Kariolisis adalah proses larutnya kromatin di dalam inti sel yang terjadi secara alami atau dikarenakan adanya kerusakan pada jaringan tubuh.[1] Ciri-ciri dari terjadinya kariolisis adalah inti sel akan menjadi sangat pucat dan tidak berbentuk.[2][3]

Gambar sel jantung yang mengalami piknosis dan kariolisis, dilihat di bawah mikroskop 400x

Etimologi

sunting

Istilah kariolisis berasal dari bahasa Yunani karyo yang memiliki arti ‘inti’ dan lýsis yang memiliki arti ‘melepaskan’ atau ‘merusak’.[4]

Proses

sunting

Proses kerusakan sel diawali dengan kerusakan pada organ-organ sel dan penggumpalan kromatin.[2] Dalam kasus kerusakan sel yang lebih akut, mula-mula inti sel mengalami kondensasi atau pengentalan (piknosis).[2] Setelah piknosis, kariolisis akan terjadi dan diikuti dengan pecahnya inti sel (karioreksis).[2]

Kariolisis terjadi saat terdapat kerusakan pada jaringan tubuh atau sel itu sendiri karena luka yang cukup parah.[1] Para penderita kifosis, yaitu kelainan pada tulang belakang, umumnya memiliki jumlah sel dengan kariolisis yang sangat tinggi.[5] Selain itu, adanya racun di dalam darah juga dapat meningkatkan jumlah sel yang mengalami kariolisis.[3]

Kariolisis menyebabkan inti sel menjadi sangat pucat dan kehilangan bentuk aslinya.[2][3]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Karyolysis". Meriam Webster. Diakses tanggal 2014-06-01. 
  2. ^ a b c d e Zachary, James F.; McGavin, M. Donald . 2012 . Pathologic Basis of Veterinary Disease, Fifth Edition . Missouri: Elsevier, Inc.
  3. ^ a b c Cowell, Rick L.; Tyler, Ronald D. . 2002 . Diagnostic Cytology and Hematology of the Horse . Missouri: Mosby, Inc.
  4. ^ "karyolysis". Dictionary.com. Diakses tanggal 2014-06-03. 
  5. ^ Dangerfield, Peter H. . 2008 . Research into Spinal Deformities 6 . Liverpool: IOS Press . ISBN 978-1-58603-888-5