan perbaikan DNA yang rusak, terutama pada lapisan basal epidermis. [1]
Tipe karsinoma sel basal
suntingKarsinoma sel basal dapat dibedakan menjadi lima tipe, yaitu sub-tipe nodulo-ulseratif, sub-tipe berpigmen, sub-tipe morfea, sub-tipe superfisial, dan tipe fibroepitelioma. Sub-tipe nodular memiliki gambaran klinis berupa nodul kecil, translusen, dan berkilap seperti mutiara. Jika diraba akan terasa tekstur keras seolah ada mutiara di dalam kulit. Sub-tipe superfisial ditemukan pada bagian tubuh berupa plak eritematosa dan tampak multisentris. Sub-tipe berpigmen berupa papul translusen yang mengalami hiperpigmentasi dan erosi. Sub-tipe berupa plak sklerotik berbentuk cekung dengan warna putih atau kuning berkilap. Tipe fibroepitelioma berupa papul merah muda dengan atau tanpa tangkai pendek. Fibroepitelioma memiliki permukaan halus dengan warna bervariasi dan umumnya ditemukan pada punggung bagian bawah. [1][3]
Diagnosis
suntingPenentuan sub-tipe karsinoma sel basal dilakukan dengan melalui diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan histopatologi terhadap salah satu lesi sel. Diagnosis pasti keganasan ditentukan melalui pemeriksaan patologi anatomi (biopsi kulit)[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f Tan, Sukmawati Tansil; Ghaznawie, Mahmud; Reginata, Gabriela (2016-04-15). "Deteksi Dini Karsinoma Sel Basal". Indonesian Journal of Cancer. 10 (2): 61–66. doi:10.33371/ijoc.v10i2.428. ISSN 2355-6811.
- ^ a b Kartikasari, Salsabilla Desy; Asri, Ennesta; Saputra, Deddy (2021). "Human Papillomavirus Sebagai Faktor Risiko Kejadian Karsinoma Sel Basal". Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2 (3): 195–201. doi:10.25077/jikesi.v2i3.461. ISSN 2722-4848.
- ^ a b Fakhrosa, Irma; Sutedja, Eva Krishna; Agusni, Jono Hadi; Feriza, Vina; Saraswati, Nia Ayu (2018). "Tinjauan Pustaka: Manifestasi Klinis dan Gambaran Dermoskopi pada Karsinoma Sel Basal" (PDF). Syifa' Medika. 8 (2): 54–67.
- ^ Santoso, Adeline; Darmaputra, I. Gusti Ngurah; Gotama, Dewi; Sissy, Sissy (2021-08-31). "Terapi non bedah pada karsinoma sel basal". Intisari Sains Medis (dalam bahasa Inggris). 12 (2): 723–727. doi:10.15562/ism.v12i2.995. ISSN 2503-3638.