Karier Joko Widodo sebagai Wali Kota Surakarta
Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo mengawali karier politiknya sebagai Wali Kota Surakarta sejak terpilih pada pilkada tahun 2005 dan memerintah kota tersebut selama dua periode. Pemerintahannya di Surakarta berakhir pada tahun 2012 ketika ia memutuskan untuk setuju mengikuti Pemilihan umum Gubernur Jakarta 2012.
Joko Widodo | |
---|---|
Wali Kota Surakarta ke-16 | |
Masa jabatan 28 Juli 2005 – 1 Oktober 2012 | |
Penguasa monarki | Pakubuwana XIII |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Gubernur | Mardiyanto Ali Mufiz Bibit Waluyo |
Wakil | F.X. Hadi Rudyatmo |
Informasi pribadi | |
Lahir | 21 Juni 1961 Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | PDI-P |
Suami/istri | Iriana |
Anak | Gibran Rakabuming Raka Kahiyang Ayu Kaesang Pangarep |
Almamater | Universitas Gadjah Mada |
Pekerjaan | Pengusaha |
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B |
Kebijakan dan administrasi
suntingRebranding kota
suntingBranding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang telantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman.[1] Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.[2]
Penataan pedagang kaki lima
suntingProgram yang mencuatkan namanya selama menjadi Wali Kota Solo adalah pembenahan pasar dan pedagang kaki lima. Salah satu contohnya adalah pedagang kaki lima di Monumen 45 Banjarsari. Jokowi menggunakan pendengkatan nguwonke wong atau memanusiakan manusia sehingga tidak memaksa ataupun menggusur pedagang, sebaliknya mengedepankan dialog dan makan siang bersama agar pedagang mulai berani menumpahkan keluhannya langsung. Selain itu, dibuka pula jalur diskusi di mana saja, seperti di Balai Kota, warung, wedangan, pinggir jalan, hingga di Loji Gandrung.[3]
Setelah 54 kali sesi makan siang bersama selama 7 bulan, pedagang mulai luluh dan Pemerintah Kota Solo mengistimewakan para pedagang yang bersedia pindah dengan membuatkan arak-arakan hingga ke tempat baru.[3]
Rebranding ini turut didukung dengan pengembangan citra kota Solo sebagai "kota budaya" dan "kota batik". Pada tahun 2011, misalnya, Solo menjadi ibu kota batik Indonesia.[4] Selain itu, sejak tahun 2008, kota Solo setiap tahunnya selalu mengadakan Solo Batik Carnival.[5] Di bawah kepemimpinan Jokowi pula kota Solo dikembangkan sebagai kota MICE, yang merupakan singkatan dari meetings (pertemuan), incentives (insentif), conferencing (konferensi), dan exhibitions (pameran).[1] Sebagai tindak lanjut branding, Jokowi aktif melakukan pendekatan kepada para penanam modal, terutama pengembang properti untuk menyediakan fasilitas konvensi dan hotel.[1] Ia juga mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007, Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Selain itu, Solo menjadi tuan rumah Euro-Asia World Heritage Cities Conference and Exhibition pada tahun 2008, Solo International Ethnic Music Festival (SIEM) pada tahun 2007 dan 2008 dan International Performing Arts Festival pada tahun 2009.[1]
Solo Techno Park dan Mobil Esemka
suntingPada masa kepemimpinan Jokowi, pembangunan Solo Techno Park diselesaikan. Kompleks yang dibangun di wilayah seluas 7,1 hektare di Jebres ini dimaksudkan sebagai tempat produksi dan pelatihan teknik.[6] Pada tahun 2012, Jokowi menjadikan Esemka (yang merupakan mobil rakitan siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan) sebagai mobil dinas resminya.[7] Inisiatif Jokowi membuat Esemka mendapat perhatian media nasional.[7] Solo Techno Park sendiri akan dijadikan sebagai pusat produksi massal mobil Esemka.[6] Namun, mobil ini tidak lolos uji kelayakan nasional,[6] sehingga proyek tersebut mangkrak dan lembaga Solo Techno Park pada tahun 2014 memproduksi mesin cetak digital.[8]
Pada tahun 2011, Jokowi juga menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Direktur Utama PT GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengenai pengembangan kemampuan penyediaan sumber daya manusia dalam bidang perawatan pesawat terbang, sehingga Solo Techno Park menjadi tempat pelatihan teknisi pesawat terbang.[9]
Pembenahan pendidikan dan kesehatan
suntingDi Solo, Jokowi menetapkan program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Solo (BPMKS).[10] Program PKMS menyediakan layanan kesehatan gratis untuk rakyat miskin di Solo.[11] Pemegang kartu PKMS terdiri dari dua kelas, yaitu "Gold" dan "Silver".[11] Kelas "Gold" diberikan untuk warga yang benar-benar miskin (sehingga semua biaya kesehatannya ditanggung pemerintah), sementara warga kota yang belum mempunyai jaminan kesehatan mendapatkan kelas "Silver".[11] Sementara itu, kartu BPMKS diberikan kepada siswa SD dan SMP di Solo yang miskin agar dapat mengenyam pendidikan tanpa dipungut biaya (baik iuran bulanan maupun biaya operasional) di sekolah negeri atau swasta.[12] Terdapat tiga jenis kartu, yaitu "Platinum", "Gold", dan "Silver".[12] Kartu Platinum diberikan untuk siswa yang bersekolah di sekolah plus (sekolah gratis dari program pendidikan di Solo), sementara kartu Gold diberikan kepada warga miskin dan kartu Silver untuk warga mampu.[12] Pemegang kartu Platinum dibebaskan dari iuran bulanan, uang gedung, dan biaya pribadi seperti tas, sepatu, buku, sementara pemegang kartu Gold dibebaskan dari biaya operasional dan pemegang kartu Silver diperlakukan seperti pemegang kartu Gold.[12] Namun, pembebasan biaya tidak berlaku untuk siswa SMA dan SMK, walaupun mereka akan disubsidi sebesar 50%.[12]
Selama enam bulan pertama tahun 2012, 15.235 kartu PKMS Silver dan 47.940 kartu PKMS Gold dibagikan kepada rakyat Solo dengan biaya Rp 10,9 miliar, sehingga pada saat itu terdapat 221.722 kartu PKMS Silver dan 14.181 kartu PKMS Gold yang telah didistribusikan.[10]
Wisata dan kuliner
suntingPada 13 April 2008, Jokowi mendirikan tempat wisata kuliner malam di Solo yang disebut Galabo (Gladag Langen Bogan).[1] Taman Balekambang yang sebelumnya terbengkalai juga diubah menjadi taman botani kecil yang dilengkapi dengan fasilitas Wi-Fi. Ditambah lagi, Terminal Bus Tirtonadi diremajakan, sementara Taman Tirtonadi di dekatnya dijadikan ruang terbuka.[1]
Jokowi juga membangun dan meremajakan beberapa pasar, seperti Pasar Windujenar pada tahun 2010[13] dan Pasar Burung Depok.[14] Pasar Windujenar terletak tepat di kawasan Ngarsopuro yang turut disulap menjadi artistik dan dilengkapi dengan ruang terbuka untuk masyarakat.[15] Kawasan ini kemudian terhubung dengan Jalan Slamet Riyadi yang dipercantik dengan keberadaan taman dan fasilitas internet gratis.[1] Jokowi juga melancarkan penataan koridor city walk di kawasan Kapten Mulyadi dan Mayor Kusmanto yang turut dilengkapi dengan fasilitas untuk pejalan kaki dan taman kota.[14]
Toilet umum
suntingDi bawah kepemimpinan Jokowi, pemkot Surakarta mendukung pengadaan toilet umum, hingga kota Solo terpilih menjadi tuan rumah World Toilet Summit ke-13 pada tahun 2013.[16] Toilet umum dibangun di beberapa tempat wisata seperti di Slamet Riyadi, Gladag Langen Bogan, dan Kampung Batik Laweyan, dengan dana dari pemkot dan perusahaan swasta yang mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan.[16]
Transportasi
suntingPembenahan transportasi umum
suntingUntuk urusan transportasi umum, berbagai jenis angkutan telah direalisasikan, seperti Batik Solo Trans yang merupakan bus yang beroperasi di dalam kota dan menghubungkan kota Solo dengan Bandar Udara Internasional Adi Sumarmo.[17] Untuk mengintegrasi sistem transportasi, pemerintah Solo dan Yogyakarta menandatangani Nota kesepahaman terkait penggunaan kartu pintar pada Kereta api Prambanan Ekspres yang menghubungkan kedua kota tersebut yang dapat digunakan pula pada Batik Solo Trans dan Trans Jogja.[17]
Jokowi pada tahun 2009 juga meluncurkan kereta wisata peninggalan Belanda yang disebut Sepur Kluthuk Jaladara. Kereta yang dibuat pada tahun 1896 dan menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar ini melintasi Kantor Wali Kota Surakarta, Loji Gandrung, Museum Radi Pustaka, Museum Batik Danar Hadi, dan Stasiun Sanggrah, sebelum akhirnya kembali ke Stasiun Purwosari.[18] Selain itu, pada 20 Februari 2011, bus tingkat Werkudara juga dioperasikan dan segera menjadi salah satu ikon kota Solo yang sampai sekarang dilestarikan.[19]
Pada Juli 2011, Jokowi meluncurkan Railbus Batara Kresna yang melayani rute Sukoharjo-Surakarta. Railbus yang mulai dioperasikan pada Agustus 2012 ini dibuat oleh PT INKA. Namun, pada November 2012, railbus ini tidak berjalan lagi karena mengalami kerugian, dan permintaan subsidi oleh Wali Kota Solo saat itu F.X. Hadi Rudyatmo ditolak oleh DPRD Surakarta.[20]
Hari bebas kendaraan bermotor
suntingPada tahun 2010, Jokowi menggagas hari bebas kendaraan bermotor di sepanjang Jalan Slamet Riyadi setiap hari Minggu dari pukul 6 hingga 9 pagi, walaupun jalanan sudah didatangi pejalan kaki dari pukul 5 pagi.[21] Selain itu, pada hari Sabtu 31 Desember 2011 dan Minggu 1 Januari 2012, kota Surakarta berhasil mengadakan malam bebas kendaraan bermotor pertama di Indonesia.[22]
Konflik Keraton Surakarta
suntingPada tanggal 11 Juni 2004, Pakubuwana XII meninggal dunia tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera mahkota, sehingga terjadi pertentangan antara kedua putranya, Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Susuhunan (SDISKS) Paku Buwono XIII dan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan. Selama tujuh tahun ada dua raja yang ditunjuk oleh kedua pihak di dalam satu Keraton.[23]
Konflik ini akhirnya mendorong campur tangan pemerintah Republik Indonesia dengan menawarkan dualisme kepemimpinan, dengan Paku Buwono XIII sebagai Raja dan KGPH Panembahan Agung Tedjowulan sebagai wakil atau Mahapatih. Penandatanganan kesepahaman ini didukung oleh empat perwakilan menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pekerjaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun konflik belum selesai karena beberapa keluarga keraton masih menolak penyatuan ini.[24]
Puncaknya adalah penolakan atas Raja dan Mahapatih untuk memasuki Keraton pada tanggal 25 Mei 2012. Keduanya dicegat di pintu utama Keraton di Korikamandoengan.[25] Jokowi akhirnya berperan menyatukan kembali perpecahan ini setelah delapan bulan menemui satu per satu pihak keraton yang terlibat dalam pertentangan.[26] Pada tanggal 4 Juni 2012 akhirnya Ketua DPR Marzuki Alie menyatakan berakhirnya konflik Keraton Surakarta yang didukung oleh pernyataan kesediaan melepas gelar oleh Panembahan Agung Tedjowulan, serta kesiapan kedua keluarga untuk melakukan rekonsiliasi.[24]
Konflik dengan Gubernur Jawa Tengah
suntingPada Juni 2011, Joko Widodo menolak pendirian mal di lokasi bekas pabrik es Saripetojo untuk membatasi maraknya pasar modern dan melindungi pasar tradisional.[27] Kebijakan pendirian mal ini merupakan kebijakan dari Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo,[27] sehingga Bibit mengatakan Jokowi "bodoh" karena menentang kebijakan gubernur.[27] Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari warga Solo, yang bahkan kemudian menolak kedatangan Bibit di kota Surakarta.[28] Jokowi sendiri menanggapi dengan santai, dan menyatakan bahwa "saya itu memang masih bodoh. Masih harus banyak belajar ke banyak orang".[27]
Menekan militan radikal
suntingMenurut bocoran kawat diplomatik Wikileaks yang bertanggal 3 November 2008, Jokowi berhasil mengubah Solo dari "pusat radikalisme" menjadi "tempat wisata" berkat "pemerintahan yang baik dalam tingkatan lokal".[29] Kawat diplomatik tersebut mencatat bahwa sebelum Jokowi mulai menjabat pada tahun 2005, Front Pembela Islam (FPI) sering meminta uang dari hotel-hotel dengan ancaman akan mengusir orang-orang Barat dari Solo, dan wali kota sebelum Jokowi tidak melakukan apa-apa untuk menghentikannya.[29] Selain itu, pesantren Ngruki di Sukoharjo, tetangga Solo, juga dikenal akan keterkaitannya dengan Abu Bakar Baasyir.[29] Menurut kawat diplomatik tersebut, Jokowi berhasil memperbaiki keadaan dengan bekerjasama dengan polisi dan pemerintah pusat untuk meningkatkan keamanan dan memulai dialog dengan pemimpin-pemimpin radikal agar mereka berhenti meneror warga dan wisatawan.[29]
Pandangan
suntingMenurut Rushda Majeed dalam studi kasusnya mengenai kota Solo, Jokowi telah memperbaiki kondisi permukiman kumuh, meningkatkan layanan kesehatan, dan mereformasi pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi.[30] Ia juga membuka proses keuangan untuk umum dan menyediakan one-stop service bagi mereka yang hendak membuat izin bisnis atau izin-izin lainnya.[30]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f g Surakarta, on its way to being a MICE City, diakses di situs The Jakarta Post
- ^ "Gubernur Bibit Setuju Tunda Bongkar Sari Petojo, diakses dari situs Fakta12". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-06. Diakses tanggal 2014-11-15.
- ^ a b _____. Strategi Komunikasi Pemerintah Kota Solo dalam Pemindahan Pedagang Kaki Lima. Diakses dari librari eprint UNDIP pada 19 Maret 2014
- ^ Jokowi: Solo Ibu Kota Batik Di Tahun Depan, diakses di timlo.net
- ^ Jokowi dan Solo Batik Carnival, diakses di merdeka.com
- ^ a b c Techno park to be revamped to facilitate mass production, diakses di situs The Jakarta Post
- ^ a b Solo mayor inaugurates Esemka as official vehicle, diakses di situs The Jakarta Post
- ^ Esemka Mangkrak, Solo Techno Park Buat Mesin Cetak Diarsipkan 2014-10-06 di Wayback Machine., diakses di situs Tempo
- ^ Solo Techno Park Siapkan Pelatihan Teknisi Pesawat Terbang[pranala nonaktif permanen], diakses di situs resmi Solo Techno Park.
- ^ a b Jokowi’s programs will be implemented, diakses di situs The Jakarta Post
- ^ a b c Jokowi Siap Terapkan PKMS di Jakarta, diakses di situs Tribun Jakarta
- ^ a b c d e Biaya Sekolah Siswa SD dan SMP Solo Digratiskan, diakses di situs Republika
- ^ Jokowi Tinjau Lokasi Pasar Windujenar, diakses dari situs timlo.net
- ^ a b "Jokowi Sidak Pembangunan City Walk dan Pasar Depok, diakses dari situs resmi pemerintah Surakarta". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-06. Diakses tanggal 2014-11-15.
- ^ "Ngarsopuro, Tempat Nongkrong Asyik di Solo, diakses di yahoo.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-07. Diakses tanggal 2014-11-15.
- ^ a b Surakarta promotes communal toilets, diakses di The Jakarta Post
- ^ a b Malik, Candra (30 Januari 2011). "Solo and Yogyakarta Point Way With 'Smart' Public Transportation". The Jakarta Globe. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Agustus 2013.
- ^ Pilihan Wisata Solo, Sepur Kluthuk Jaladara, diakses dari situs Republika Online
- ^ Bus tingkat Werkudara jadi ikon Kota Solo, diakses dari situs Merdeka Online
- ^ High costs leave Solo’s new railbus system idle, diakses dari situs The Jakarta Post
- ^ Solo Car Free Day, Tak Sekedar Bebas Asap Kendaraan Bermotor, diakses dari situs Kementrian Perhubungan Republik Indonesia[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Solo Sukses Gelar Car Free Night Pertama se Indonesia, diakses di situs Suara Merdeka". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-29. Diakses tanggal 2014-11-15.
- ^ Keluarga Raja/Sunan, diakses dari situs Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
- ^ a b Konflik Keraton Surakarta Berakhir, diakses dari situs Republika Online
- ^ "KONFLIK KERATON SOLO: Penjagaan Polisi Dikurangi, Hangabehi-Tedjowulan Tunda Masuki Keraton, diakses dari situs Harian Jogja". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-19. Diakses tanggal 2014-11-15.
- ^ Jokowi Pantau Konflik Raja vs Bangsawan Solo, diakses dari Situs VivaNews
- ^ a b c d Dibilang Bodoh Oleh Gubernur Jateng, Wali kota Solo Santai, dikutip di situs Detik pada 3 Juni 2014.
- ^ Warga Solo makin marah dengan Gubernur Bibit Waluyo, diakses di situs Solopos pada 3 Juni 2014.
- ^ a b c d SOLO -- FROM RADICAL HUB TO TOURIST HAVEN, diakses di situs Wikileaks.
- ^ a b "Defusing a Volatile City, Igniting Reforms: Joko Widodo and Surakarta, Indonesia" (PDF). Princeton. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-04-13. Diakses tanggal 6 April 2014.
Didahului oleh: Slamet Suryanto |
Wali Kota Surakarta 2005–2012 |
Diteruskan oleh: F.X. Hadi Rudyatmo |