Kapal perusak Jepang Arashi
Arashi (嵐 , "Badai") adalah kapal perusak kelas Kagerō yang dibangun untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang berlaga dalam Perang Dunia II.
Arashi pada bulan Desember 1940.
| |
Sejarah | |
---|---|
Kekaisaran Jepang | |
Nama | Arashi |
Pembangun | Arsenal Angkatan Laut Maizuru |
Pasang lunas | 4 Mei 1939 |
Diluncurkan | 22 April 1940 |
Mulai berlayar | 25 November 1940 |
Dicoret | 15 Oktober 1943 |
Nasib | Tenggelam pada 7 Agustus 1943 |
Ciri-ciri umum | |
Kelas dan jenis | Kapal perusak kelas-Kagerō |
Berat benaman | 2.490 ton panjang (2.530 t) |
Panjang | 118,5 m (388 ft 9 in) |
Lebar | 10,8 m (35 ft 5 in) |
Sarat air | 3,8 m (12 ft 6 in) |
Pendorong |
|
Kecepatan | 35 knot (40 mph; 65 km/h) |
Jangkauan | 5.000 nmi (9.300 km) pada 18 knot (21 mph; 33 km/h) |
Awak kapal | 240 orang |
Senjata |
|
Catatan dinas | |
---|---|
Operasi: | Pertempuran Teluk Vella (1943) |
Prestasi: | USS Asheville (1942) |
Desain dan deskripsi
suntingKelas Kagerō merupakan peningkatan dari kelas Asashio. Jumlah awak kapal yang dapat ditampung mencapai 240 orang. Mereka memiliki panjang keseluruhan 118,5 meter (388 ft 9 in) secara keseluruhan, dengan lebar 10,8 meter (35 ft 5 in), dan sarat airnnya 3,76 meter (12 ft 4 in).[1] Berat benaman mereka mencapai 2.065 ton metrik (2.032 ton panjang) untuk muat standar dan 2.529 ton metrik (2.489 ton panjang) untuk muat penuh.[2] Kapal-kapal dalam kelas ini memiliki dua turbin uap bergir Kampon, yang masing-masing menggerakkan satu poros penggerak menggunakan uap yang berasal dari tiga pendidih tabung air Kampon. Turbin tersebut dapat mengeluarkan tenaga sebesar 52.000 tenaga kuda poros (39.000 kW) dirancang untuk kecepatan 35 knot (65 km/h; 40 mph). Kapal-kapal yang memiliki kisaran 5.000 mil laut (9.300 km; 5.800 mi), dan dapat mendorong kapal hingga 18 knot (33 km/h; 21 mph).[3]
Persenjataan utama pada kapal kelas Kagerō terdiri dari tiga buah meriam Tipe 3 berlaras ganda, dua buah di bagian belakang kapal secara superfiring dan satu buah di bagian depan superstruktur. Untuk pertahanan udara, mereka memiliki empat senjata anti-pesawat Tipe 96 25-milimeter (1,0 in) berlaras ganda, dan senjata ini jumlahnya ditambahkan seiring berjalannya perang. Kapal dalam kelas ini juga dipersenjatai dengan delapan tabung torpedo 610-milimeter (24,0 in) untuk Torpedo Tipe 93 (torpedo berbahan bakar oksigen). Torpedo ditempatkan di 4 lubang pada sisi kiri dan kanan kapal. Satu torpedo cadangan juga sudah dipasang di setiap tabung. Senjata anti-kapal selam mereka terdiri dari 18 peledak kedalaman.
Kapal perusak kelas Kagerō yang secara keseluruhan hampir identik dengan kelas Asashio. Perubahan yang dilakukan oleh arsitek angkatan laut Kekaisaran Jepang dalam Kelas Kagerō adalah meningkatkan stabilitas dan untuk memaksimalkan teknologi torpedo. Berdasarkan proyeksi strategis angkatan laut Kekaisaran Jepang, mereka dirancang untuk menemani Armada utama Jepang pada di pertempuran siang dan malam melawan Angkatan Laut Amerika Serikat di Samudera Pasifik.[4] Meskipun menjadi salah satu kelas kapal perusak yang paling kuat di dunia pada saat mereka selesai, hanya satu yang sintas dari Perang Pasifik.[5]
Sejarah operasional
suntingAwal Perang Dunia II
suntingPada tanggal 3 Maret 1942 Arashi membantu menenggelamkan perahu serbu USS Asheville.
Midway
suntingArashi dikenal karena keterlibatannya dalam Pertempuran Midway. Ia menjadi pendamping untuk armada kapal induk. Kapal-kapal perusak telah bersiap menghadapi kapal selam USS Nautilus, ketika pesawat tempur Jepang Zero menukik dan menembakkan senapan mesin di Nautilus seperti itu saat periskopnya muncul. Arashi melihat kejadian itu dan mulai melempar peledak kedalaman. Satuan tugas Jepang Task force berubah haluan ketika Arashi terus menyerang Nautilus. Setelah menahan Nautilus cukup lama sampai dirasa tidak lagi menjadi ancaman, kapten Arashi akhirnya menghentikan serangan dan berlayar ke utara untuk bergabung dengan armada kapal induk. Saay dua skuadron pengebom tukik dari USS Enterprise mencari satuan tugas Jepang, Arashi terlihat sedang mengebut ke utara. Kecepatan kapal tersebut membuat gelombang panjang, yang terlihat seperti arah panah bagi para pilot Amerika, yang secara tak langsung membimbing mereka menuju operator Jepang. Sementara itu, pesawat tempur Jepang telah menarik diri karena harus melindungi kapal operator mereka saat operator mereka berusaha untuk menghindari serangan torpedo dari Skuadron Torpedo VT-8 dari kapal Hornet. Pada saat yang menegangkan, armada Jepang pada dasarnya tidak memiliki pertahanan udara yang cukup. Ini menjadi kesempatan emas bagi para pengebom tukik Amerika . Pengebom tukik dari Enterprise dapat terbang di atas kapal induk Jepang Kaga dan Akagi tanpa hambatan, dan langsung menjatuhkan beberapa bom kepada Kaga dan satu bom di Akagi yang mengakhiri riwayat kedua kapal tersebut.[6]
Selama pertempuran, Arashi diketahui telah memungut salah satu pilot dari USS Yorktown yang jatuh. Pilot itu telah membeberkan gambaran umum dari armada yang mereka lawan, dan menjadi satu-satunya sumber keterangan yang jelas mengenai armada induk Amerika yang Jepang peroleh selama pertempuran. Menurut laporan pertempuran Laksamana Chūichi Nagumo, pilot tersebut meninggal sehari setelah pemulihan dan dimakamkan di laut. Berdasarkan sumber-sumber lain yang telah dipelajari Jepang, dapat diindikasikan bahwa pilot tersebut berasal dari Chicago.[7][8] Akhirnya ditemukanlah fakta bahwa pilot itu adalah Wesley Osmus, salah satu pilot TBD di formasi VT-3. Osmus menerbangkan pesawat terakhir di formasi VT-3. Dengan demikian, pesawat tersebutlah yang diserang pertama kali dan hancur berkeping-keping. Jasad Osmus diangkat pada tanggal 4 Juni dan dimakamkan tanggal 5 Juni. Sebuah penyelidikan yang dilakukan Angkatan Laut Amerika Serikat setelah perang berupa wawancara saksi-saksi yang melaporkan bahwa setelah diinterogasi, Osmus dibawa ke buritan Arashi dan bagian belakang lehernya dipukul dengan kapak. Ia dibiarkan sebentar, dan kemudian tubuhnya didorong ke laut.[9][10] Berbagai upaya dilakukan untuk menemukan kapten Arashi dan mengadili dia atas kejahatan perang, tetapi kemudian diketahui bahwa ia telah meninggal dalam konflik, dan masalah itu pun dianggap selesai.
Di Kepulauan Solomon
suntingArashi menjadi bagian dari konvoi Jepang yang berlayar melalui Selat Blackett pada tahun 1943. Dalam konvoi tersebut ada kapal perusak Amagiri, Hagikaze, dan Shigure. Kapal pemimpin konvoi, Amagiri, terkenal sebagai kapal yang menabrak dan meneggelamkan perahu patroli Amerika PT-109. Perahu torpedo tersebut dikomadoi oleh Letnan John F. Kennedy, yang nantinya sintas dari perang dunia dan menjadi Presiden Amerika Serikat.
Pada tanggal 7 Agustus 1943, Arashi lagi-lagi mencoba untuk mendaratkan bala bantuan ke garnisun di pulau New Georgia sebagai bagian dari konvoi cepat yang terdiri dari empat kapal perusak. Konvoi itu dicegat oleh kapal perusak Amerika Serikat yang sudah menunggu diantara Kolombangara dan Vella Lavella (07°50′S 156°55′E / 7.833°S 156.917°E). Pasukan Amerika Serikat menyerang secara tiba-tiba. Arashi bersama dengan kapal perusak Hagikaze dan Kawakaze pun karam oleh torpedo dan tembakan meriam dari kapal perusak Dunlap, Craven dan Maury dalam pertempuran yang dikenal sebagai Pertempuran Teluk Vella.
Kutipan
sunting- ^ Chesneau, p. 194
- ^ Whitley, pp. 200–01
- ^ Jentschura, Jung & Mickel, p. 148
- ^ Peattie & Evans, Kaigun .
- ^ Globalsecurity.org, IJN Kagero class destroyers
- ^ Parshall, Jonathan; Tully, Anthony (2005). Shattered Sword: The Untold Story of the Battle of Midway. Dulles, Virginia: Potomac Books. hlm. 217. ISBN 1-57488-923-0.
- ^ Chūichi Nagumo (June 1942). "CINC First Air Fleet Detailed Battle Report no. 6".
- ^ Cressman, Robert (1999). The Official Chronology of the U.S. Navy in World War II. Naval Institute Press. hlm. 101. ISBN 1-55750-149-1.
- ^ [[#CITEREF|]]
- ^ "Osmus". Navy Historical Society. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-03-29. Diakses tanggal 2018-11-06.
Referensi
sunting- Chesneau, Roger, ed. (1980). Conway's All the World's Fighting Ships 1922–1946. Greenwich, UK: Conway Maritime Press. ISBN 0-85177-146-7.
- Jentschura, Hansgeorg; Jung, Dieter & Mickel, Peter (1977). Warships of the Imperial Japanese Navy, 1869–1945. Annapolis, Maryland: United States Naval Institute. ISBN 0-87021-893-X.
- Whitley, M. J. (1988). Destroyers of World War 2. Annapolis, Maryland: Naval Institute Press. ISBN 0-87021-326-1.